Bimbang dan Kacau

2387 Words

“Gak ke rumah sakit lagi lo?” tanya Dennis begitu masuk ke ruangan Akib. Sahabatnya itu nampak serius menekuni pekerjaannya. Ia tak tampak terlihat ber-keliaran untuk sekedar melihat Airin. Ia benar-benar sudah menyerah. Airin memang lebih baik di tangan lelaki yang bisa membimbingnya. Ia menggeleng. Dennis menatap kasihan padanya. Lelaki itu menggelengkan kepalanya lalu menyandarkan tubuhnya di sofa. “Kemaren gue sempet ketemu Airin. Dia sama cowok. Pacarnya ya?” ranyanya tanpa memikirkan perasaan Akib yang terpojokan. Dalam hati Dennis mengikik geli. Akib ini harus benar-benar terpuruk dalam perasaannya agar bisa bangkit dan menjadi dewasa. Bukan malah diam seperti ini. “Airin aja move on. Masa lo gak sih?” cibirnya yang kali ini membuat jemari Akib berhenti mengetik. Lelaki itu menarik

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD