Yang merasa Airin sedikit berbeda itu bukan hanya kakak-kakaknya, Papi-Mami dan beberapa pekerja di rumah sakit tapi juga Adam. Gadis itu sering bengong kalau diajak bicara. Suka gak nyambung juga. Diajak ngomong apa, jawabnya apa kalo ditanya. Tapi Adam memilih mengerti. Ia tak mencurigai Airin sedikit pun. Ia malah berpikir mungkin Airin sedang banyak pikiran. Minggu pagi itu, seperti biasa Adam datang ke rumahnya untuk mengajak gadis itu jogging. Itu kegiatan yang sering mereka lakukan secara rutin. Seperti biasa pula, Airin pasti sudah duduk di teras rumahnya menunggu kedatangan Adam. Laki-laki itu tak pernah telat. Ia selalu on time. Sekitar jam lima, pasti sudah tiba. Benar saja! Laki-laki itu datang bersama motornya. Ia tersenyum saat melihat Airin sudah di teras rumah menunggunya