Ruzayn Fadelyzayd

1073 Words
“Mama tidak akan mengizinkan kamu menikahinya.” Lyra berkata tegas. Matanya menatap Ruzayn tanpa kedip. Lyra menentang keras rencana pernikahan Ruzayn Fadelyzad, anak satu-satunya. Sudah satu minggu ini, Ruzayn merengek kepadanya supaya Lyra memberikan restu dan menerima rencana pernikahannya dengan Anaya angelina franca yang baru berusia 22 tahun, anak dari pemilik perusahaan tempat Ruzayn bekerja. “Ayolah, Ma. Hanya restu saja masa Mama gak mau?” rengek Ruzayn lagi, dan entah sudah yang keberapa kalinya lelaki yang berusia 26 tahun tersebut meminta hal itu pada Lyra. Ruzayn sudah mengandalkan semua cara supaya Lyra mau menerima Anaya sebagai istrinya, mulai dari memijit, memeluk dan membuatkan Lyra sarapan hingga membelikan Lyra barang-barang mewah yang bermerk. Semua usaha yang dilakukannya tidak berarti apa-apa di mata Lyra. Ia tetap menentang rencana pernikahan Ruzayn dengan anak konglomerat yang tidak punya adab itu. Ya, Lyra sama sekali tidak menyukai Anaya. Dimata Lyra, Anaya hanyalah seorang gadis manja yang terbiasa dengan semua kekayaan yang diberikan oleh papanya. Anaya adalah seorang gadis egois yang semua kemauannya harus dituruti, semua yang dia inginkan harus ia dapatkan bagaimanapun caranya. Dan yang lebih parah lagi, Anaya tidak memiliki etika dan sopan santun bahkan kepada orang yang lebih tua darinya. Semua yang ada di diri Anaya adalah hal yang terburuk yang dimiliki manusia, begitulah Lyra menilai Anaya. Dan gadis itu sangatlah tidak cocok disandingkan dengan Ruzayn-nya. Ruzayn, anak satu-satunya yang ia miliki. Bagaimanapun, Lyra akan melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan anaknya. Tapi bukan dengan merestui hubungannya dengan Anaya. Lyra benar-benar tidak bisa untuk yang satu itu. “Ma, mau ya?” Ruzayn yang tadi duduk di samping Lyra berpindah ke karpet warna hijau bermotif bunga Lily warna merah muda. Kedua tangannya menyentuh kaki Lyra dan memberikan pijatan lembut di sana. “Tidak, Nak! Jangan paksa mama untuk melakukannya.” Lyra berkata dengan lembut. Ia sebenarnya tidak tega menolak permintaan anak kesayangannya jika sudah memohon seperti ini. Tapi dengan merestui hubungannya dengan Anaya sama saja artinya mengantarkan Ruzayn pada seekor singa betina. “Kenapa, Ma? Anaya cantik. Semua orang pasti akan berkata seperti itu jika melihatnya.” ucap Ruzayn yang menyebutkan satu-satunya kelebihan yang Anaya punya. “Dan kamu tidak mencintainya!” sanggah Lyra. “Maaa ...” Ruzayn Bangkit dan kembali duduk di tempat semula. “Cinta itu tidak penting. Yang penting adalah, Anaya satu-satunya jalan yang membawa aku masuk ke keluarga Barend.” “Simpan ambisimu, Ruzayn!” Rasyad, sang Papa mulai mengeluarkan suara. Dari tadi ia hanya menjadi penonton perdebatan anak dan istrinya. “Tidak Pa! Aku tidak akan menyimpan ataupun membuang ambisiku. Aku hanya mengambil apa yang seharusnya menjadi milik kita. Aku bukan seperti papa yang hanya diam dan merelakan semuanya.” “Ruzayn!” bentak Rasyad, bentakan itu membuat Ruzayn menghentikan ucapannya. “Maaf, Pa. Aku hanya ingin Mama dan Papa mendukungku. Hanya itu.” Ruzayn tertunduk. “Papa dan Mama selalu mendukungmu. Kamu ingin masuk ke perusahaan itu, kami tidak melarang. Tapi dengan menikahi anaknya yang sama sekali tidak kamu cintai, itu sama saja dengan mengorbankan hidupmu. Kami tidak mau kamu melangkah sampai sejauh itu.” papar Rasyad. “Aku tidak merasa terbebani, Pa! Aku akan melakukan apapun itu untuk merebut kembali perusahaan itu. Termasuk dengan menikahi Anaya.” “Ruzayn ... kenapa kamu keras kepala seperti itu?” ucap Lyra. “Ini karena kamu yang terus saja memanjakannya.” jawab Rasyad. “Aku hanya punya satu anak. Wajar jika aku sangat memanjakannya. Tapi aku tidak pernah mengajarkannya menjadi anak yang berambisi seperti ini.” Lyra membantah tuduhan yang diberikan Rasyad. “Ia mewarisi sifat kakeknya. Pekerja keras dan tegas. Tapi pada dasarnya, ia anak yang penyanyang.” ucap Lyra lagi. “Kakek sudah bekerja keras mendirikan dan mengembangkan perusahaannya. Lalu mereka seenaknya mengambil semua itu dan menjadikan perusahaan tersebut menjadi milik mereka. Papa tidak peduli sama sekali, maka aku yang akan merebutnya.” Ruzayn berkata dengan penuh percaya diri. “Tapi bukan dengan menikahi anaknya, Ruzayn!” Rasyad menekankan penyebutan pada nama Ruzayn. “Menikahinya justru membuat jalan itu semakin mudah, Pa!” Rasyad menghela nafas. Anaknya itu memang keras kepala dan tidak bisa dinasehati. “Kamu akan menyesal jika kamu menikah bukan dengan orang yang kamu cintai.” Giliran Lyra yang menasehati. “Aku tau apa yang aku lakukan, Ma. Aku tidak akan menyesal. Percayalah! Aku hanya butuh dukungan kalian. Restui saja anak tampanmu ini, dan semua pasti akan berjalan dengan lancar.” “Tapi Anaya gadis yang tidak punya tata krama, ia bahkan tidak menghormati Mama sebagai mama kamu.” “Aku pastikan setelah ini, ia tidak hanya menghormati Mama tapi juga patuh pada semua ucapan Mama.” Ruzayn berkata dengan jumawa. Kalau sudah percaya diri seperti itu, semua orang akan menuruti permintaannya. Rasyad mendesah, “Terserah padamu. Lakukanlah yang menurutmu itu benar. tapi ingat! Jangan pernah menyesal dan kembali merengek pada Mamamu jika suatu hari nanti kamu menyadari apa yang telah kami sampaikan hari ini terbukti benar.” “Ayo kita tidur, sayang! Ini sudah larut malam. Anak lelaki itu tidak pernah tau rasa cinta itu seperti apa. Ia belum merasakan jatuh cinta maka dengan gampangnya ia bersedia menikah dengan orang yang tidak dicintainya.” Rasyad bangkit dan membawa Lyra untuk pergi menuju kamar mereka, meninggalkan Ruzayn seorang diri di ruang keluarga. “Semoga nanti malam ada keajaiban yang bisa merubah pikirannya.” gumam Rasyad. “Ya, semoga saja dia juga tidak akan jatuh cinta jika gadis sombong itu hamil.” sindir Lyra. “Sssttt ... jangan mengungkit masa lalu.” bisik Rasyad. Ruzayn mencebik mendengar sindiran dari kedua orangtuanya. ia senang jika Rasyad dan Lyra saling kompak untuk menentangnya, tapi bukan Ruzayn namanya jika ia tidak bisa mengubah keputusan dua orang yang paling berarti dalam hidupnya itu. Bagaimanapun caranya, Ruzayn harus menerima pinangan Tuan Barend, bos nya di perusahaan. Pernikahan itu akan melancarkan semua misinya. Ruzayn tidak menyimpan dendam sama sekali, Ruzayn hanya akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya. Meskipun akan hidup dengan orang yang tidak ia suka dan tidak ia cintai sama sekali. “Mama benar, Anaya bukanlah gadis yang baik untuk dijadikan istri. Tapi aku butuh dirinya untuk bisa mengambil kembali semuanya. Jadi, aku mohon, Ma! Restuilah pernikahan ini.” Ruzayn berkata di dalam hatinya. Ruzayn berharap, malam ini akan ada keajaiban yang diberikan tuhan kepada orangtuanya. Besok pagi, Mama dan Papanya akan merestui hubungannya dengan Anaya. Tidak hanya Ruzayn, Rasyad dan Lyra juga memohon keajaiban kepada tuhan, berharap supaya Ruzayn diberikan keajaiban sehingga ia berubah pikiran untuk menikahi Anaya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD