"Em, kamu pakai bantal ini saja." Yunara segera menukar bantal miliknya dengan bantal berbau maskulin tadi. Semalam, Farel tidur di sana. "Ah ya." Ragu-ragu, Jesyca mengambil alih bantal dari Yunara, dia sedikit mencoba mencium aromanya dan kali ini, harum yang lebih lembut. "Kita tidur," ucap Yunara, gadis itu merebahkan tubuhnya kembali. Jesyca pun turut melakukan hal yang sama. Dia merebahkan tubuhnya. Dia menatap pada langit-langit kamar. Pikirannya mengira-ngira sudah sejauh mana hubungan Yunara dan Farel. "Kapan, kamu akan menikah dengan Farel?" tanya Jesyca, matanya masih menatap pada langit-langit kamar. Yunara membuka matanya kembali. Mendengar pertanyaan Jesyca, dia pun bingung, haruskan dia menjawabnya? "Kalian, pasti sudah sangat dekat," ujar Jesyca. Yunara tentu m