Nadhifa menghapus air matanya, dia membiarkan rasa kecewa dan amarahnya menguap. Lagipula, Azzam memang pantas berbuat serperti itu kepada dirinya karena dia bukanlah orang yang Azzam sayangi. Nadhifa sangat paham jika Azzam sangat menyayangi Reina. Ucapannya yang sama sekali tanpa bukti jelas akan membuat Azzam marah, apalagi kata-katanya terkesan menuduh istri pertama dari suaminya itu. Dia kembali berbaring dan memejamkan mata, pikirannya berkecamuk. Dia tentunya tidak bisa pergi dari rumah itu walaupun sudah mendapat persetujuan dari Azzam. “Ya Allah, apa yang harus kulakukan?” gumam Nadhifa lirih. Air matanya kembali jatuh, walaupun sudah berusah auntuk tidak memikirkan apa yang terjadi barusan. Nadhifa tetap sakit hati, bagaimana tidak? Pria yang selama ini dia kenal dengan sop