"Winda!" Dimas, dan Dirga berlomba mendekati Winda. Dengan sigap Dimas mengangkat tubuh Winda. "Siapkan mobil!" Teriak Dimas kepada pegawainya yang ikut mendekat juga. Sigap Amir menyiapkan mobil, dan yang lain membantu membukakan pintu mobil bagian belakang. Sementara Dirga duduk di depan di samping Amir yang menyetir. "Winda, bangun, Sayang, bangun. Aku mohon, bertahan ya, Sayang. Aku sayang Winda, aku cinta Winda. Winda pasti bisa bertahan. Winda sudah janji akan menemani sampai akhir hayatku. Winda sudah janji, kita akan punya baby lagi ...." Dimas terisak pelan, air matanya jatuh menitik ke pipi Winda. Dirga yang mendengarkan ucapan Daddy-nya, merasa hatinya disesaki penyesalan yang dalam. Ia sudah melukai Winda untuk kedua kalinya, dan kini ia juga sudah melukai hati Daddy-nya.