Dimas bermaksud mengeratkan pelukannya di tubuh Winda. Tapi tempat di sebelahnya kosong, menyadari Winda tidak ada di sisinya Dimas langsung melompat bangun. Pandangannya menyapu ruangan kamar tidur, dan Winda tengah duduk di sofa pojok kamar. Pandangannya ke luar jendela. Dimas mencari celana boxernya di atas lantai, lalu mengenakan celana itu, setelah menemukannya. Dimas duduk di sisi Winda. "Ada apa, Sayang? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Dimas lembut. Winda beringsut naik, untuk duduk miring di atas pangkuan Dimas. Disandarkan kepalanya di bahu Dimas. Kedua tangan Dimas melingkari tubuhnya. "Ada apa, Sayang?" Tanya Dimas lagi. "Daddy." "Ya." "Winda terus berpikir sejak semalam." "Memikirkan apa, Sayang?" "Winda pikir, Nenek ... eeh, Ibu tiri Winda, sebenarnya tid