Sekumpulan remaja dari sekolah Star Light yang baru saja mendapat info kelulusan sedang merayakan kelulusan mereka dengan coret-coret baju sekolah di sebuah taman luas hijau nan indah yang sudah dipesan oleh Rama khusus untuk acara coret-coret ini.
Berbagai pewarna telah memenuhi seragam Rama, tak hanya laki-laki yang mewarnai bajunya, namun perempuan juga bahkan para perempuan mengambil kesempatan itu untuk menggoda Rama sehingga membuat Gisela langsung pasang badan dan menjauhi para gadis itu agar kekasihnya tak jatuh hati ke perempuan lain.
"Gila, Rama. Buat acara coret-coret sampai pakai taman pribadi keluarganya."
"Memang kaya banget, Rama."
"Iya, dong. Rama kan kekasih siswi tercantik di sekolah, sudah pasti harus kaya."
Dengan sombongnya, Gisela mendekat ke arah gerombolan para siswi yang sedang memuja kekasihnya. Ia tak akan membuang kesempatan untuk menyombongkan dirinya. Sedangkan para siswi lain menatap tak suka pada Gisela, dalam hati mereka berdoa agar Rama memutuskan Gisela segera agar kesombongan perempuan itu pudar.
Di sisi lain, Rama sedang berbicara dengan teman-temannya soal pesta nanti malam yang akan diadakan di sebuah hotel mewah dengan nuansa Club atau Bar, mengingat nama ayahnya melekat pada dirinya membuat Rama tak bisa membuat pesta di tempat kotor seperti Club, ia harus membuat pesta yang lebih pribadi dan di tempat yang elegan.
"Engga sabar nanti malam melihat pesta yang dibuat Rama."
"Pasti mewah dan mahal."
"Banyak minuman kan, Rama?"
"Banyak, dong. Sudah dipesan minuman dengan berbagai rasa dan pastinya mahal."
"Waw, engga salah memang Rama jadi pangeran sekolah, sudah baik hati, kaya, tampan pula."
Teman-teman Rama bergantian memberikan pujian pada Rama yang saat ini sedang tersenyum bangga karena ia telah berhasil membuat teman-temannya kagum pada kekayaannya. Ia tak pernah segan-segan mengeluarkan uang dalam jumlah yang banyak untuk para sahabatnya karena ia tak tahu harus dikemanakan uang yang ia miliki di saat ini. Lagi pula ia harus menikmati jerih payahnya selama seminggu lebih ini karena sudah belajar dengan giat dan mendapat nilai bagus di sekolah atas kelulusannya, ia peringkat pertama dengan nilai kelulusan terbesar dan membuat para guru sempat tak percaya karena kelakuan buruknya selama tiga tahun di sekolah bahkan ia sampai harus menjalani tes lisan namun ia berhasil membuktikan bahwa nilainya itu murni hasil pemikirannya.
"Nanti malam jangan lupa untuk berpesta di Hotel ya?!"
"Oke, Rama!"
Semua siswa maupun siswi serentak menjawab tawaran Rama dengan gembira karena mereka tak mungkin melewatkan pesta mewah tersebut.
[][][][][][][][][][][][][][][][][][][]
Malam pun tiba dan pesta mewah pun dimulai di sebuah hotel ternama di pusat kota Jakarta. Ratusan siswa maupun siswi sudah datang dengan berbagai pakaian terbaik dan mewah yang mereka punya. Para remaja wanita berlomba-lomba memamerkan tubuhnya yang seksi dalam balutan gaun malam yang ketat dan pendek, lalu remaja pria berlomba-lomba menunjukkan ketampanan dan kegagahannya dalam balutan jas berkilau.
Pesta ini tak sesuai dengan umur penyelenggaranya karena pesta ini terlalu dewasa untuk ukuran remaja, banyak minuman alkohol di pesta ini, banyak yang bersentuhan fisik melebihi pantas dan tak sesuai untuk remaja dan banyak sudah mabuk maupun merokok hingga asap rokok, bau minuman, lampu yang kedap kedip, dan musik keras menjadi perpaduan yang mampu membuat para remaja ini lupa daratan.
Awalnya Rama menikmati pesta ini namun lama-kelamaan ia bosan dan malah mengingat tentang perlakuan kekasih ayahnya tempo lalu yang telah merendahkan harga dirinya sebagai pria dengan menamparnya karena baru pertama kali ia ditampar wanita, biasanya tak ada wanita yang berani menamparnya, wanita itu sudah keterlaluan. Rama pun langsung berdiri dan meninggalkan pesta, ia bahkan tak menjawab pertanyaan para teman dan kekasihnya, maupun menyahuti panggilan mereka karena ia harus keluar dan membalas perbuatan Nadia. Kebetulan ia sudah mencari tahu informasi tentang kekasih ayahnya dan ia sangat yakin posisi manajer perusahaan itu didapat karena menggoda ayahnya. Ia pun langsung masuk ke mobilnya dan mengemudikan mobilnya menuju perumahan elit, Puri Anggrek, tempat Nadia tinggal.
Namun baru setengah jalan berlalu, ia mulai kehilangan kesadarannya karena sudah mabuk parah di hotel tadi, ia pun berusaha tetap sadar dan lanjut mengemudi namun saat melihat seorang wanita melintas di jalan, kecelakaan pun tak bisa dihindarkan, ia baru saja menabrak seorang wanita dan mobilnya menabrak pohon hingga ia tak sadarkan diri dengan kening berdarah.
Para warga sekitar yang melihat kecelakaan itu pun langsung membantu korban kecelakaan baik Rama maupun wanita itu ke rumah sakit. Mereka khawatir wanita itu akan kehilangan nyawanya karena kecelakaan itu telah membuat tubuh wanita itu tergeletak tak berdaya dan bersimbah darah di jalan. Tidak seperti Rama yang hanya mendapat luka kecil di kening.
[][][][][][][][][][][][][][][][][][][]