BAB 7 : The days with(out) you..

1162 Words
    Kuncung dan Kunyil memang bukan tuyul biasa, namun tetap saja mereka itu dasarnya tuyul.  Suka mencuri.  Fakta ini baru Selena temukan saat menemukan keanehan.  Sejak kehadiran mereka barang~barang Ian banyak yang hilang.  Begitupun di TK Chciludey sering terjadi kehilangan barang.  Yang hilang juga barang~barang yang aneh.  Sanggul palsu bu guru, kacamata pak guru, satu kaus kaki sekolah teman mereka, celana kolor Ian, jarum jam tangan Ian, satu sepatu Ian, dan masih banyak barang remeh~remeh seperti itu.  Meski demikian tetap saja mengesalkan kan!     Dan Selena menemukan persembunyian harta karun si tuyul kembar itu.  Tentu saja Selena marah besar hingga tuyul piaraannya menunduk pura~pura ketakutan.     "Kalian ngerti nggak mencuri itu dosa?"     "Kami tau, Kak!" jawab mereka serempak.     Ngeselinnya mereka gak merasa bersalah justru sepertinya bangga sekali!  Selena baru menyadari satu hal.  Piaraannya kan demit piaraan iblis.  Berbuat dosa itu hal yang menyenangkan dan membanggakan bagi mereka!     "Dosa itu enggak baik, Kuncung Kunyil.  Awas, ntar kalian bisa masuk neraka lho," Selena menakut~nakuti mereka.     "Asikkk!!  Kami masuk neraka!  Asikk!!"     Tinggallah Selena yang melongo mengetahui respon mereka.  Duh, lagi~lagi ia lupa, raja mereka kan memang tinggal di Neraka.     "Kalian tak ingin masuk surga?"     "Emang tuyul bisa masuk surga, Kak?" tanya mereka polos.     "Surga terbuka buat siapa aja yang berbuat baik, termasuk kalian."         Mereka menatap tak percaya, tapi mereka juga penasaran.  "Emang di surga ada apa sih, Kak?"     "Ada kedamaian, ada kasih, ada sukacita."     "Sepertinya menjijikkan."     Selena agak tersinggung melihat ekspresi jijik di kedua wajah lucu itu.  Idih, surga yang diidamkannya malah di lecehkan sama tuyul piaraannya.     "Susah amat sih ngomong sama kalian, pokoknya kak Selena taunya kalian harus jadi anak yang baik.  Jangan mencuri lagi.  Besok kalian kenbalikan tuh barang~barang pada pemiliknya."     Untuk menghadapi tuyul kembarnya ini, Selena sepertinya harus main perintah deh.  Mereka udah biasa diperlakukan begitu sih oleh tuannya yang dulu.     "Kembalikan semuanya?" tanya si kembar memastikan.     Selena mengangguk tegas.     "Termasuk pada Ian bodoh?"     "Ya, termasuk pada Ian bo.. haiss, kalian ini!  Gak boleh manggil seperti itu.  Panggil Kak Ian." Mereka tetap keukeh menolak manggil Ian dengan embel~embel 'kak'.  Susah amat sih menghadapi mereka semua!               ===== >*~*       Birjo (biro jodoh) Cupid mulai banyak peminatnya.  Tiap hari ada aja yang datang, entah emang niat serius minta dijodohin atau mau mejeng didepan geng The Bronxz.  Kali aja dapat jodoh salah satu dari mereka.     Tentu saja Selena yang paling berbahagia dengan keadaan ini.  Pasangan demi pasangan mulai terbentuk berkat birjo Cupid.  Tapi kok baru dua pasang yang jadian?  Terlalu lama!  Selena ingin segera kembali menjadi peri cupid sebelum raja iblis itu menguasainya.     Apalagi kini tambah lagi masalah baru, Sebastian Lucifer.  Entah bagaimana pria itu selalu hadir dimana saja ia berada.  Sepertinya saat ini, saat Selena asik menerima curhat seorang cowok yang baru putus cinta di kantor 'birjo Cupid', cowok itu mendadak muncul.     "Selamat siang, Angel," sapanya dengan suara merdunya yang khas.     "Sebastian, tak bisakah kau lihat aku bersama seorang klien?"     Selena berusaha kelihatan profesional.     "Come on darling, aku kan juga klien istimewamu."     "Kamu mau dijodohkan juga?" sindir Selena.     "Yupp."     "Serius?"     "Serius."     "Baik, siapa gadis idamanmu itu?"     "Kamu."     Selena melotot mendengar jawaban Sebastian Lucifer.     "Dengar Sebastian, aku tak masuk dalam arena main perjodohanmu.  Ngerti?"     "Lho aku serius Angel, aku tidak main~main."     "Maaf aku tak berminat bersamamu."     "Akan kubuat kau sangat berminat padaku," kata Sebastian yakin.     Emang susah menghadapi orang kepedean seperti ini.               ===== >*~*       Sementara itu di suatu kegelapan terdengar dua suara orang bercakap~cakap.     "Lucifer, apa yang kau lakukan?  Mengapa sulit sekali menghabisi seorang gadis lemah seperti itu?"  Suara wanita itu menggerutu tak puas.     "Dia pasti sudah mati andai saja Sebastian tidak turut campur!"  Sang lelaki terdengar geram.     "Sebastian?  Aneh, biasanya dia tak pernah peduli pada kehidupan seseorang."  Si wanita terdengar heran.     "Itulah.  Dia terobsebsi pada wanita itu."     Si wanita itu mendengus kesal kemudian ia tertawa licik.     "Mungkin ini bisa kita manfaatkan.  Damon Devilano.  Sebastian Lucifer.  Mereka saling berebut kekuasaan dan wanita.  Menurutmu siapa yang menang?"     "Huh, kuharap mereka mati semuanya!"  Suara lelaki itu berkata dingin.     "Dan kita bisa menikah, Sayang.  Kau bisa menjadi ratuku!"     "Aku tak peduli siapa yang menjadi raja, yang penting aku ratunya!"  Wanita itu tertawa keji.     "Sementara itu kirim pasukan terbaikmu, bunuh wanita itu.  Dia lebih bermanfaat bagi kita bila mati!"     "Aku akan kirim Gordon."     "Gordon?  Bukannya ia sudah lama menghilang?"     "Kini ia menjadi budakku."  Si lelaki tak dapat menyembunyikan kesombongannya.     "Pilihan yang tepat.  Lakukan secepat mungkin."     "Yes, My love," kata lelaki bernama Lucifer itu.               ===== >*~*       Daniel Lee memandang teman~temannya dari kejauhan.  Mereka sedang bermain air di sungai.  Saling menyipratkan air bersama dua bocah kembar yang gundul dan montok itu.  Namanya aneh, Kuncung dan Kunyil.  Daniel Lee tahu mereka bukan manusia.  Ia dapat merasakannya.     Ian terlihat kewalahan menghadapi si kembar itu, akhirnya ia tumbang, masuk kedalam air hingga basah kuyup.  Sobatnya itu memaki~maki histeris.  Sungguh tak pantas kata~katanya didengar anak kecil.  Tapi sekali lagi Daniel tahu, si kembar itu bukan manusia.  Daniel cuek saja.     Kemudian pandangan Daniel menangkap sesosok bayangan hitam.  Gordon, dia langsung mengenalinya.  Gordon mendekati kelompok temannya dan ia mulai menembus salah satu temannya.     Selena tertawa melihat Ian terjatuh dalam sungai.  Ian marah, memaki~maki dengan bahasa yang sungguh aduhai.  Kemudian Ian terdiam, manik matanya berubah hitam kelam.  Ia berdiri dan mendekati Selena.  Lalu ia mencekik Selena kuat~kuat.  Selena membelalakkan matanya, nafasnya tercekat!  Semua berusaha menolongnya, namun entah mengapa kekuatan Ian jadi begitu luar biasa!  Bahkan si kembar tuyul yang menggigit lengan Ian juga tak dapat mengalahkannya.     Napas Selena makin tersengal~sengal, kemudian ia melihat burung rajawali raksasa mendatanginya.     Kieekkk... kieeekkk..     Burung itu mengepakkan sayapnya dan menghantam Ian dengan kibasan sayap raksasanya.  Ian terpental.  Namun Ian masih bisa bangkit berdiri dan berlari menerjang kearah Selena.  Sesaat sebelum ia menjangkau Selena, gadis itu melayang keatas.     Burung rajawali raksasa itu membawa Selena terbang menjauhi Ian beserta yang lain. Selena akhirnya diturunkan di suatu tempat yang agak jauh dari temannya berada.  Masuk kedalam hutan.  Begitu menginjak tanah, burung itu berubah menjadi...     "Daniel Lee!" pekik Selena kaget.     Selena shock begitu mengetahui siapa sebenarnya burung raksasa itu tadi.     "Selena, aku.."     "Jangan mendekat, Daniel!"  Selena menutupi kedua matanya.  Wajahnya merona karena malu.     Daniel baru sadar tubuhnya telanjang bulat.  Disambarnya beberapa helai daun yang sangat lebar untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.  Beberapa saat kemudian, Daniel duduk dibawah pohon.  Ia sudah mengenakan kembali pakaian yang semula ia sembunyikan di balik semak.  Selena duduk tenang di sampingnya, menunggunya memberikan penjelasan.     "Kau sudah melihatnya, aku trance," Daniel berkata to the point.     "Apa itu trance?" Selena masih buta dengan dunia ini, selama ini ia terkungkung di persemayamannya yang indah dan damai.     "Aku bisa berubah menjadi hewan kapanpun aku mau."     "Jadi burung rajawali seperti tadi?"     "Iya dan yang lain.  Hewan apapun."     Selena ternganga lebar sehingga membuat Daniel merasa tak enak.     "Kau jijik padaku?  Aku bukan manusia normal."     Wajah Daniel menjadi suram, entah ini anugerah atau kutukan baginya.     "Wow, amazing Daniel.  Kau ajaib!" seru Selena kagum.     Daniel memandang Selena takjub, baru sekali ini ia merasa diterima apa adanya.  Untuk pertama kalinya Daniel merasa nyaman dengan keadaan dirinya.           ===== >*~*       Selena terbangun di tengah malam.  Hatinya berdebar~debar tak menentu juga terasa perih.  Apa, apa yang terjadi padanya?  Entah mengapa Selena langsung tahu ini ada hubungannya dengan Damon!  Ia sudah terikat darah dan berbagi panah asmara dengan raja iblis itu, jadi ia memiliki ikatan yang sangat kuat dengannya.     Kini Selena merasa ada bahaya yang mengancam Damon.  Lalu mengapa ia merasa khawatir berlebihan seperti ini?  Seharusnya ia bersyukur bisa mendapat kesempatan terbebas darinya!  Tapi tidak, Selena takut.  Ia takut kehilangan makhluk terkutuk itu.           ===== >*~*   Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD