BAB 8 : Where are you now?

1338 Words
    Damon terbaring, lemah tak berdaya.  Tubuhnya yang biasa begitu perkasa kini tergolek bagai boneka. Wajah tampannya terlihat menahan sakit. Bibirnya membiru. Dan ada sobekan menganga di dadanya yang memperlihatkan jantungnya yang berdetak lemah sekali, bahkan nyaris tak ada denyutan sama sekali! Sinar mata Damon meredup dan bibirnya berbisik lemah.     "Selena..."       Selena terbangun dengan nafas memburu, keringat membasahi tubuhnya.  Mimpi itu terasa nyata baginya!!  Apa terjadi sesuatu pada Damon?  Apakah itu yang menyebabkan suara iblis jantan itu belakangan ini tak terdengar dalam kepalanya?     Memikirkan nasib Damon yang serba tak jelas begini membuat Selena galau berat.  Ia bingung dengan dirinya sendiri, mengapa ia mengkhawatirkan raja iblis itu?  Kematiannya mestinya kebebasan bagi Selena, tapi mengapa ia tak rela kehilangannya?     Selena ingin mencarinya tapi ia tak tahu kemana ia harus melangkah.  Where are you now?  Where are you know??  Hati Selena begitu merinduinya.     Selena tahu, ia harus mencarinya, dia tak bisa berdiam diri saja!               ===== >*~*       Kuncung dan Kunyil menatap Selena dengan wajah ketakutan.     "Apa betul My Lord akan mati?"     "Tidak, aku tak akan membiarkannya," ucap Selena bersikeras.     Dia sendiri bingung dengan apa yang akan dilakukannya, tapi ia tahu ia tak akan membiarkan Damon mati.     "Jadi kami harus bagaimana?" tanya Kunyil setengah menangis.     "Kita akan mencarinya."     "Kemana Kak Selena?"     Selena terdiam, ia juga tak tahu harus mencari kemana.  Lalu mendadak ia teringat satu nama.. Dewi Amor.  Ia akan bertanya padanya.     Selena pergi ke hutan di tepi kota.  Ia tahu itu salah satu gerbang portal penghubung dunia manusia dan dunia langit juga dunia lainnya.  Selena memejamkan matanya lalu ia berteriak dalam hatinya.     "Ibu Dewi!  Ibu Dewi!  Tolong datanglah.  Ibu Dewi aku ingin menemuimu.  Ibu Dewi!  Ibu Dewi!"     Lama tak ada sesuatupun yang terjadi.  Selena tetap pada posisinya, berlutut dan memejamkan matanya.  Tangannya terlipat didepan dadanya.  Selena seperti itu hingga berjam~jam.  Meski hujan mulai mengguyur deras, Selena tetap tak beranjak.  Si kembar tuyul memayungi tuannya supaya tak basah, namun hujan angin itu menerbangkan payung yang dibawa mereka.       Selena tetap diam pada posisi semula.  Bibirnya mulai membiru, giginya bergemulutuk.  Wajahnya pun memucat.  Kuncung dan Kunyil merasa khawatir sekali, namun mereka tak bisa berbuat apa~apa.     Akhirnya setelah berlutut selama enam jam dibawah guyuran air hujan, Selena ambruk ke tanah.           ===== >*~*       Selena terbangun dan menyadari dia tidak berada di hutan.  Dimana dia?  Semuanya serba putih, dia seakan berada diatas awan.     "Kau sudah sadar Selena?" terdengar suara lembut Dewi Amor.     "Ibu Dewi," teriak Selena lemah sambil memeluk kaki Dewi Amor.     "Apa yang membuatmu begitu bersikeras ingin menemuiku?"     "Dia akan mati.  Aku tak.. aku tak mau kehilangannya," jawab Selena dengan hati pedih .     Dewi Amor menatap bekas peri cupidnya yang kini menjadi manusia dengan tatapan jijik.  Ia mendesah kesal.     "Jadi kau sudah terikat lebih dalam dengannya!  Kau terikat darah dengannya."     Selena hanya menangis tanpa suara.     “Lebih baik biarkan saja ia mati!"     "Tidak, Ibu Peri!" raung Selena menyayat, "aku tak bisa membiarkannya mati, bila ia mati aku juga bisa.. mati."     "Bodoh, kalau ia mati kau akan terbebas, Selena!  Kau bisa menjadi peri cupid lagi tanpa harus menyelesaikan misimu di dunia manusia."     Semestinya itu sesuatu yang menguntungkan bagi Selena tapi entah mengapa ia tetap tak menginginkan kematian Damon.     "Ibu Peri, bila ia mati maka aku tak ingin hidup lagi."     Dewi Amor terkejut mendengar ucapan Selena.  Ia tak mengira perasaan Selena sudah begitu mendalam pada makhluk terkutuk itu.  Dan ia menyadari satu hal, meski perasaan itu ditujukan pada makhluk paling terhina dan penuh dosa namun perasaan itu tetap murni dan suci.     Cinta yang suci tumbuh pada tempat yang berlumur dosa.  Indah dan tragis rasanya. Dewi Amor mulai menatap dengan pandangan berbeda.     "Kau ingin menyelamatkannya?"     "Iya."     "Meski dengan mengorbankan dirimu?"     "Iya Ibu Dewi, tanpa dia aku tak ada artinya."     Dewi Amor merenung.  Ia tergerak melihat keteguhan hati Selena, apakah keputusannya sekarang salah?     "Pergilah ke Danau Awan.  Dia terjebak di dasar danau itu."     Danau awan adalah satu tempat tak bertuan, ia tidak termasuk wilayah dunia manusia, dunia langit maupun dunia bawah atau neraka.  Selena terkejut, bagaimana bisa Damon ada disana?     "Bagaimana aku bisa sampai kesana, Ibu Peri?"     "Kau tak akan bisa kesana, kecuali.."     Tahulah Selena apa yang harus dilakukan.  Ibu Peri, tolonglah aku.  Bawa aku kesana!"     Dewi Amor menghela napas berat.  Ini menyalahi aturan.  Dia tak tahu tindakannya benar atau salah.  Dia hanya mengikuti naluri hatinya.     "Pejamkan matamu, Selena"     "Terima kasih, Ibu Peri," kata Selena penuh perasaan.     Ia memejamkan matanya.  Kemudian ia mendengarkan suara angin menderu.  Keras sekali!  Tubuhnya seakan dibawa berputar~putar, meliuk~liuk seperti daun terbawa angin.  Hingga angin itu perlahan menghilang.     Selena membuka matanya.  Ia melihat danau yang sangat jernih.  Sekeliling danau itu dilapisi awan.  Sebagian awan juga ada di permukaan danau.  Dia tahu dia ada di Danau Awan tapi ia tak melihat Damon.         Where are you now?     Kemudian Selena teringat ucapan Dewi Amor, Damon berada di dasar danau.  Tanpa keraguan Selena terjun ke dalam danau.  Dan ia merasa aneh, bukan air yang menyambutnya namun gumpalan awan!  Selena terhempas kesana kemari diantara gumpalan awan hingga sampai ke dasarnya.  Ia mendarat di tengah gumpalan awan yang tebal dan luas sekali.  Dimana~mana yang ada hanya awan putih.     Selena mencari keberadaan Damon.     "Damon!  Damonnnn!"  ia berteriak memanggilnya, "Damon!  Damonnn!"     Selena berputar~putar mencari Damon namun tak nampak sosok raja iblis itu.  Selena sempat kebingungan sebelum ia terpikir akan sesuatu.  Ucapan Damon yang pernah dilontarkan padanya.     Kemanapun kau berada aku akan menemukanmu karena kita sudah terikat darah dan berbagi panah asmara.     Selena memejamkan matanya, ia berjalan mengikuti hati dan aliran darah membawanya.  Ia tak menyadari ketika ia berjalan, gumpalan awal tebal itu tersibak dengan sendirinya seakan memberi ia jalan.  Hingga ia mendengar rintihan Damon .     "Selena..."     Selena membuka matanya.  Ia menemukan Damon tergolek dengan keadaan persis yang ada dalam mimpinya.     "Damonnn!!"     Selena berlari menghampiri raja iblis itu dan memeluknya.  Damon mengernyit menahan sakit saat Selena menubruk dirinya namun ia membiarkan kekasih hatinya itu memeluknya erat meski itu membuat ia makin kesakitan.  Bahkan ia balas memeluk Selena.     Selena menangis di pelukannya melihat keadaan dirinya yang sekarat.     "Aku senang akhirnya kau memanggil namaku untuk pertama kali Selena," kata Damon pelan.  Musnah sekarang pun ia rela karena merasa Selena telah membalas cintanya.     "Apa yang terjadi padamu, Damon?  Mengapa kamu seperti ini?" tanya Selena sambil terus menangis.     "Aku mencari unicorn untukmu, dari berbagai informasi aku tahu unicorn ada di dasar Danau Awan.  Yang tak kuketahui ternyata iblis tak bisa berada disini.  Kekuatanku semakin lama semakin lemah didalam sini.  Aku terjebak dan tak mampu keluar."     Damon meringis kesakitan, sadarlah Selena posisi tubuh mereka membuat Damon makin kesakitan.  Betapa cerobohnya dirinya!  Selena  beranjak bangkit dan duduk bersimpuh disamping Damon,  iblis itu memegang tangan Selena erat~erat.     "Kita harus pergi Damon, aku tak bisa membiarkanmu mati disini."     "Aku sekarat Selena, aku tak ada tenaga.  Kekuatanku juga tak berfungsi."     "Tidak, Damon!  Kau harus berusaha.  Kau pasti bisa.  Bagaimana cara memulihkan tenagamu?" tanya Selena mendesak.     Damon terdiam, ia tahu caranya tapi ia tak mau melakukannya.  Ia tak ingin menyakiti Selena.     Selena melihat wajah Damon yang membiru, bibirnya yang pucat dan kering.  Ia seperti tak pernah makan entah berapa lama.  Sadarlah Selena apa yang dibutuhkan Damon!     "Hisaplah darahku, Damon..."     "Tidak Selena, kau bisa mati.  Lebih baik aku mati kelaparan daripada memangsamu."     "Kau pernah menghisap darahku, aku tak akan apa~apa Damon!"     "Sekarang beda Selena.  Aku sekarat, aku butuh banyak darah untuk memulihkanku.  Dan batas kontrolku berada di titik paling rendah.  Aku pasti tak bisa mengendalikan diriku dan akan menyedot darahmu hingga habis!  Aku tak mau itu terjadi, Selena!  Aku tak bisa kehilanganmu!"     Meski tahu kenyataan itu Selena tidak takut sama sekali.  Ia rela melakukannya asal Damon bisa hidup.  Selena menggigit tangannya sendiri, darah mulai mengalir deras dan ia mendekatkan tangannya ke mulut Damon.     "Minum, Damon."     Damon membuang mukanya.  Dia berusaha menghindar meski naluri iblisnya mulai terusik.  Taringnya mulai keluar, manik mata abunya perlahan memerah.  Damon masih keras kepala menutup mulutnya rapat~rapat!  Dengan kesal Selena menjejalkan tangannya ke mulut Damon.  Darah Selena mau tak mau dicicipi Damon, perlahan~lahan rasa lapar dan naluri iblis mulai menguasai Damon.  Ia menghisap darah Selena dengan cepat dan semakin lama semakin rakus!     Selena berusaha menahan sakit, tapi semakin lama rasanya semakin perih dan menyakitkan sekali!  Seolah rohnya ikut terhisap keluar.  Tak sadar Selena menjerit kesakitan!  Spontan Damon menghentikan gigitannya, namun Selena tak mengijinkannya.  Masih belum cukup!  Damon masih terlihat lemah.  Ia memaksa Damon untuk menghisap darahnya meski Damon berusaha menolak.  Namun sekali lagi, naluri iblis membuatnya dengan rakus menghisap darah Selena.     Hisap.     Hisap.     Hisap.     Selena tak lagi menjerit kesakitan, matanya sayu menatap Damon yang tak sadar telah memangsa dirinya.     Selanat tinggal Damon... ucap Selena dalam hati.               ===== >*~* bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD