Damon melempar guci kuno yang besarnya dua kali lipat dari tubuhnya.
Prangg!
Guci itu hancur menjadi serpihan debu. Kekuatan Damon sangatlah tak terbatas, apalagi bila emosi menguasainya! Setan. Demit. Tuyul. Kuntilanak. Vampir. Werewolf. Penyihir dan lain~lain. Tak ada satupun yang berani menatap padanya. Mereka paham rajanya sedang murka besar! Menatapnya berarti cari mati. Eh, mereka udah mati ding. Menentangnya berarti cari kemusnahan bagi keabadian mereka!
"Siapa yang mengirim monster rendahan itu untuk menyerang, My Queen?!” pekik Damon berang.
Sunyi senyap. Tak ada satupun yang berani membuka mulutnya! Damon menatap mereka dengan manik matanya yang semerah darah.
"Kuperingatkan untuk terakhir kalinya, jika ada yang berani menyentuhnya dia akan berakhir di tanganku! Musnah tak bersisa!! Mengerti?!"
Sekelompok iblis berbagai varian itu hanya bisa mengangguk pasrah. Siapa sih iblis g****k yang berani menentang sang raja iblis? Mereka bertanya dalam hati .
"My lord..." terdengar suara halus sehalus sutra namun terdengar begitu s*****l menggoda. Siapa lagi kalau bukan Chalista! Iblis perempuan terkeji namun juga paling dikagumi.
"Mana mungkin kami berani menentangmu, wahai raja nan agung tak terkira."
Ia berjalan dengan gaya s*****l mendekati rajanya. Para iblis memandanginya penuh nafsu, beberapa ada yang meneteskan liurnya. Chalista tersenyum bangga dan sinis sekaligus.
Damon mendengus kesal melihat kehadiran Chalista. Ia teramat tak menyukai wanita iblis ini, namun ia harus mempertahankannya di sisinya. Iblis wanita ini sekutu yang handal untuk melawan musuh~musuhnya!
"Mengapa kau tak tanyakan pada iblis rendahan itu siapa yang memerintahnya sebelum kau menghabisinya?"
"Lidahnya buntung! Dia tak ada gunanya lagi."
"Cih, mereka licik juga! Jangan~jangan mereka adalah musuh bebuyutanmu, My Lord," adu Chalista dengan liciknya.
Klan Lucifer? Mereka adalah bangsawan iblis yang sebelumnya menjadi raja iblis sebelum dikudeta Damon.
Damon bukan dari keluarga bangsawan iblis. Asal~usulnya tak jelas. Akarnya tak menentu. Konon ibunya adalah seorang malaikat yang dikutuk dan jatuh ke neraka terdalam. Dia digagahi oleh berbagai macam iblis terkutuk yang dibuang di neraka terdalam itu. Mereka yang dibuang di lembah itu yang menanggung kesalahan teramat berat. Mempunyai dosa tak termaafkan.
Dan hadirlah Damon dari perpaduan dosa~dosa yang teramat gelap dan benih~benih terkutuk yang tak ketahuan jenisnya. Ibunya mempertaruhkan nyawa untuk melahirkannya namun sesaat setelah Damon lahir justru ia dimusnahkan oleh turunannya sendiri! Damon, bayi iblis yang paling terlaknat dan terkutuk tak bisa mengendalikan kekuatan dan nafsunya. (Tentu saja karena ia terlahir dari kumpulan nafsu liar yang paling bejad). Damon langsung membunuh dan menghisap darah ibunya habis tak bersisa. Tubuh ibunya mengering dan lenyap tak berbekas!
Namun kasih sayang seorang ibu begitu luar biasa, darah ibunya yang notabene adalah seorang malaikat menetralkan hawa nafsu iblis yang bergolak hebat dalam tubuh Damon. Damon berhasil mengendalikan semua nafsu jahat itu. Ia menjelma menjadi iblis yang kekuatannya tak pernah ada yang menandinginya! Kekuatan dari berbagai ras iblis terkutuk mengalir dalam darahnya. Ia bisa menjadi apa saja, ia bisa berubah menjadi apapun.
"Sebastian Lucifer!!" kata Damon penuh kedengkian.
Saat ini yang terkuat dalam klan Lucifer adalah dia. Klan Lucifer memilih tinggal di dunia manusia. Menghimpun kekuatan dengan berbuat dosa sebanyak mungkin. Mereka masih berambisi untuk merebut tahta dari tangan Damon.
"Yes, My Lord."
Damon merenung. Dia harus bertindak cepat untuk melindungi miliknya.
"Kuncung dan Kunyil."
Dua tuyul kembar itu langsung mengerucut hatinya begitu dipanggil tuannya.
"Yes, My Lord,"jawab mereka serempak.
"Kalian akan kuhibahkan pada seseorang. Tuan kalian yang baru adalah Selena. Kalian harus melindunginya dengan nyawa kalian! Bila ada satu helai pun rambut Selena yang tercabut, nyawa kalian taruhannya! Mengerti?!"
"Yes, My lord!!"
Chalista tersenyum sinis. Cih, hanya dua makhluk imut ini. Bukan tandingan baginya! Kemudian ia merasa pandangan Damon menyelidikinya. Apakah rajanya mulai mencurigainya? Chalista tersenyum dengan gaya polos nan s*****l.
Damon mendengus jijik.
===== >*~*
Selena melebarkan matanya, dia berusaha menangkap nada cinta yang keluar dari manusia-manusia di sekitarnya. Ah, ia pusing sendiri. Terlalu crowded. Begitu banyak nada bercampur aduk menjadi harmoni yang mengerikan.
Selena harus segera mungkin menemukan targetnya. Terakhir kalinya targetnya nyaris saja meninggal. Jessica diserang makhluk jejadian itu. Kini ia sedang koma di rumah sakit.
"Selena, Selena!" panggil seorang gadis berkuncir satu pada Selena.
"Kepala yayasan memanggilmu," kata gadis itu.
Hah? Yang benar? Ada banyak gosip seputar kepala yayasan yang baru. Baru saja membeli sekolah ini, ia langsung menggusur paksa lokasi di sekitar sekolah. Ia memperluas sekolah dan menjadikannya super mewah. Semua itu dilakukan hanya dalam waktu seminggu. Bayangkan, membangun gedung dan properti semewah ini hanya dalam waktu seminggu, hampir semua tak mempercayai matanya!
"Dimana kantornya? Bisakah kau mengantarku kesana?" pinta Selena sambil tersenyum manis.
"Maaf, Selena. Aku tak bisa mengantarmu kesana. Akan kutunjukkan arahnya. Berada di dekat kepala yayasan membuatku takut." Gadis itu tak sadar bergidik ngeri.
"Apakah dia begitu jelek dan menakutkan?"
"Bukan! Dia sama sekali tak jelek, justru teramat tampan. Seperti bukan ketampanan manusia. Tampan yang mematikan seperti iblis!"
Dan disinilah Selena, di kantor super mewah bersama seseorang yang ketampanannya mematikan seperti iblis! Bukan seperti iblis, dia memang iblis. Rajanya iblis malah! Gadis tadi pasti bakal pingsan bila tahu kenyataan ini.
Damon menatap Selena dengan tatapan kurang ajarnya. Matanya seakan bisa menembus hingga ke lapisan baju seragam yang dikenakan Selena. Selena merasa jengah, tak sadar ia menutupi daerah dadanya. Damon terkekeh geli melihat polah gadisnya.
"Percuma kau tutupi, My Queen. Tatapan mataku bisa menembus apapun, kain serapuh itu tak akan sanggup menghalangiku."
"Dasar iblis m***m!" maki Selena geram.
"Kau sudah pintar memaki rupanya. Kau pandai mempelajari banyak dosa dariku. Bagus!" Damon tersenyum puas dan bangga.
"Dosaku hanya untukmu, wahai makhluk terkutuk. Dan dosa terhadap iblis tak akan masuk hitungan bukan?" Selena tersenyum yakin.
"Wah, aku tersanjung sekali." Damon tertawa terbahak~bahak.
"Baiklah, berhubung suasana hatiku baik sekali aku tak akan menghukummu karena kekurangajaranmu tadi. Bahkan aku akan memberi hadiah untukmu."
"Aku tak tertarik hadiah darimu, Iblis!"
"Yakin? Ini hadiah kecil yang sangat spesial. Lucu dan imut."
Damon menaruh kotak kecil transparan di meja depan Selena. Didalamnya terdapat dua boneka cowok kecil gundul nan lucu. Selena tergoda untuk menerimanya. Ia amat tertarik sesuatu yang berbau anak~anak. Lagu anak~anak. Buku bacaan anak~anak. Film anak~anak. Ngomong~ngomong tentang film anak~anak, kok mereka mirip sekali dengan tokoh Upin dan Upin yang menjadi favoritnya ya? Gundul semuanya, yang satu memiliki sehelai rambut tebal yang tegak menantang. Duh persis! Tapi yang ini lebih lucu. Lebih montok. Lebih menggemaskan. Eh, mereka bisa bergerak!
Selena tak sadar langsung meraih kotak kecil transparan dan mengamatinya lebih seksama. Dua bocah didalamnya sudah terbangun. Yang memiliki sehelai rambut berdiri langsung menatap Selena dan cengar~cengir lucu. Yang gundul polos hanya melirik sambil menguap lebar. Ih, Selena gemas banget.
"Akhirnya kau menerimanya," kata Damon menegaskan.
"Aku belum mengatakan itu," sergah Selena sok jual mahal. Namun hadiah di tangannya begitu menggoda hatinya, ia tak ingin melepasnya.
"Bukalah," perintah Damon.
"Nanti mereka lepas," kata Selena khawatir.
"Tak akan. Mereka budakmu sekarang. Biar kau bunuh pun mereka tak akan meninggalkanmu."
Ck, siapa yang tega membunuh makhluk seimut ini? Selena tak mengerti cara berpikir makhluk terkutuk didepannya itu. Selena mengeluarkan dua makhluk lucu dalam kotak transparan itu.
Brushhh.
Asap mengelilingi dua makhluk itu. Sedetik kemudian muncullah dua bocah laki~laki yang montok dengan wajah lucu menggemaskan didepan Selena. Tampilan mereka seperti bocah balita berusia tiga tahun. Mereka hanya mengenakan sehelai cawat sehingga menampilkan tubuh montoknya yang lucu sekali.
"Hormat kami, My Lord, My Queen," kata mereka dengan suara kanak~kanaknya. Mereka menyembah hingga ke lantai.
"Hei bangunlah, siapa nama kalian?" Selena menarik tubuh kedua tuyul kembar itu.
"Kami bangsa tuyul, My Queen. Aku Kuncung dan ini adik kembarku Kunyil," yang rambutnya berdiri memperkenalkan diri mereka.
"Hai, Kuncung. Hai, Kunyil. Panggil aku Selena," sapa Selena sambil mengelus gundul mereka.
"Kami tak berani, My Queen," jawab Kuncung sembari melirik Damon dengan takut.
"Aku memaksanya. Panggil aku Kak Selena."
Damon mengangguk. Si kembar rupanya memahami isyarat itu.
"Baiklah, Kak Selena."
Damon bangkit berdiri dan berjalan mendekati Selena dengan kedua tuyulnya. Ia memeluk Selena dengan posesif. Selena menyikut pinggang Damon namun sepertinya tak memberikan efek apapun pada iblis jantan itu.
"Kau harus memberi makan peliharaanmu, Sayang," bisik Damon mesra, ia menjilat daun telinga Selena. Gadis itu menggelinjang geli.
Sialan, iblis ini selalu menggoda imannya.
"Makan? Aku tak membawa makanan."
"Mereka makan dari darahmu."
Mata Selena membulat mendengarnya. Mampus! Ia lupa kalau piaraannya ini makhluk imortal. Biar lucu, dan imut tetap saja mereka itu iblis! Damon tertawa mengejek.
"Cukup setetes darahmu, Sayang. Seminggu sekali. Kurasa kau tak pelit mendonorkan darahmu kan. Aku sengaja memilih hadiah yang tak menyusahkanmu dan tak banyak menguras darahmu. Yang lain jauh lebih rakus."
Selena bernapas lega. Sepertinya bukan masalah baginya.
"Bagaimana caranya?" tanyanya polos.
Damon meraih tangan Selena dan menciumnya mesra. Taring Damon keluar lalu menancap di pergelangan tangan Selena yang halus. Selena mengernyit. Rasanya seperti digigit semut. Namun terasa pedih dan geli saat Damon menyedot darahnya dengan rakus.
"Stop!! Mengapa kau yang menghisap darahku?" protes Selena bingung.
Damon melepaskan gigitannya, ia tersenyum licik. "Aku hanya ingin mencicipi milikku. Apa salah?"
Selena mendengus kesal.
"b***k! Hisap darah tuanmu. Ingat hanya setetes. Dan perlahan, jangan sampai menyakiti tuanmu," ancam Damon.
Kedua tuyul kembar itu menjilat darah dari pergelangan tangan Selena. Sama sekali tidak sakit. Lain dengan saat Damon menghisap darahnya. Huh main ancam saja, padahal dianya sendiri yang justru menyakitiku, batin Selena berbicara.
"Aku mendengarnya My Queen, asal kau tahu hanya aku yang berhak menyakitimu. Bila kau mati harus aku yang membunuhmu. Tak boleh lainnya!"
Nah, apa itu bukan ungkapan cinta yang mengerikan? Selena tak tahu harus menanggapi seperti apa. Damon kembali mencium tangan Selena dan menjilati luka di pergelangan tangan Selena. Perlahan luka itu menghilang tak berbekas. Kemudian ia menggigit tangannya sendiri hingga darahnya yang hitam keluar dari luka yang diciptakannya.
"Minum.." Ia menyodorkan darahnya didepan mulut Selena.
"Tak mau," Selena menolaknya sambil menatap jijik darah hitam itu.
"Tak ada penolakan, Perempuan!"
Damon menghisap darahnya sendiri dan menjejalkan ke mulut Selena melalui ciumannya. Glek. Glek. Darah hitam itu langsung mengalir masuk melalui kerongkongan Selena. Rasanya panas. Pahit. Dan anyir. Tapi entah mengapa Selena tak merasa mual.
"Bagus, kini aku sudah menandaimu sebagai milikku. Aku akan tahu dimanapun kau berada. Aku bisa mengetahui apapun yang kau rasakan, Selena. Jangan mencoba lari dariku. Aku akan bisa menemukanmu dimanapun kau berada. Kita memiliki ikatan darah sekarang."
Selena sontak menyesali nasibnya. Tak cukup hanya memiliki takdir cinta karena berbagi cupid arrow, kini mereka bahkan memiliki ikatan darah! Ia semakin terjebak dalam penguasaan iblis jantan ini! Bagaimana ia bisa melepaskan dirinya?
Damon tertawa penuh kemenangan. Tawanya sangat keji dan kejam.
===== >*~*
Bersambung