BAB 5 : TUYUL GATE

1238 Words
    "Kuncung!  Kunyil!" teriak Selena kesal sambil mengobrak~abrik barang dalam ruang keluarga.     Rambut Selena berantakan, bajunya setengah basah.  Tangannya masih licin karena sabun.  Heran!  Kemana tuyul kembar itu bersembunyi?  Dasar demit, didepan rajanya kedua orok itu begitu manis, lucu dan menggemaskan.  Namun sekarang terlihat sudah sifat aslinya.  Nakalnya ampun~ampun, dah.  Dan jorok.  Sukanya main kotor~kotor, giliran mau dimandiin tuyul kembar itu memberontak dan menghilang!  Tinggallah Selena kebingungan mencari mereka dengan baju dan tubuh setengah basah kuyup.     "Ayolah Sayang, keluar sekarang ya.  Kak Selena gak marah kok," bujuk Selena merayu.     Ia melongok hingga ke bawah sofa.  Tak ada apapun disana.  Saat Selena mengangkat kepalanya, ia menemukan Ian yang menatapnya bingung.     "Cari apa, Ma Cherrie?"     "Kuncung dan Kunyil," jawab Selena polos.     "Kucing lo?  Awas lho, Bibi Hilda tak suka miara hewan."     "Bukan, mereka tuyu.. eh, ponakanku.  Kembar.  Montok.  Lucu."     "Sejak kapan lo punya ponakan, Sel?  Kok gue gak kenal."  Ian makin bingung dibuatnya.     "Saudara jauh Ian, jauh banget.  Bibi Hilda aja gak kenal saking jauhnya.  Tadi kakeknya menitipkan kemari.  Mereka yatim piatu dan kakeknya udah tua banget jadi gak sanggup miara mereka."     Selena tersenyum geli membayangkan kakek tua yang dimaksudkannya itu.  Damon Devilano!  Gak cocok sekali gambaran itu.     "Jadi lo yang miara mereka sekarang?"     Selena mengangguk.     "Bibi Hilda dan Paman Gerry setuju?"     "Aku sudah bicara dengan Bibi Hilda, dia gak masalah.  Malah dia senang ada anak kecil di rumah ini.  Kalau Paman Gerry, ntar biar urusan Bibi Hilda yang kasih tahu."     Ian tahu Bibi Hilda sangat merindukan kehadiran anak dalam rumah tangganya.  Makanya pasti ia langsung ‘ho~oh’ saja saat Selena minta ijin memelihara keponakannya.  Uh, terus terang Ian gak suka anak~anak.  Berisik.  Bikin capek hati.  Tapi mau gimana lagi, dia kan disini juga numpang.     "Kamu lihat ponakanku, Ma cherrie?  Kembar.  Gundul.  Montok."     "Kayaknya gue tadi lihat di halaman ada dua anak lagi main deh.."     Secepat kilat Selena berlari ke halaman dan ia nyaris pingsan melihat pemandangan didepannya!  Kuncung dan Kunyil ada di dahan pohon yang amat tinggi.  Mereka begitu asiknya mempermainkan dan menyiksa anak burung di dahan itu hingga tak sadar dahan itu mulai patah sedikit demi sedikit!     Brak!  Dahan itu patah.  Kuncung dan Kunyil meluncur jatuh ke bawah!     "Tuyuuuullll!" teriak Selena histeris.     Ian syok mendengarnya.     Tubuh Kuncung dan Kunyit jatuh ke bawah.  Selena menutup matanya, ia tak sanggup melihat peliharaannya hancur didepan matanya.  Wushhh.. mendadak ada angin berhembus kencang.     Selena membuka matanya.  Dia melihat Kuncung dan Kunyil tertawa~tawa diatas mainan pesawat kertas raksasa!     Aku sudah menyelamatkan budakmu, My Queen. Nanti malam aku akan menagih upahku..     Ia mendengar suara Damon dalam kepalanya.     Upah apaan?  Mimpi kali! dalam hati Selena berbicara dengan sebal.  Seperti bisa mendengarnya, terdengar suara Damon terkekeh riang.     "Kau melihatnya, Ian?" tanya Selena sambil menunjuk Kuncung dan Kunyil yang sedang bermain pesawat kertas raksasa.     Ian mengernyit keheranan.     "Aku tak melihat apapun.  Aku tadi kaget karena kamu berteriak tuyul.  Emang kamu betul melihat tuyul?"     Sadarlah Selena saat ini piaraannya sedang tak kasat mata.  Ada saatnya mereka bisa terlihat, kadang kala tidak.               ===== >*~*       Akhirnya berhasil juga Selena memandikan kedua tuyul kembarnya.  Kini mereka sudah wangi, bersih, dan segar.  Tinggal memakaikan baju.  Tapi mereka menolaknya.     "Kami tak suka pakai baju, Kak Selena!" tolak Kuncung bersikeras.     "Iya, panas Kak.  Kami pakai cawat begini saja ya," sambung Kunyil.     "Itu namanya gak sopan, Sayang.  Kita harus berpakaian lengkap bila berada di dunia manusia," Selena berusaha menjelaskan.     "Dunia manusia?  Lo pada kayak bukan berasal dari sini aja," ucap Ian curiga.     Cowok itu menatap dua bocah gundul di depannya dengan tatapan malas.  Udah dia gak suka ama anak kecil, kini terpaksa harus serumah sama yang model begini lagi!  Nakal, nyebelin, manja.  Mereka begitu menyita perhatian Selena.  Ian gak suka hal itu!     Sebaliknya si kembar juga gak menyukai Ian, diam~diam mereka menimpuk kepala Ian dengan batu kerikil yang mendadak sudah berada di tangan mereka.  Ian mengaduh.  Ia tahu pasti siapa yang mengerjainya saat melihat si kembar meleletkan lidah padanya!               ===== >*~*       Dan seharian ini Selena dibikin pusing oleh kelakuan tuyul kembarnya!  Mereka selalu cari gara~gara untuk menganggu Ian.  Termasuk mengobrak~abrik kamar cowok itu.  Ian meraung marah menemukan kamarnya seperti kapal pecah.  Baru sebentar ditinggalnya mandi, dua cecurut itu sudah bikin ulah di kamarnya.     "Kuncung!!  Kunyil!!"     Suara Ian yang menggelegar membuat Selena sangat terkejut.  Demi Dewa!  Apalagi sekarang?!  Ian muncul dari kamarnya sambil menjewer telinga Kuncung dan Kunyil.     "Kak Selena, Ian bodoh jahat!  Lihat ia menganggu kami!" adu Kuncung dengan bibir mencebik.     "Kami tersakiti, Kak Selena.  Ian bodoh sudah menyiksa kami," sambung Kunyil.     Selena melipat tangannya di d**a, ia menegur Ian dengan lembut, "Ian, bisa lepaskan mereka?"     "Mereka memporak~porandakan kamarku, Sel!"     "Ntar aku yang beresin, Ian.  Sekarang lepasin mereka.  Mereka hanya anak kecil.  Masa kamu tak mau mengalah dengan anak kecil?"     Dengan cemberut Ian terpaksa melepas musuhnya.  Selena masuk ke kamar Ian dan langsung cengo.    Anak kecil seperti apa yang sanggup memporak~porandakan kamar seperti ini??  Istilah yang dipakai Ian sama sekali gak berlebihan!  Meja terbalik.  Kursi terguling.  Ranjang berdiri.  Lemari miring salah arah.  Belum barang~barang kecil lainnya, semuanya bertebaran tak tentu letaknya.  Pantas Ian marah besar!     Dasar tuuyuuulll!!!               ===== >*~*       Malam telah tiba, akhirnya Selena bisa bernafas lega.  Seharian ini tuyulnya sudah membuatnya pusing tujuh keliling.  Dia penat bukan main mengurusi kedua bocah nakal itu dan membereskan segala hal yang dikacaukan mereka berdua.     Selena tak menyadari tujuan licik Damon menghibahkan b***k tuyulnya pada dirinya.  Selain untuk menjaga dan memata~matai Selena, tuyul itu juga berguna untuk menguras perhatian Selena hingga gadis itu melupakan misi sialannya itu, menjodohkan seratus pasangan manusia!     Selena agak menyesali keputusannya miara mereka, namun kini melihat mereka tertidur di ranjangnya pikirannya berubah lagi.  Mereka terlihat begitu polos.  Lucu dan menggemaskan.  Kunyil tertidur sambil mengenyot ibu jarinya.  Kuncung tidur dengan mulut terbuka.  Duh, imutnya!  Hilang sudah kesan nakal mereka.     Selena mencium kedua pucuk kepala gundul mereka.  Rasa keibuan memenuhi seluruh jiwanya.     "Jangan~jangan kau mulai memiliki perasaan seakan~akan mereka anak kita, My Queen," terdengar suara berat nan seksi di belakang tubuh Selena.      Damon ikut berbaring di ranjang Selena yang berukuran king size.  Entah sejak kapan iblis itu muncul.  Selena sama sekali tak menyadari kehadirannya.     "Kau!  Untuk apa kau kemari?  Enyah dari ranjangku!"     Boro~boro pergi, Damon malah melingkarkan lengannya di pinggang Selena.  Ia meletakkan kepalanya di ceruk leher Selena.     "Aku kemari menagih upahku," bisiknya parau sambil menjilat leher Selena.     Selena menggelinjang kegelian.  Ia berusaha menjauh.  Namun ia terjepit di tengah~tengah.  Didepannya ada dua tuyul kembar yang sedang tertidur pulas.  Di belakangnya ada iblis jantan yang sedang modus padanya.     "Aku tak pernah menjanjikan apapun padamu," kata Selena mengingatkan.     Damon tertawa licik.  "Kataku adalah sabda, My Queen, harus kau penuhi.  Aku tak butuh persetujuan ataupun janji kotor darimu."     Dasar Iblis pemaksa!  Selena meliriknya sebal.  Ia lupa Damon bisa membaca pikirannya.     "Kau habis memakiku kan?  Kutambahkan hukuman untukmu.  Jadi aku kemari menagih upahku dan memberikan hukuman untukmu!"     Damon membalik tubuh Selena dan menindih tubuh gadis itu.     "Apa yang kau lakukan?"     Manik biru Selena menatap manik mata Damon dengan panik.  Manik abu~abu Damon berubah menjadi merah tanda nafsu mulai mewarnainya.     "Aku akan mengambil hakku."     Dia mencium Selena dengan gairah berkobar~kobar!  Selena jadi merinding.  Selena kalut.  Jantung Selena hampir meledak rasanya .     "Jangan, jangan, belum saatnya," ucapnya terbata~bata.     Damon menghentikan ciuman panasnya.     "Dan kapan saatnya yang tepat, My Queen?" tanya Damon mencemooh.     "Aku, aku.. rasa saat kau bisa membawakan sesuatu yang kuinginkan!"  Untung Selena langsung berpikir cepat.     "Dan..apakah itu?"     "Aku ingin unicorn!"     Unicorn adalah tokoh mitos yang keberadaannya tak pernah diketahui siapapun.  Ia kuda yang berbulu putih bersih dengan satu tanduk emas di puncak kepalanya.  Ia memiliki sayap putih.  Bahkan dewa langit saja belum pernah melihatnya.  Sebenarnya intinya Selena hanya menghindari keinginan Damon yang ingin menggaulinya.     "Kau tak sanggup kan, My Lord?" tanya Selena mencemooh.     Damon menatapnya marah tapi kemudian ia tersenyum misterius.     "Aku akan membawa unicorn itu.  Bila saat itu tiba kau masih menolakku, aku akan membunuhmu dengan kedua tanganku sendiri!" ucap Damon dingin dan keji.     Selena merinding seketika.               ===== >*~*  Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD