Leader 2 - Strategi Pedang Perang
Vladimir sudah resmi menjadi jendral dan panglima perang di kerajaan Kuzkha. Ia mulai berlatih dan melatih pasukannya agar bisa di andalkan dalam perang. Vladimir mulai memberikan instruksi untuk latihan pertamanya pada prajurit kerajaan Kuzkha.
Yang pertama harus di lakukan saat berperang adalah perhatikan skenario pertarungan. Kewaspadaan terhadap situasi merupakan kunci untuk memenangkan pertarungan. Pikiran tidak hanya berfokus pada kesadaran bahwa kita harus siap bertarung, tetapi juga memperhatikan lokasi di sekeliling kita dengan cepat dan memikirkan cara untuk mengubah lokasi pertempuran menjadi hal yang menguntungkan. Jika tidak siap, kita bisa diserang sebelum sempat menarik pedang. Waspadai ancaman. Jika tidak memperhatikan penyerang, kita berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Beberapa hal yang pelu diperhatikan di antaranya adalah perilaku yang aneh atau mencurigakan, situasi di sekitar kita, dan bahkan "firasat" kita sendiri.
Strategi kedua, amati lingkungan pertarungan. Setiap pertarungan pedang pasti dilakukan di suatu tempat. Amati area pertarungan agar bisa menerka kelemahan apa saja yang mungkin musuh miliki, dan hal-hal apa saja yang bisa kita ubah menjadi sesuatu yang menguntungkan. Apabila kita bisa mengatur siasat agar bisa menyerang dan/atau melindungi diri sendiri secara lebih efektif, mungkin kita bisa menang. Beberapa elemen lingkungan yang dapat dimanfaatkan di antaranya. Sinar matahari yang terang bisa membutakan mata jika berada di sudut yang tepat dengan tingkat ketajaman yang kuat. Paksa lawan agar berada dalam posisi yang membuat matanya terkena sinar matahari sehingga menjadi sulit dilihat. Lingkungan yang gelap bisa membuat tubuh menjadi tidak kelihatan, baik kita maupun lawan.
Hutan memiliki banyak ruang untuk bersembunyi. Pepohonan bisa menyulitkan para petarung untuk membentuk pertahanan massal seperti "dinding dari perisai", atau melancarkan serangan dengan formasi seperti dalam medan perang. Rintangan alami seperti tebing, laut, atau dinding bisa menghambat pergerakan dan menghalangi upaya untuk melarikan diri.
Petarung berpedang (terutama yang mengenakan zirah atau baju besi) biasanya tidak bisa menampilkan kemampuan terbaik di area lumpur, rawa, es, atau di salju yang tebal dan lunak. Bertarung di medan perang harus dilakukan sebagai tim, bukan menonjolkan keterampilan individu. Kita akan bergantung pada orang di sekitar untuk bertahan hidup. Bertindak sendiri secara gegabah bisa berakibat fatal pada diri sendiri dan prajurit perang lainnya..
Starategi ketiga, cabutlah pedang sebelum kita mulai bertarung. Ayunan pedang dari orang yang terlatih hanya memerlukan waktu sepersekian detik. Jadi, jika kita sudah menghunus pedang, waktu kita tidak akan terbuang. Selain itu, pedang juga tidak akan berguna jika hanya tergantung di sarungnya. Di sisi lain, apabila pedang dirancang agar mudah dicabut dari sarungnya dengan cepat (dan kita telah melatihnya), ini bisa menjadi serangan kejutan yang hebat. Tindakan ini juga dapat mengintimidasi lawan dengan menunjukkan bahwa kita merupakan petarung yang sangat terlatih.
Bersikaplah santai! Panik merupakan reaksi alami ketika seseorang bertarung menggunakan pedang. Akan tetapi, jika kita tegang, pikiran akan lemah sehingga kita tidak bisa bertindak dengan cepat, penuh kendali, atau dengan mental yang jernih. Ini bisa fatal. Dengan berlatih, kita bisa belajar untuk berkonsentrasi dalam situasi yang berbahaya. Pikiran kita akan belajar untuk berfokus pada apa yang sedang dihadapi. Jagalah agar tubuh tetap seimbang sehingga kita bisa menyerang dan menangkis tanpa terpukul.
Selalu posisikan kaki selebar bahu, dan ketika bergerak, jagalah agar kaki tetap terentang. Jangan pernah memosisikan kedua kaki secara berdekatan. Gunakan genggaman pedang yang memudahkan kita untuk menggerakkannya. Awasi gerakan lawan dan pelajari caranya bergerak ketika menyerang dan melancarkan serangan pembuka. Kita harus cepat. Ketika menangkis, jagalah agar pedang berada di dekat tubuh sehingga kita tidak perlu merentangkan tangan untuk menangkis serangan. Cobalah untuk selalu melakukan serangan balik. Pergerakan dan penempatan kaki adalah kunci keseimbangan. Semakin sering telapak kaki menyentuh tanah, keseimbangan menjadi semakin baik sehingga kekuatan yang kita salurkan dalam serangan menjadi lebih besar. Untuk menjaga keseimbangan, usahakan untuk bergerak dengan menggeser kaki, bukan mengangkat dan melangkahkannya. Memiringkan tubuh ke depan akan mengangkat tumit sehingga mengurangi keseimbangan di tanah. Berhati-hatilah dengan penempatan dan penggunaan kaki di setiap serangan karena ini bisa memberi peluang bagi lawan untuk menghantam kita. Jagalah agar tubuh tetap lurus dengan d**a dan tubuh mengarah ke depan sehingga keseimbangan akan tetap terjaga ketika kita mengayunkan pedang. Ini juga memudahkan Anda untuk menghindari serangan lawan dengan gerakan tubuh yang sederhana. Jika tubuh menghadap ke samping, kita akan terkunci karena hanya bisa menghindari serangan dalam satu arah.
Mulailah pertarungan dengan hati-hati. Jika terlalu gegabah ketika menyerang, khususnya melawan petarung yang terlatih, mungkin dia hanya akan menunggu kita untuk mengayunkan pedangnya. Dengan melakukan pertarungan secara hati-hati, kita bisa menjaga kontrol dan fokus setiap saat. Ini juga memungkinkan kita untuk membentuk pertahanan terbaik yang bisa dilakukan dengan hanya mengelakkan serangan lawan ke samping (atau menggeser kaki ke samping). Ini bisa menyelamatkan nyawa dan memungkinkan kita untuk memenangkan pertarungan. Dodging (mengelak dengan menggerakkan tubuh ke belakang) sangat cocok untuk diterapkan di tempat terbuka maupun di dalam ruangan (jika kita bisa melakukannya dengan cepat).
Miliki pertahanan yang kuat. Jika kita tidak bisa menangkis atau mengelak satu kali saja, ini bisa berakibat fatal. Jadi, kita harus melindungi diri dengan baik. Jagalah agar posisi pedang memungkinkan kita untuk mengayunkannya dari bagian bawah tubuh ke arah atas kepala. Ini adalah posisi tengah, yang cocok untuk tingkat keterampilan apa pun. Ini memungkinkan kita untuk merespons serangan lawan dengan kecepatan yang wajar, serta memberi banyak peluang untuk melancarkan serangan kita sendiri.
Jagalah agar senjata kita selalu siap. Pada umumnya, pedang harus direntangkan menjauh dari tubuh dalam jarak yang nyaman dengan diarahkan ke tenggorokan atau mungkin mata lawan. Ini adalah gerakan untuk membidik sasaran. Ini berfungsi sebagai tangkisan terhadap serangan lawan (yang harus melewati pedang kita terlebih dahulu). Posisi ini bisa sangat mengintimidasi, khususnya bagi lawan yang tidak berpengalaman. Tekuk siku dan posisikan di dekat tubuh. Petarung yang tidak berpengalaman cenderung merentangkan lengan agar lawan tidak bisa mendekat, tetapi tindakan ini bisa mengurangi kemampuan untuk menusuk dan menangkis serangan dengan cepat. Julurkan pedang ke arah lawan, tetapi bukan dengan merentangkan lengan.
Lakukan serangan pertama. Walaupun petarung yang terampil bisa bertempur secara terus-menerus dalam waktu yang lama, pertarungan pedang yang sebenarnya sering kali ditentukan oleh serangan pertama (biasanya diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 detik). Yakinlah dengan serangan kita. Jika serangan pertama Anda meleset, lawan akan mengambil keuntungan dan mengakhiri pertarungan dengan serangan yang mematikan.
Temukan dan pertahankan jarak ideal berdasarkan keseimbangan antara jangkauan kita dengan lawan. "Jangkauan" adalah senjatanya itu sendiri plus panjang ayunan pedang. Lengan panjang yang menggunakan pedang pendek memiliki jangkauan yang sama dengan lengan pendek yang menggunakan pedang panjang. Kenyamanan yang dirasakan bisa tergantung pada beberapa faktor: tinggi badan, panjang pedang, gaya pedang, dan gaya bertarung. Semua hal tersebut memengaruhi jarak yang tepat bagi kita.
Jika "jangkauan" kita lebih pendek, bergeraklah mendekat dan jagalah agar posisi kita bisa menjangkau area pertahanan lawan. Jangan biarkan dia membuat kita menjauh. Jika kita terus mendekat, lawan yang memiliki jangkauan lebih panjang tidak akan mudah untuk mengayunkan pedang dengan baik, dan biasanya kita bisa mengayunkan pedang secara lebih cepat daripada orang yang memiliki jangkauan lebih panjang. Jagalah jarak dengan lawan apabila kita menggunakan pedang yang lebih panjang. Pedang yang lebih panjang bisa membuat lawan tetap menjauh sehingga mengurangi kemungkinan untuk melakukan kontak. Jika kita memiliki jangkauan yang hampir sama, tempatkan diri kita dalam posisi yang bisa menyerang ke depan hanya dengan satu langkah.
Usahakan untuk selalu tenang dan percaya diri. Sikap yang tenang bisa menentukan hasil pertarungan, sama seperti pedang, dan ini merupakan siasat yang efektif. Jika kita merasa gugup atau ketakutan, lawan mungkin akan mengambil keuntungan dari kurangnya rasa percaya diri kita dan akan memancing kita untuk melakukan kesalahan yang fatal. Petarung yang baik cenderung membuat lawannya waspada, tidak tenang, dan ketakutan. Kita memang harus tetap tenang, tetapi cobalah untuk menunjukkan agresivitas yang akan mengintimidasi lawan. Bahkan, kita juga bisa berpura-pura merasa ketakutan, membuat lawan menertawakan kita sehingga dia menjadi terlena dan melakukan kesalahan yang fatal.
Setiap kekuatan pasti memiliki kelemahan. Sebagai contoh, petarung bertubuh tinggi mungkin mempunyai jangkauan yang lebih panjang, tetapi dia mungkin memerlukan waktu yang lama untuk mengayunkan pedang. Tubuh yang tinggi juga tidak menguntungkan di area yang memiliki langit-langit rendah. Setiap kelemahan juga memiliki kekuatan. Petarung yang tidak berpengalaman merupakan lawan yang sulit diprediksi.
Temukan alur pertempuran dan cobalah untuk mengendalikannya ketika pertarungan dimulai. Jika berhasil menemukan alur pertarungan dan mengendalikannya, kita berpeluang besar untuk langsung mengakhiri pertarungan dengan gerakan yang mematikan. Konsep ini memang sulit dipahami, tetapi kita bisa mencobanya lain kali ketika berlatih tanding dengan teman. Temukan pola dan alur pertarungan dari satu gerakan ke gerakan berikutnya, dan cobalah mengendalikan lawan. Seorang petarung biasanya menyerang, bertahan, dan menerapkan taktik yang paling dikuasai dan nyaman baginya. Perlu waktu bertahun-tahun dan banyak latihan untuk mendapatkan kemampuan seperti ini. Jika kita telah menguasainya, separuh pertarungan akan menjadi milik kita.
Jangan berharap pertarungan akan berlangsung secara dramatis. Kebanyakan pertarungan pedang diselesaikan dengan serangan dan tangkisan yang sederhana, tepat waktu, dan tepat sasaran. Memang ada tujuan tertentu yang membuat seseorang perlu memamerkan manuver dalam situasi dan kesempatan yang tepat. Akan tetapi, tindakan ini bisa membuat kita mengalami kekalahan yang memalukan, kecuali kita memang seorang yang ahli. Sebagai contoh, jangan memutar tubuh dalam bentuk lingkaran. Salah satu tujuan yang mungkin bermanfaat adalah intimidasi. Memamerkan keterampilan bermain pedang kepada lawan yang tidak berpengalaman bisa merusak rasa percaya diri orang tersebut. Membuat lawan menjadi ragu dengan kemampuannya sendiri untuk bertarung merupakan kemenangan psikologis yang hebat.
Tujuan lain yang bagus adalah mengalihkan perhatian lawan. Ketika lawan terkesima dengan keterampilan kita menari dengan pedang, kita bisa bersiap untuk melancarkan serangan ke area pertahanannya. Petarung terhebat adalah orang yang tidak pernah mencabut pedangnya. Ini berarti bahwa seorang petarung berpedang hanya bisa dibandingkan dengan dirinya sendiri, dan tidak perlu diuji untuk bertarung melawan orang lain.
Jendral Vladimir selesai melatih prajuritnya. Sepertinya strategi yang ia ajarkan tadi sudah cukup. Latihan berikutnya ia akan mengajarkan cara memainkan pedang lainnya. Teknik dan strategi pedang ini. Ia dapatkan dari ayahnya dulu. Saat itu, Vladimir masih berusia delapan tahun. Namun, ayahnya sudah mengajarkan strategi pedang ini. Untungnya jendral Vladimir masih mengingatnya dengan utuh. Jadi ia bisa mengajarkan prajuritnya. Semoga saja prajuritnya cepat mengerti dengan apa yang sudah jendral Vladimir ajarkan.
"Luar biasa! Aku tidak salah memilih kamu sebagai panglima perang. Kemampuan kamu dalam berpedang sangat luar biasa! Aku yakin kita akan menang dalam peperangan," lagi-lagi raja Castillejo memuji Vladimir. Strategi dalam berperangnya sangat luar biasa. Sejak tadi raja Castillejo memperhatikan Vladimir yang sedang berlatih dengan prajuritnya.
"Terimakasih, yang mulia raja," balas jendral Vladimir. Hanya itu yang mampu jenderal Vladimir ucapkan.