BTW 38

1746 Words

Pak Danu mendekati putrinya yang terlihat tengah melamun di samping jendela. Ia tau putri cantiknya sedang dilema asmara. "Nak... Apa kau tidak ingin ikut nak Rammon pergi ke kota hm?" Usapnya lembut di pucuk kepala sang putri. Lara tersenyum, dan menjawab. "Mana mungkin aku menolak Yah, aku akan mendapatkan pekerjaan di sana dan bisa membahagiakan Ayah kelak. Lagi pula aku harus membantu Rammon untuk menyiapkan perlengkapan pernikahannya dengan kekasihnya nanti," tuturnya sendu. "Apa kau bahagia?" Tanya sang Ayah kemudian. "Tentu saja aku sangat bahagia," serunya terpaksa. "Kalau kau bahagia kenapa wajahmu justru terlihat tengah bersedih hm? Pancaran matamu tak bisa membohongi Ayah nak," sahut Pak Danu, mencoba membuat sang putri jujur padanya. Lara masih mengelak, berusaha menyemb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD