Reksa POV. Aku bisa melihat wajahnya begitu dekat. Dia begitu cantik dan manis. Dia juga sangat menawan. Bagaimana bisa dia harus menjadi adikku. Tidak! dia memang lah bukan adikku. Dia hanya adik angkat ku, yang memang bisa untuk aku jadikan istri. "Nanti di sana kalau kakak meetingnya lama, aku maunya pergi saja ke toko buku ya." Sejak kapan dia menyukai toko buku. Setahu ku dia kurang menyukainya. "Mau beli apa?" aku agak curiga padanya. Maksud ku, aku takut dia malah bertemu dengan laki laki ingusan itu. Laki laki yang aku sangat aku yakin hanya menginginkan pisiknya Nirvana yang memang begitu dengan mudah membuat laki laki mana pun tergila gila padanya, termasuk diriku. Hanya saja, aku memang tidak akan pernah berani menyentuhnya, meski se sekarat apa aku bertahan. "Mungkin mau