CN-22

1095 Words
"Ah, berita yang bagus. Namun, tidak sebagus dengan tebakanku benar. Natsumi, berbaliklah," ucap Kazuhiko. Segera saja Natsumi mengikuti instruksi dan berbalik ke belakang. Di sanalah matanya bertemu dengan mata Kazuhiko. Laki-laki itu datang dengan baju santai dan kacamata hitam. "Aku bisa membantumu,” ucap Kazuhiko sambil menurunkan telepon genggamnya. Suara sambungan telepon yang terputus pun kini dapat didengarkan oleh Natsumi. Kali ini laki-laki itu mematikannya. Ya, untuk apa juga membiarkan ponsel mereka tetap menyala? Natsumi menatap tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Aneh sekali. Kenapa Kazuhuiko malah pergi ke tempat seperti ini. Tidakkah sebelumnya dia sedang mengurus sesuatu? Natsumi yakin betul jika laki-laki itu terlalu sibuk hanya untuk sekedar menemuinya—atau bahkan menagih hutang secara tatap langsung. Jika Kazuhiko menyuruh bawahannya, maka dia akan lebih tenang. Setidaknya dalam berdalih, dia juga lebih unggul. Lalu kini, dia ingat. Bisa saja Kazuhiko datang untuk menanyakan alasan hubungan mereka. Seharusnya Natsumi ingat soal itu. Dia sendiri yang mempublikasikannya pada bawahan Kazuhiko, bahkan bekerja sama secara tidak langsung dengannya. s**l. Apa dia benar-benar datang hanya untuk itu? Kazuhiko semakin mendekat ke arahnya. Lalu semakin dekat dia mengarahkan wajahnya. “Kamu terlihat tegang dan pucat. Seharusnya kamu pergi konsultasi dengan dokter yang kukatakan padamu. Namun sepertinya kamu tidak menurut,” ucap Kazuhiko pelan. “Aku tahu apa yang ada di dalam pikiranmu, Natsumi. Tolong hentikan sampai di sana.” “Sebenarnya apa yang kamu inginkan dariku sekarang, Kazuhiko?” ucap Natsumi pelan sambil menyilangkan tangan di depan d**a. Dia tidak punya cukup tenaga untuk melarikan diri. Terlebih laki-laki ini lebih kuat dari yang diperkirakan. “Sudah aku katakan tebakan dan perncanaanku selalu benar. Mataku bisa melihat lebih luas ketimbang dirimu. Sekarang, mereka pasti menduga jika kamu hanya penyusup dan kamu juga sudah memikirkan resiko tersebut. Maka dari itu, aku datang untuk menawarkan solusi. “Aku akan membantumu masuk dan membuat mereka percaya. Ini sangat mudah. Kamu hanya perlu mengubah indentias dengan meminta bantuan agensi. Mereka juga akan mendukung kuat apa yang kamu lakukan saat ini. Hanya saja, jangan mengucapkan ini ideku, kamu tahu itu adalah ide paling konyol jika berniat untuk menangkapku,” jelas Kazuhiko tanpa memberikan Natsumi jeda sedikit pun untuk menyanggah. Embusan napas pelan pun keluar begitu saja dari mulutnya. Dia lalu melihat Kazuhiko dengan tatapan tajam. Rasanya tidak ingin mengucapkan apa pun pada laki-laki tersebut. Namun, jika begitu, dia sama saja dengan menerima usulan Kazuhiko. Itu memang bagus, tetapi tidak cukup meyakinkan. “Mereka akan merasa aneh karena aku malah masuk ke dalam organisasi yang seharusnya tidak kudekati dengan cara seperti itu. Lagi pula, membuat alasan ke pada ketua lebih sulit ... ini tidak semudah membohongi bawahanmu tentang hubungan kita,” balas Natsumi. Tidak ada tanggapan dari ucapannya dan itu cukup membuat Natsumi penasaran. Akhirnya dia menengadah dan menemukan sosok Kazuhiko yang hanya tersenyum dalam diamnya. Oke dia mulai bisa satu pemikiran dengan laki-laki tersebut. “Kamu memintaku untuk membuat alasan yang sangat bagus untuk mereka? Lalu menyisipkan kebohongan? Tidak akan mungkin aku lakukan. Ini terlalu berat!” “Lalu apa yang ingin kamu lakukan jika tidak berbohong? Natsumi, nyawamu dalam bahaya, begitu pula Bibi Minami dan Quizer. Anak baru itu tidak dapat menyelamatkan kamu sampai traumanya pulih. Menyisipkan kebohongan sebagai bumbu itu mudah, kan?” balas Kazuhiko tidak mau kalah dari gadis berambut cokelat yang sama-sama keras kepala. Natsumi mendengus. Memang tidak akan ada habisnya jika dia melontarkan pendapat dengan Kazuhiko. Di satu sisi laki-laki itu memang pintar berbicara sampai mampu mengelabui orang sekitarnya. Namun tidak dengan Natsumi, dia cukup mengenal semua trik itu meski kini lebih hebat dari sebelumnya. Jadi dia tetap harus berhati-hati dengan ucapan laki-laki di hadapannya. Mafia tidak pernah bisa dipercaya oleh detektif swasta sepertinya. “Tidakkah kamu pernah mendengar jika satu kebohongan bisa menumbuhkan kebohongan lainnya?” tanya Natsumi parau. Selain dia menghindari itu, dia juga tidak dapat membohongi agensi. “Aku tahu,” ucap Kazuhiko sambil menarik tangannya pelan, “kamu hanya tidak sadar jika sampai sekarang kamu sedang hidup dalam kebohongan Natsumi.” “Apa maksudmu, Kazuhiko? Aku tidak paham dengan apa yang kamu inginkan sebenarnya. Cukup. Memangnya kamu tidak punya ide selain mengganti identitasku? Ini sama sekali tidak membantuku, Kazuhiko!” gertak Natsumi yang sangat kesal. Kazuhiko menyunggingkan senyum sambil memegang pipi Natsumi. Semakin lama dia semakin mempersempit jarak di antara mereka. Lalu perlahan-lahan mendekati telinga gadis itu. “Kamu imut ketika kamu sedang frustrasi.” “Kazuhiko!!!” Natsumi yang kesal pun langsung memukul d**a bidang Kazuhiko. Namun itu tidak ada bedanya dengan memukul tembok. Tenaganya yang minim benar-benar tidak berguna sedikit pun jika berhadapan dengan laki-laki ini. Sejujurnya Natsumi tidak mengerti kenapa dia bisa tenang saja di hadapan musuh dan target incaran dari agensinya. Apa mungkin karena Kazuhiko pernah menjadi sebuah kepingan puzzle yang kini hilang dari ingatannya. Entah pula karena Kazuhiko pernah menjadi sesuatu. Natsumi benar-benar tidak mengerti. Kesadarannya lalu dibawa kembali ke bumi, tepat di mana laki-laki itu tengah menahan kedua tangannya. Menatap mata Natsumi dengan sendu. Tidak. Ini hanya fiktif belaka. Kauzuhiko hanya sedang melakukan tipu daya dengan mata itu. Bagaimana bisa orang-orang selalu memuja dan meleleh di hadapannya begitu saja? Ah, bahkan hanya dengan memikirkan nama Kazuhiko saja sudah membuatnya kesal setengah mati. Tidak ada keinginan pula untuk bertemu. Namun takdir berkata lain untuknya. “Natsumi, aku berkata jujur. Kamu harus menggunakan identitas baru jika tidak ingin ketahuan oleh mereka. Karena mereka hanya pertama kali bertemu denganmu, jadi aku bisa menyusun skenario. Besok akan aku kirimkan paket ke rumahmu. Gunakan itu untuk menutupi identitasmu yang sekarang,” jelas Kazuhiko yang lalu melanjutkan perjalanannya. Natsumi tidak diam di tempat. Dia tidak mau menerima tawaran begitu saja. Jadi dia berbalik dan melihat punggung laki-laki  yang meninggalkannya. “ Untuk apa kamu membantuku? Terlepas dari kerja sama, apa tujuanmu yang sebenarnya?” Natsumi melihat Kazuhiko berhenti melangkah. Laki-laki itu juga menengok ke belakang. Di sanalah kedua mata saling bertemu dan memandang. Natsumi bisa melihat ketegasan hanya melalui mata tajam Kazuhiko. “Karena kamu sudah mengakui kalau aku adalah kekasihmu. Jadi anggap saja ini adalah bukti bahwa ini adalah tugas perdanaku sebagai kekasihmu. Menarik bukan?” ucap Kazuhiko yang lalu kembali berjalan. Natsumi tidak habis pikir. Dia ingin berteriak, tetapi sadar jika ini adalah rumah sakit. Apa benar seorang ketua eklusif pada kelompok Mafia benar-benar menganggap serius ucapannya? Jantungnya berdetak dengan keras, memang benar jika apa yang dilihatnya kini adalah Kazuhiko. Namun apa yang dia dengar itu benar? Atau sebenarnya Kazuhiko baru saja menyuruhnya untuk mati? s**l, mana yang benar? Dia sakit atau marah atau memang hanya usil? Ah pasti pilihan terakhir. Rasanya tidak logis jika seorang detektif sepertinya malah berpacaran dengan incaran dari agensinya sendiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD