CN-53

1035 Words
Natsumi terdiam setelah dia menjelaskan sedikit soal agensi yang ditugaskan untuk menjaga Quizer. Bagaimana pun, saat ini dia hanya ingin menenangkan dirinya saja. Tidak lebih dari itu, dia begitu telaten dalam memerhatikan mimik muka lawannya. Takut Quizer malah tidak memercayai apa pun yang dia katakan. Padahal itu sesuatu yang benar-benar terjadi. “Aku mulai mengerti kenapa paman membawaku ke Jepang. Jika memang kamu berniat untuk melindungiku, kenapa dari dulu kamu menyembunyikannya?” ucap Quizer pelan. Gadis berambut cokelat itu pun melihat ke bawah. Seolah ingin menghindari sesuatu. “Sejujurnya aku tidak memberitahukannya padamu hanya karena aku takut kalau kamu malah lebih ketakutan. Belum lagi kamu akan menyangka yang tidak-tidak. Maka dari itu, aku tidak pernah menceritakannya,” jelas Natsumi pelan.  Quizer dapat memahami ucapan Natsumi dan dari tidak tahu harus berkata bagaimana lagi. Andai saat berkenalan gadis itu langsung mengatakannya, dia mungkin berpikir untuk segera pulang. Lebih parah jika dirinya justru tertahan dengan sekelompok The Paradoks. Mereka terdiam cukup lama. Sibuk dengan urusan masing-masing. Natsumi tengah membuka sosial media. Mencari tahu apa yang terjadi dengan keadaan di luar sana, utamanya tentang Mafia. Jika ada pertempuran besar, pasti akan menjadi asumsi bagi para media televisi dan copywriter. Jadi tidak sulit untuk mencarinya. Natsumi juga terlibat secara tidak langsung. Bahkan seharusnya di pergi ke tempat bersangkutan. Kekacauan di pelabuhan semakin memanas. Antara dua pihak yang berkubu dan memiliki kemampuan super. Kami tidak dapat mencari tahu lebih lanjut dengan apa yang terjadi di sana. Namun, kami yakin keduanya sedang memperebutkan sesuatu. Beberapa warga sekitar sudah diamankan dibantu dengan kepolisian yang tengah bertugas. “Sepertinya aku harus pergi ke sana,” gumam Natsumi dan dia lupa kalau Quizer berada di sini. “Kamu mau pergi ke mana, Natsumi?” tanya Quizer kebingungan. Natsumi pun buru-buru melihat ke arah Quizer. Agak gugup karena dia tidak mungkin menceritakan soal mafia dan agensinya. Natsumi tidak ingin mengatakan sesuatu yang membuat Quizer panik. Terutama informasi lain belum tentu berhasil membuat laki-laki di hadapannya memihak pada yang benar. Natsumi hanya tersenyum. Tidak berminat menjawab pertanyaan laki-laki itu. “Aku akan mengunci kamu dan Bibi di ruangan. Aku masih harus mengurus beberapa hal di luar sana. Maaf jika aku mengganggu dirimu.” “Hei, kamu belum menjawab pertanyaanku, Natsumi!” ucap Quizer meninggi. Laki-laki yang geram itu ingin mencegah. Namun dia lupa kalau kakinya belum sembuh dengan benar. Sehingga gadis berambut cokelat itu pun berhasil melarikan diri. Benar saja. Gadis itu mengunci Quizer dan Bibi Minami di dalam klinik yang entahlah milik siapa. Natsumi mencoba melirik ke arah lain. Dia lalu mengembuskan napasnya. Dia sedang tidak ingin mengatakan apa pun. Jadi selama ini dia hanya ingin mengetahui apa yang akan terjadi jika Quizer dikurung dalam klinik. Dugaannya laki-laki itu tidak akan melarikan diri atau bahkan menghancurkan klinik orang. Ya, Quizer cukup tahu diri. Kali ini dia harus pergi pelabuhan. Bagaimana pun caranya. Jadi segera saja gadis itu pergi ke terminal dan mengambil tujuan terdekat. Karena dia yakin kalau ke pelabuhan, pasti terminalnya tidak akan beroperasi sampai sana. Jadi buru-buru. Tidak peduli bagaimana orang memandangnya dengan aneh. Tidak peduli bagaimana dia  kebingungan. Langkah Natsumi terhenti ketika dia sampai. Dia harus segera masuk ke dalam kereta, untungnya masih belum beranjak pergi. Sebelum benar-benar menutup, pintu. Natsumi buru-buru masih ke dalamnya. Awalnya dia mau duduk, tetapi ada orang yang lebih tua membutuhkannya. Segera saja dia pun memberikan bangku dan memilih untuk berdiri dengan bergantung pada pegangan. Perasaannya tidak enak. Namun sepertinya pilihannya sudah sangat tepat. Terutama menghentikan pertempuran mereka. - - - - - - - - - - - - - - - Di satu sisi Kazuhiko dan Akira tengah berhadapan. Padahal itu hanya salah satu settingan yang dilakukannya agar pihak lawan tidak mencurigai. Lagi pula, tidak akan ada yang dapat menandingi kekuatannya selain Akira. Pilihan pengawal yang bagus untuk Natsumi. Apa yang mereka lakukan saat ini terlihat seperti Akira tengah memberontak. Namun, sebaliknya, laki-laki itu tengah memberikan berbagai macam informasi. “Dokter pada The Paradoks mengambil izin beberapa hari. Dia belum pulang sampai kemarin aku berpapasan dengan orang yang sepertinya ‘dia’. Sejauh ini aku tidak dicurigai, jadi Anda bisa tenang saja Kazuhiko-sama,” jelas Akira sambil meninju. Kazuhiko menerima pukulan itu dan langsung memelintir pergelangan tangan Akira. “Apa kamu yakin itu benar-benar dia yang kita cari, Akira?” Akira mengangguk dan lalu membanting tubuh Kazuhiko. Sayangnya tidak berhasil. Laki-laki yang lebih pendek itu melakukan lompat kangkang sebelum Akira melakukan semuanya. Mereka sudah sering berlatih. Bukan hal baru bagi masing-masing untuk menebak apa yang akan dilakukan. “Natsumi memanglah orang yang sedang diincar oleh dokter itu. Namun aku tidak menyangka jika orang yang seharusnya berhadapan denganku malah diganggu oleh sekelompok The Paradoks,” jelas Kazuhiko sambil melirik ke sekeliling. Tidak dia lupakan kalau Akira masihlah lawannya untuk saat ini. “Kemarin dia merencanakan ini semua. Selain menghancurkan Natsumi-san, dia berencana untuk menghancurkanmu. Karena selaras dengan tujuan The Paradoks, mereka setuju. Lalu sekarang bagaimana keadaan Natsumi?” tanya Akira pelan. Kazuhiko sendiri tidak dapat menjawab pastinya. Dia tidak tahu apakah kondosi gadis itu bisa dikatakan sebagai bai-baik saja atau tidak. Virus di dalam tubuhnya tidak lagi seperti miliki Yuri. Namun, dia masih mencurigai kalau pengaruhnya sama saja. Kazuhiko dan Akira kembali bertarung dengan serius. Kali ini tidak ada penyebab apa pun. Mereka masih menganggapnya sebagai latihan biasa. Sementara seorang gadis berambut cokelat baru saja sampai. Gadis itu terngah-engah dan buru-buru masuk ke arena pertempuran. Baik dari agensinya atau mafia berhenti melakukan apa pun. Tidak ada yang menyerang dan lainnya ketika melihat Natsumi memasuki arena. “Hentikan! Sebaiknya kedua belah pihak mundur, dan masing-masing ketua kelompok berdiri di depanku,” jelas Natsumi sambil menyilangkan tangan di depan d**a. Kazuhiko yang melihat itu pun mengembuskan napas. Diam-diam tersenyum, tetapi buru-buru laki-laki itu memperbaiki wajahnya. Bersamaan dengan itu seorang laki-laki yang diketahuinya bernama Akiyasu pun berdiri di hadapannya. Sementara Natsumi menjadi penghalang mereka. “Jelaskan padaku apa semua ini, Natsumi? Kenapa kamu baru muncul setelah melarikan diri. Pasti kamu dikurung oleh laki-laki ini bukan?” ucap Akiyasu. Natsumi menggeleng. “Alasanku kabur adalah karena pengecekan rutin. Sekarang aku mengingatnya dengan jelas. Dan ini.” Natsumi lalu mengeluarkan sebuah jarum suntik dengan cairan yang ada di dalamnya. Untung saja dia menyimpannya. Kazuhiko membelalak. “Obat itu?!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD