CN-54

1105 Words
“Jelaskan padaku apa semua ini, Natsumi? Kenapa kamu baru muncul setelah melarikan diri. Pasti kamu dikurung oleh laki-laki ini bukan?” ucap Akiyasu. Natsumi menggeleng. “Alasanku kabur adalah karena pengecekan rutin. Sekarang aku mengingatnya dengan jelas. Dan ini.” Natsumi lalu mengeluarkan sebuah jarum suntik dengan cairan yang ada di dalamnya. Untung saja dia menyimpannya. Kazuhiko membelalak. “Obat itu?!” - - - - - - - - - - - - - - - “Natsumi dari mana kamu mendapatkan suntikan itu?” ucap Akiyasu kebingungan. Namun, mimik wajahnya cukup menegangkan. “Aku ingin tahu apa kandungan yang ada di dalamnya. Serahkan padaku!” Meski diperintahkan oleh atasannya, Natsumi sama sekali tidak berminat untuk menyerahkannya. Justru dia mengangkat tinggi-tinggi. Tidak hanya itu, Kazuhiko turut membantunya. Laki-laki itu melindungi dia dengan menghalangi Akiyasu untuk mengambil suntikan yang ada pada tangannya. Untunglah laki-laki itu membantu. Entah mengapa dia belum bisa memercayai siapa pun untuk sekarang. Natsumi juga mengambil ancang-ancang dengan mundur ke belakang tubuh Kazuhiko. Bersembunyi. Hanya saja, tujuannya kali ini bukanlah sekedar bersembunyi. Dia membutuhkan seseorang untuk setuju dengan pemikirannya. Kazuhiko dapat melengkapi keduanya. Jadi itulah alasan kenapa dia mundur dari tempatnya sekarang. Dan dia yakin Kazuhiko juga dapat memahami hal yang serupa. “Jangan memaksa dia untuk menyerahkannya. Lagi pula, bukan hanya kamu yang menginginkannya. Aku pun perlu tahu apa yang tengah gadis ini bawa. Apakah kalian membawa-bawa ini untuk menyabotase kami?” tanya Kazuhiko dengan tatapan penuh curiga. Natsumi justru mengerti dengan baik kalau Kazuhiko tengah bermain peran. Lakai-laki itu tidak benar-benar marah padanya. Justru sebaliknya. Laki-laki ini membuat drama agar tida dicurigai oleh orang-orang sekitar. Utamanya orang-orang pada divisi yang sama dengan Kazuhiko. Dia tidak dapat terang-terangan menjadi Yuri dan Natsumi bersamaan. “Tidak! Aku justru bingung karena baru pertama kali melihatnya. Aku yakin tidak pernah ada obat seperti itu dalam pengobatan kami,” balas Akiyasu pelan. Gadis itu pun mengembuskan napasnya. Dia melihat dengan seksama apa yang ada pada tabung di jarum suntiknya. Lalu dia pun menggenggamnya dengan erat. “Aku tidak tahu apakah kamu benar-benar berbohong atau tidak. Namun, aku akan menjelaskan sedikit tentang obat ini. Aku yakin dari ucapanmu, kamu tahu kalau ini adalah obat terlarang Akiyasuu-san. “Aku mendapatkannya dari dokter yang selalu ditugaskan untuk pemeriksaanku. Selama ini aku tidak pernah menaruh curiga meski pikiranku terasa sebaliknya. Kamu mungkin memang tidak mengetahuinya karena tidak ada laporan apa pun. Namun, buktinya cukup jelas karena Bibi Minami pun menjadi korbannya. Biar aku tanya. Apakah benar ini adalah obat yang sejenis dengan obat yang diberikan pada Bibi Minami sebelum aku mengambil misi?” Akiyasu terdiam. Dia tidak mau menjawab dan justru menatap pada Kazuhiko dengan begitu tajam. Natsumi membutukan kejujuran. Namun entah kenapa melihat mereka—pihak agensinya—diam saja. Dia tidak tahu sama sekali dengan apa yang akan diungkapkan oleh mereka. Bahkan dia tidak dapat menebak apa yang akan terjadi. Mungkin Kazuhiko bisa mencari tahu lebih lanjut soal itu. Meski begitu, Natsumi juga masih mencari tahu titik terang dari apa yang terjadi. Sejujurnya ada beberapa hal yang tengah membingungkannya saat ini. Apakah ini dilakukan untuk menghancurkan masing-masing kubu? Selain memanfaatkan dia untuk menjadi boneka tentunya. “Natsumi. Obat yang kamu gunakang, pernah kami gunakan pada Bibi Minami dan juga padamu dengan dosis rendah. Dulu kamu memiliki sebuah trauma yang cukup berat. Demi keselamatanmu, kami menggunakannya. Efek samping ini sama seperti hipnotis. Membawa orang ke setengah tidur. Apa yang dikatakan oleh orang pertama akan diingatnya terus-menerus,” jelas Akiyasu. “Lalu apakah agensi memerintah kalian agar memberikan obat serupa pada Natsumi tiap bulan? Apa kalian tidak tahu efek samping dari obat itu lebih berbahaya daripada sebuah racun?” ucap Kazuhiko sambil bersidekap. “Bagaimana kamu mengetahui itu? Ah, apa kalian juga sering menggunakan ramuan ini dalam perasalahan kalian? Rasanya itu tidak cukup k**i bagi kalian para mafia,” jelas Akiyasu. Kazuhiko justru tersenyum miring. “Kami tidak akan pernah menggunakan ramuan yang membuat teman kami tewas mengenaskan. Saat ini kami sedang melakukan pembunuhnya. Jadi aku ingin tahu apakah doktermu itu sama seperti yang ada di dalam prediksiku?” “Apa maksudmu dengan sama seperti yang ada di prediksimu?” tanya Akiyasu. Natsumi pun membelalak. Dia mulai paham. Sangat paham. “Hentikan. Aku rasa orang yang menyebabkan ini bukan salah agensi. Tentu, bukan juga Mafia. Orang yang melakukannya adalah The Paradoks. Aku yakin kalian sebagian besar tidak berhadapan dengan musuh kan?” “Nakagawa-san, kenapa kamu malah mengucapkan itu?!” ucap Kazuhiko agak meninggi. Tersirat jelas ada nada kekhawatiran dari laki-laki tersebut. Natsumi tidak memedulikannya. Kali ini dia mencoba merangkai semua asumsi yang ada di otaknya. Kemungkinan besar memang benar jika dokter yang melakukan ini adalah orang yang sama dengan orang yang menginginkan kematiannya. Sama pula dengan apa yang pernah Kazuhiko ceritakan. Lagi pula, sepertinya dia sudah tahu penyebab Kazuhiko ingin sekali menggulingkan ketua mafia. “Sebaiknya kalian memegang erat orang yang berada di sisi kalian! Aku rasa di antara kita The Paradoks ada dalam pertempuran ini. Mereka ingin mengadu domba kalian,” ucap Natsumi pelan. Gadis itu pun segera melirik ke arah penjuru, di mala laki-laki yang pernah dia lihat berdiri di sana. Orang yang pernah memegang rambutnya. Dia ... ketua dari para mafia. s**l. Andai dia bisa meminta Kazuhiko untuk melihatnya juga. Namun tidak di sini. Orang-orang akan menganggap jika mereka berdua memiliki hubungan. Natsumi tidak mungkin melakukan itu. Nampaknya Kazuhiko paham gerak-gerik tubuh Natsumi. Akhirnya dia pun melirik ke arah orang yang sama dengan Natsumi. Bos para mafia yang sangat dibencinya. “Sepertinya aku paham dengan apa yang diucapkan olehnya.” “Natsumi-san, dapatkah kamu menjelaskan lebih lanjut dengan apa yang kamu katak sebelumnya?” tanya Akiyasu. Natsumi mengangguk. “Orang yang menjadi dokter, yang mengacau sekelompok mafia adalah orang sama dengan mata-mata di dalam The Paradoks. Orang itu akan datang dalam hitungan mundur dari sepuluh. Maka berhati-hatilah!” Kazuhiko menahan napasnya sejenak. Dia tidak menyangka dengan apa yang diucapkan oleh Natsumi. Memang dia sempat menduga. Namun, dia tidak ingin mengakui pemikirannya. Seharusnya Kazuhiko bergerak maju menyusul bos mafia. Sayangnya dia tidak dapat melakukan itu. 10. Kazuhiko terburu-buru untuk menengok ke arah Natsumi. Dia berlari dengan cepat. 9 Natsumi membelalak dan perasaan Kazuhiko semakin tidak tenang karenanya. 8. Satu hal yang dia tidak sangka adalah, Natsumi buru-buru jatuh ke bawah. 7.  Ini tidak sesuai dugaan. Natsumi diserang lebih dulu oleh anak perempuan pendek di belakangnya. Darah mengalir deras dari punggung gadis itu. Akiyasu refleks menahan tubuh Natsumi. “Natsumi-san!!! Apa kamu benar-benar baik-baik saja?! Aku akan segera membawamu ke ruma sakit!” “Hentikan. Jangan bawa gadis itu,” ucap Bos Mafia yang perlahan maju. Dingin. Kazuhiko dapat merasakan ujung pistol berada di belakang kepalanya.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD