CN-26

1072 Words
Natsumi buru-buru berlari sambil membawa tentengan. Tidak peduli jika Quizer masih berusaha berteriak dan menyerukan namanya. Namun itu tidak lama. Nampaknya, Quizer juga masih kelelahan dan kembali menguap. Laki-laki itu lalu berjalan ke ruang Tv. Natsumi mengira jika laki-laki itu hanya melindur. Baguslah. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Quizer menahan napasnya ketika Natsumi tidak mau mendengarkan ucapannya. Dia masih terbayang-bayang bagaimana gadis itu menolaknya. Bahkan itu tersampaikan hingga ujung mimpinya. Bagai alunan melodi, suara itu berulang-ulang hadir menjadi pengiring lagu tidurnya. Natsumi itu gadis gila dan Quizer tidak pernah ingin berurusan dengannya. Namun, kondisi gadis iyu tidak dalam keadaan baik dan dia cukup khawatir karenanya. Bibi Minami belum bangun, mungkin lelah, mungkin juga baru bisa beristirahat setelah berulang kali memastikan Natsumi tidur dengan nyaman dan damai. Quizer agak iri. Selama ini dia tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu. Pernah, tapi ith saat dia masih kecil, oleh ibunya. Seharusnya dia tidak iro, tetapi hatinya berkata lain. Quizrr menutup matanya, lalu menguap. Dia belum terbiasa, tetapi ada kemajuan. Dia bisa tidur nyenyak selama lima jam penuh, kurang tiga jam lagi. Kadang kala dia terbangun tiap jam karena tidak bisa tenang mendengarkan suara alam. Terkadang menurutnya, suara di malam hari yang lebih sunyi malah membuat kepalanya sakit karena terlalu banyak permintaan. Jika diingat kembali, Natsumi membawa kantong yang cukup besar. Entah isinya apa. Dia hanya bisa mendengar dan tidak dapat menerawang. Mungkin tugas sekolahnya, tetapi apa perlu dia membawa tas yang begitu besar? Kecurigaannya lalu berlanjut pada, Natsumi berbohong dan sebenarnya dia pergi melanjutkan misinya. jika benar itu yang terjadi, Qyizer akan kehilangan kata-kata di depan gadis tersebut. "Aku harus menanyakannya pada Bibi Minami, lebih baik sekarang aku kembali tidur," ucap Quizer pelan. Lalu dia menutup mata dan kembali menghitung tiap domba yang melompat satu demi satu di dalam mimpinya. - - - - - - - - - - - - - - "Ya ampun, aku pikir aku akan tertidur selamanya," ucap Quizer sambil meregangkan tubuh. Ternyata matahari sudah naik ke atas. Suara ribut-ribut pun dapat dia dengar dari dapur. Sepertinya :Bibi Minami sudah bangun dan tengah memasak. Kepala QUizer masih pusing, tetepi dia langsung melihat ke arah jam. Ini pukul delapan pagi. Anehnya, Bibi Minami belum menanyakan soal Natsimi kepadanya. Ataukah wanita dewasa itu sudah tahu? Quizer ingin tidak peduli, tetapi rasanya terlalu sulit. Akhirnya dia pun beranjak mendekati Bibi Natsumi. Sambil menunggu sarapannya siap untuk disantap. Dugaannya benar, BIbi Minami masih sibuk memasak sarapan. Aneh juga melihatnya seorang diri. Walau Quizer baru beberapa hari di Jepang, tetapi rasanya aneh saja tidak melihat Natsumi di dapur. Sm ketika dia menarik kursi, Bibi Minami segera melihat ke belakang dan menemukan Quizer yang baru saja duduk. "Maaf aku tidak membangunkanmu, Quizer-san. Kamu tampak sangat kelelahan dan pasti mencari tempat nyaman," jelas Bibi Minami. Otak cerdas Quizer memproses setiap kata yang Bibi Mianmi ucapkan. Sepertinya ini tentang alasan kenapa dia tertidur di ruang TV. Padahal jelas-jelas dia mengantuk karena terganggu oleh Natsumi. Terlalu lelah matanya untuk melihat tangga dan berujung ke ruang TV. "Itu ...." Quizer bungkam dia lalu kembali menguap. Terlalu banyak tidur membuatnya malah semakin kelelahan. "Maaf Bibi, kemarin benar-benar membuatku syok." "Ya, kamu benar. Ngomong-ngomong, dapatkah aku meminta bantuanmu? Tolong periksa keadaan Natsumi. Jika dia sudah bangun, aku akan menyiapkan bubur untuknya," jelas Bibi Minami sambil mengaduk sesuatu di panci. Mata Quizer membebelalak. Dia kira Bibi Minami sudah tahu, tetapi kenyataan tidak berkata begitu. Kali ini dia harus berkata bagaimana? Seingatnya, Natsumi meminta dia untuk tidak menceritakan apa pun pada Bibi Minami. Namun, wanita yang Tenga memasak ini tampak khawatir. Sayangnya dia tahu, memberi tahu keadaan sebelumnya juga sama saja. Dan tentunya Natsumi sudah tahu, bahwa Bibi Minami akan khawatir jika tahu keponakannya pergi ke sekolah. “Sepertinya Natsumi masih beristirahat Bibi Minami, kita tidak perlu mengganggunya. Aku takut jika kita membangunkan, gadis itu malah memberontak dan memaksa untuk kembali bertugas,” jelas Quizer sambil menahan napasnya. Ya dia tidak tahu harus berbuat apa selain berbohong. “Kamu benar, Natsumi bisa saja memberontak. Aku jarang sekali melihat dia sakit parah, tapi mengingat ambisinya, kurasa kamu ada benarnya Quizer. Ah, lalu bagaimana tentang agendamu hari ini?” lanjut Bibi Minami mengubah topik pembicaraan. Quizer tidak tahu harus senang atau sedih setelah mendengar ucapan Bibi Minami. Di satu sisi dia memang mengharapkan keadaan yang baik-baik saja. Namun tidak ditanya seperti ini. Pergi ke akademi membuat dia juga memiliki kemungkinan untuk bertemu dengan para The Paradoks. Mereka bisa mengganggu kapan dan di manapun. Tidak ada yang dapat menjamin nyawanya. Bahkan, Natsumi yang seumurannya pun. “Jika kamu belum siap, aku dan Natsumi bisa mengajarkanmu. Kami memang tidak seahli pengajar. Namun, aku rasa kami bisa membantumu sedikit demi sedikit,” usul Bibi Minami. “Usulan yang bagus, Bibi. Aku bukannya enggan pergi ke Akademi. Hanya saja cukup khawatir soal keselamatan. Apakah The Paradoks akan mengejarku kembali,” balas Quizer pelan. “Natsumi selalu bilang, kamu akan aman selama berada di dekat radarnya. Aku tidak tahu apa yang keponakanku rencanakan. Bahkan cara dia melindungi kamu pun aku tidak tahu. Tapi ucapannya selalu benar, seperti kemarin. Meski terlambat, Natsumi tetap melindungi kita,” jelas Bibi Minami yang tengah berusaha meyakinkan laki-laki di hadapannya. Sementara Quizer diam di tengah keraguannya. Memang benar ucapan Bibi Minami soal Natsumi yang menyelamatkannya kemarin. Jika tidak ada gadis itu, semua mungkin akan berakhir. Dia juga belum tentu akan melihat langit secerah sekarang. Namun, entah kenapa masih ada yang mengganjal di hatinya. Padahal sebelumnya dia sangat ingin pergi dari radar Natsumi; mencari kosan dan tempat untuk bekerja sambilan. “Apa kamu masih meragukan Natsumi, Quizer-san? Wajar saja, Natsu memang tidak memiliki kemampuan yang hebat seperti orang kebanyakan. Namun dia selalu dipercaya oleh agensinya yang sekarang, belum lagi koneksi dengan para polisi. Kamu akan aman bersamanaya. Selain itu, ada bibi yang akan melindungimu juga,” ucap Bibi Minami. Ketika mendengarnya, Quizer tidak tahu kenapa hatinya menjadi hangat, seakan itu adalah hal yang paling dia ingin dengar sekarang. Natsumi melindunginya sudah biasanya dan dia sudah bosan mendengarkan ucapan itu. Namun jika Bibi Minami yang mengucapkannya ... entah mengapa itu mengingatkannya pada masa lalu. Ya, masa lalu. Tiba-tiba dia menjambak rambut sendiri, menahan sesak di dadanya. Suara rantai yang digert dan teriakan pun berputar di dalam otaknya. Quizer mencoba untuk tetap waras, tetapi sulit. Dia lalu berteriak dengan sangat kencang. Sampai-sampai Bibi Minami berusaha untuk menenangkannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD