CN-50

1107 Words
Sehingga dia pun dapat bergelayutan. Untungnya dia masih mendengar mereka melangkah ke lantai dua. Sehingga tidak akan ada yang sadar jika dia baru saja melompat. Quizer langsung turun. Segera saja dia membuka ponsel dan mencari keberadaan yang Natsumi titipkan. Dia harus buru-buru mengatakan apa yang dia dengar dari dokter itu. Percobaan yang dimaksudkan oleh dokter itu pasti tidak mengarah ke hal yang baik. Apa mungkin selama ini Natsumi selalu dijadikan objek uji coba? Quizer tidak habis pikir, tetapi sebaiknya dia segera bertemu atau semuanya akan gawat. Dia sangat takut dengan kondisi Natsumi yang mungkin belum membaik hari ini. “Quizer-san, kamu mau pergi ke mana?” - - - - - - - - - - - - - - - Natsumi baru saja menghampiri ke wilayah rumahnya. Dia merasa ada yang aneh. Padahal Quizer sudah memperingatkan bahwa ada orang-orang agensi yang masih menanyakan soal Natsumi. Namun, dia terlalu takut jika orang agensi itu malah mengincar orang lain. Misalnya Quizer. Laki-laki itu murni belum terdistraksi oleh apa pun. Buru-buru Natsumi pun berlari, sampai dia berhenti di depan rumah. Di sana dia melihat Akira. Tunggu, kenapa laki-laki itu ada di sini? Terlalu mencurigakan. Setahunya Akira tidak akan pernah meninggalkan Kazuhiko, terutama disaat mereka dalam keadaan krisis. Satu-satunya yang ada di benak Natsumi sekarang adalah The Paradoks. Mereka pasti mengambil keuntungan dari dua kubu yang berseteru. Natsumi harus segera menyelamatkan Quizer. Terlepas itu Akira asli atau bukan. Kali ini dia perlu menyelamatkan laki-laki itu, sebagaimana Quizer membantunya beberapa saat lalu. "Matte yo! [Tunggu dulu!]" ucap Natsumi lantang. Dia lalu memegang tangan Quizer dan menatap laki-laki satunya lagi. "Sedang apa kamu di sini?" "Bagus, kalian berdua bersama. Ayo ikut denganku," ucap Akira yang lalu berlari sambil menarik tangan Quizer. Otomatis Natsumi mau tidak harus mengikuti. Namun mulutnya tidak kunjung berhenti bicara. Tidak satu pun pertanyaan yang Natsumi lontarkan dijawab oleh Akira. Entahlah ke mana laki-laki tinggi itu akan membawa mereka. Namun yang pasti, Natsumi tetap berjaga-jaga. Sudah dia tetapkan hati kalau tidak ada yang bisa dia percayai. Meski itu tangan kanan Kazuhiko sekali pun. Selain itu, Akira dan dia sama-sama anggota The Paradoks. Terlalu jelas jika laki-laki itu ingin membunuh Quizer. Di sebuah g**g buntu, mereka berhenti. Mereka bertiga sama-sama mengambil napas dan tidak ada yang memulai percskapan. Terlalu lelah. Natsumi bahkan bisa merasakan bagaimana darah naik ke kepalanya dan kini dia kembali pusing. Meski begitu, dia mencoba menahannya demi keselamatan orang banyak. "Dia memintaku putar arah untuk menjemput kalian berdua. Tadi itu nyaris saja. Andai Quizer-san tidak melompat, aku rasa semuanya sudah berakhir," ucap Akira pelan. Natsumi pun langsung membalas, "Lalu apa tujuanmu membawa kami ke g**g buntu seperti ini? Kamu tidak merencanakan sesuatu yang jahat bukan?" "Tentu tidak. Saat ini yang aku butuhkan adalah beristirahat dan bersembunyi. Setelah beberapa menit, kita akan kembali ke pelabuhan. Untuk sementara kalian berdua akan sangat aman di sama," jelas Akira. Natsumi ingin memastikan keadaan, langsung pada Kazuhiko. Namun dia tahu jika laki-laki itu sedang sibuk melawan agensinya. Ah, mungkin bisa dibilang agensi palsunya. Dia tidak akan pernah mau masuk ke sana jika mereka ternyata sedang mengembangkan sebuah virus mematikan. Sambil membunuh waktu, Natsumi pun sedikit bercerita tentang apa yang membuatnya pergi dari kamar Quizer tanpa bilang-bilang. Pertemuannya dengan Kazuhiko sama sekali tidak dia katakan. Saat ini Natsumi berbihing jika dirinya ditemukan terkapar dan sudah diperiksa. Aneh sekali rasanya ketika Natsumi hanya pergi keluar sebentar, tetapi yang dia dapatkan adalah kabar mengenai kondisinya yang tidak baik-baik saja. Quizer tidak boleh tahu soal itu. Dia tidak ingin laki-laki ini malah menjauhinya. Untuk sekarang saja, dia lebih banyak berbohong untuk menutupi kebenaran. Lagi pula, dia tidak dapat menceritakan dengan ingatannya yang bahkan belum terkumpul sempurna. "Akira-san, sampai kapan kita harus berdiam diri di sini? Katamu kita harus segera ke pelabuhan," ucap Natsumi penuh selidik. Sejak awal dia curiga. Bahkan sejujurnya kejadian ini seolah direncanakan. "Tidak bisakah kamu diam sebentar!" bentak Akira padanya. Sontak Natsumi membelalak. Ada sesuatu yang salah. Natsumi harus menghentikan ini. Akira tidak akan pernah berani membentaknya seperti itu meski laki-laki itu memang tidak dengannya. Hanya saja, Akira menghormati keputusan Kazuhiko. Maka sudah pasti kalau laki-laki itu tidak akan melakukan hal-hal yang dapat menyakiti perasaan Natsumi. Maka dia mencoba menenangkan diri. Jangan sampai membuat siapa pun curiga. "why are you even yelling at a girl ?! Have you no shame? [Kenapa kamu malah membentak seorang gadis?! Tidakkah kamu punya malu untuk itu?]" balas Quizer agak kasar. "It's none of your business! [Ini bukan urusanmu]" balas Akira kembali dengan nadanya yang kasar dan penuh kebencian. Ini bukan kebetulan, tetapi Natsumi tahu sesuatu. "Quizer, apa kamu pandai berkelahi?" tanya gadis berambut cokelat tersebut. Itu pertanyaan yang konyol bagi seorang quizzer. Berkelahi merupakan salah satu cara cara agar dia bisa bertahan hidup dari penindasan di sekolahnya dulu. Meski begitu itu dia tidak mengerti, mengapa natsumi sampai harus mengajaknya untuk berkelahi titik kembali laki-laki itu pun melihat kepada Akira yang menatap mereka berdua dengan tajam. Quizzer pun melihat kearah natsumi. Gadis itu tengah melakukan pemanasan. Terkadang dia memijit pelat pergelangan tangannya, kadang juga gadis itu melirik padanya. Sampai akhirnya Weezer pun mengerti detik. Bahwa saat ini ini orang yang berada di hadapannya merupakan orang jahat. Sejujurnya dia ingin menggunakan ponselnya untuk mengetahui percakapan antara natsumi dan juga Akira. Sayangnya, melihat keduanya tengah beradu mata membuat Weezer tidak bisa melakukan apapun. "Akira-san aku tahu kamu tengah berbohong padaku saat ini. Ah... Sebenarnya kamu bukan Akira detik karena seorang Akira tidak mungkin meninggalkan kan bosnya begitu saja. Jadi di apakah kamu mau mengakui siapa dirimu? "Tanya natsumi my dengan spontan detik Quizer yang mendapatkan pendengaran itu pun cukup kaget dengan nada yang dikeluarkan oleh Natsumi. Gadis itu benar-benar tidak segan dalam menuduh laki-laki di hadapannya. Padahal sekali lihat saja Quizer tahu kalau laki-laki ini berbahaya. Bagaimana jika itu salah? Quizer tidak habis pikir saat ini. Apakah hidupnya sampai disini saja. Apakah dewa kematian itu benar-benar ada untuk menjemputnya? Quizer belum mau mati saat ini. Mungkin kali ini dia terprovokasi dengan ucapan gadis berambut coklat itu. "Jadi kamu mulai tidak mempercayai ku natsumi? "Ucap laki-laki dengan tatapan tajamnya. Natsumi kini mengulum senyumnya seperti biasa. satu cara yang selalu quizer tidak sukai. sampai gadis itu pun berbicara, "tentu titik aku hanya percaya kepada akhir yang asli. Jika kamu benar-benar Akira, maka lawanlah aku." "Baiklah." Bidikan tepat. Natsumi kembali tersenyum dengan penuh kemenangan. Inilah yang dia tunggu-tunggu. Akira tidak mungkin mah menyerangnya. Bahkan sebelumnya laki-laki itu berniat untuk melindungi. "Quizer-san. Tawaranku masih berlaku. Apa kamu mau ikut denganku untuk melawan dia?" tanya Natsumi. Quizer menutup matanya pelan. Ini memang benar. Ini satu-satunya cara dia bertahan hidup. "Aku tidak sejago itu dalam berkelahi. Namun, aku akan melakukannya demi hidupku sendiri. Jadi jangan kegeeran!"  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD