CN-29

1074 Words
Natsumi membuka ponselnya sesekali. Dia sengaja membawa ponsel satunya, karena dia penasaran dengan apa yang akan terjadi pada agensi ketika mereka semua tidak dapat menghubunginya. Alih-alih menghilangkan jejak, Natsumi juga mengikuti arahan dan Kazuhiko. Tiap jam istirahat atau gurunya tidak ada, dia akan pergi ke atap dan membobol pintu. Membaca di sana lebih aman ketimbang di kelas. Dia tahu, orang istimewa seperti Quizer tidak hanya satu. Bisa muncul di mana dan kapan pun. Jadi Natsumi tetap berhati-hati. Dia juga berharap Quizer menepati janjinya untuk tidak mengatakan pada Bibi Minami. Dia terlalu takut jika wanita dewasa itu akan sangat cemas mendengar dia pergi ke sekolah. Lebih buruk lagi jika Bibi Minami mengetahui jika dia akan menyelinap menjadi anggota The Paradoks nantinya. Perlahan dia pun mengembuskan napas dan menengadah ke langit-langit. Kazuhiko memang sudah merencanakan ini semua, tetapi dia tetap merasa aman. Entah kenapa, cara licik laki-laki itu membuatnya sangat aman. Jika agensinya tahu, dia mungkin akan mendapatkan hukuman karena bekerja sama dengan target dari agensi itu sendiri. Andai dia bisa memilih, dia juga tidak akan menyetujuinya. “Kurasa ada gadis yang kebingungan di sini,” ucap seseorang dari balik pintu yang kini tengah memamerkan dua buah s**u kotak dan roti krim. Natsumi kembali tersenyum. “Akira-san?” serunya sambil tersenyum. “Apa bosmu yang mengirim dirimu ke sekolah?” Laki-laki dewasa itu mengangguk. Dia lalu duduk berdampingan dengan Natsumi. Tidak lupa menyerahkan semua makanan yang dibawanya. Terlalu banyak bagi Natsumi, tetapi bagaimana pun juga laki-laki ini sudah berlaku baik padanya. Jadi dia mengucapkan terima kasih sambil meminum s**u. Natsumi tidak lupa mengalihkan kembali pandangannya pada dokumen tentang orang yang akan dia lakoni. Lalu timbul pertanyaan yang cukup mengganggu pikirannya saat ini. Tidak mungkin bagi seorang Kazuhiko menyelidiki seorang gadis hingga sebegitu detailnya. Jadi dia pun menengok ke arah anak buah dari terdakwa. Lalu menanyakan, “Sebenarnya dari mana kalian mendapatkan informasi gadis ini? Kenapa dia mirip sekali denganku? Lalu kenapa dia bisa mati?” “Kenapa kamu malah bertanya yang aneh-aneh sih. Bos mengirimku untuk mengawasi dan menjagamu, bukan untuk menjawab pertanyaan aneh seperti itu. Jika bukan karena kamu adalah kekasih bos, sudah dari lama aku akan mencampakkanmu,” jelas Akira tanpa segan. Natsumi tersenyum ketir. Miris karena status itu cukup menyiksanya, meski dalam beberapa hal itu cukup menguntungkan. Dia pun kembali bicara, “Kazuhiko pasti mengirim kamu untuk menjawab semua pertanyaan di benakku. Bukan hanya untuk melindungi dan mengawasi. Apa kamu sudah  paham soal itu, Akira-san?” “Aku tidak mau menjawabnya. Kamu bisa bertanya langsung pada yang lebih berhak atas permasalahan ini,” ucap Akira ketus dan membuat Natsumi semakin kesal dibuatnya. “Baiklah, jika kamu ingin aku sendiri yang menelpon Kazuhiko. Sayangnya aku tidak menjamin kepalamu masih tetap berada di tempatnya setelah Kazuhiko menjelaskan semua itu,” ancam Natsumi dengan penuh keyakinan. Padahal di dalam hatinya, dia tahu kalau Kazuhko tidak pernah memberikand dia izin untuk memenggal kepala orang. Selain itu, jika pun dia diperbolehkan. Dari pada membuat orang mati, Natsumi lebih suka memanfaatkan kembali mereka semua. Menjadikan mereka semua sebagai kaki tangan dan bekerja dengan loyal. Sayangnya dia bukan pemimpin organisasi mana pun. Lalu Natsumi pun mulai merogoh ponselnya. Besar harapannya agar Akira menahan dan berbalik untuk memberikan jawaban. Karena sesjujurnya percuma saja.  Di ponsel ini tidak ada nomor pacar kontraknya. Dia juga tidak memiliki nomor selain Bibi Minami. Meski hapal nomor Kazuhiko, dia tidak akan pernah mau menggunakan ponsel ini untuk menelpon laki-laki tersebut. Lalu sekarang, bagaiaman caranya dia bisa bertahan? “Sebenarnya untuk apa kamu menanyakan hal yang tidak penting seperti itu, Nakagawa-san?” tanya Akira tiba-tiba ketika dia mulai mengetikkan nomor. “Aku merasa berkas ini terlalu janggal dan begitu banyak manipulasi. Jadi tolong beritahu aku di mana kalian menemukan orang ini? Sejujurnya aku merasa wajah kami begitu mirip. Hanya berbeda sikap dan rambut saja,” jelas Natsumi sembil melihat ke arah Akira. Laki-laki yang merupakan mafia itu pun hanya bisa mengangguk tanpa menjawab apa pun. Sontak Natsumi langsung melontarkan pukulan kecil yang membuat laki-laki tersebut meringis. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa dan bagaimana caranya harus bertindak lagi, sementara dokumen yang ada di hadapannya saja seperti dimanipulasi. “Dia bernama Yuri dan wajahnya mirip denganmu. Tentu saja itu karena dia mampu menukar wajah aslinya dengan wajah orang lain. Aku tidak tahu banyak soal Yuri. Kematiannya terlalu menggenaskan dan bos sangat marah saat itu. “Aku menduga hubungan Yuri dan Kazuhiko-sama bukan hanya sekedar rekan kerja. Namun, keduanya memiliki ketertarikan satu sama lain. Ah ... itu dulu. Tolong jangan menatapku horor begitu. Sayangnya aku memang salah menduga, tanpa diduga-duga, kamu adalah kekasih dari bos Kazuhiko-sama,” jelas Akira. “Lalu dari sekian banyak wajah, kenapa dia harus memakai wajahku? Ini 80% terlalu mirip. Rasanya aku seperti punya kembaran saja,” balas Natsumi yang lalu mengembuskan napasnya. Dia lalu menengadah kembali, tetapi tangannya tetap beroperasai dengan mengambil roti yag Akira bawa sebelumnya. Sepertinya laki-laki itu tahu betul kalau dirinya belum sempat sarapan sama sekali. Tentu, pelakunya adalah Kazuhiko. Andai saja Kazuhiko tidak memintanya mengganti identitas. Dia rasa semua akan baik-baik saja. Natsumi juga tidak akan kerepotan seperti saat ini. Sambil menunggu kabar selanjutnya, dia lalu memeriksa berita pada ponselnya. Kira-kira apakah ucapan Kazuhiko benar. Apakah ucapan tiga laki-laki di rumah sakit juga benar? Salah satu dari mereka bisa saja berbohong. “Akira-san, boleh aku bertanya sesuatu? Sebenarnya ini bukan tentang diriku. Namun, aku ingin tahu apa saja yang kamu ketahui soal The Paradoks. Apa kamu bisa menjelaskannya padaku, Akira-san?” tanya Natsumi pelan. Akira menelan ludah. Laki-laki itu gugup dan cukup panik. Artinya laki-laki itu jelas tahu apa yang Natsumi maksudkan. Sebagai tangan kanan, Kazuhiko tidak mungkin menutupi beberapa hal dari bawahannya. “The Paradoks masih bagian mafia, tetapi mereka dibentuk secara tidak semi dan akhirnya dikeluarkan. Meski begitu, jika mendengarkann apa yang Kazuhiko-sama ucapkan saat itu, maka tidak salah lagi. Ini hanya pengalihan isu dari rencana besar mereka. Sejujurnya terlalu sulit untuk kami para mafia masuk ke dalam kelompok itu.” ucap Akira. “Ternyata merepotkan sekali,” balas Natsumi yang lalu mendengus. “Natsumi-san dan Kazuhiko-sama benar-benar kompak dalam hal seperti ini.” Dia tidak ingin menanggapai apa pun yang membahas tentang Kazuhiko lagi. Cukup sudah laki-laki itu menjadi pacar gadungannya. Tidak lama ponselnya berdering dan itu cukup membuat Akira terkejut. Keduanya sama-sama memeriksa notifikasi. Tertulis dengan cepat tentang ulasan bagaimana terjadi pembunuhan. The Paradoks sudah mulai beraksi. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD