CN-45

1021 Words
Quizer benci dengan alibi yang tidak masuk akal dan bermuka dua. Ya, dia yakin kemarin Natsumi masih sakit dan tidak dapat banyak bergerak. Belum lagi, gadis itu tidur di lantai yang udara musim panas sangat mematikan. Namun, gadis berambut cokelat ini sudah tidak ada di tempatnya. Ini aneh. Apa gadis itu kembali dan meminta maaf pada Bibi Minami? Sebenarnya Quizer juga memang menginginkan Natsumi kembali ke kamarnya. Mengatakan semuanya pada Bibi Minami dan mereka damai. Namun, entah kenapa hati kecilnya tidak bisa berkata begitu. Seperti ada yang aneh. Ini juga terlalu tenang. Dia hanya mendengar suara orang memasak. Meski tidak pasti, dia berharap Natsumi berada di sana. Jadi Quizer pun memutuskan untuk turun dari kasurnya. Setidaknya untuk hari ini dan seterusnya dia akan tenang saja karena gadis itu tidak akan mengganggunya. Jujur dia merasa tidak nyaman, terutama ketika melihat Natsumi tidur di bawah meja. Ingin rasanya menukar tempat, tetapi ucapan gadis itu benar. Bibi Minami bisa datang kapan saja. Lalu sepertinya, semua sudah baik-baik saja sekarang. Itulah yang Quizer pikirkan. Sampai dia turun dan duduk di ruang makan dengan kebingungan. Pasalnya, hanya ada Bibi Minami yang tengah sibuk memasak. Wanita dewasa itu juga sibuk dengan piring-piring selepas makan. Oke, ini tidak seperti apa yang Quizer pikirkan. Dia kesulitan untuk membuka pembicaraan. Tentu, dia bingung harus bertanya seperti apa soal Natsumi dan hal-hal yang menyangkut gadis itu pula. “Quizer-san apa ada masalah dengan makanannya? Kamu terlihat sangat pendiam untuk hari ini. Jika ada yang salah, kamu bisa ceritakan pada Bibi,” jelas Bibi Minami. Quizer mengembuskan napas. Agak takut jika Natsumi sebenarnya belum kembali dan dia malah cerita hal yang tidak seharusnya. Semua akan sia-sia. Maksudnya, perjuangan gadis itu untuk menghindari pemeriksaan akan sia-sia. Jujur saja, Quizer tidak mau terlibat dalam masalah atau bahkan membuat masalah itu sendiri. Dia benar-benar tidak menginginkan itu terjadi. Jadi sebisa mungkin dia harus mengatur tutur bahasanya. Dia tidak boleh salah mengucap yang lalu malah menimbulkan kecurigaan. Pelan dia pun mengembuskan napas. “Bibi, apa Natsumi sudah kembali?” Seketika wajah Bibi Minami murung. Quizer tidak dapat memprediksi apa yang terjadi. Namun, asumsinya untuk sementara waktu adalah, gadis itu belum menunjukkan wajah ke depan Bibi Minami. Lalu, jika dia tidak ada di tempat ini, di mana Natsumi berada? Quizer tidak habis pikir dengan gadis itu. Jika ingin bersembunyi di kamarnya, kenapa juga malah keluar? Lalu sekarang gadis itu menghilang tanpa jejak, surat atau apa pun. Tidak tahukah Natsumi kalau Quizer benci diperlakukan seperti ini? “Bibi ... apa Bibi belum mendapatkan kabar apa pun soal Natsumi? Ya ampun, gadis itu benar-benar pintar dalam membuat orang lain khawatir. Sesekali Bibi harus menghukumnya secara tegas!” ujar Quizer dengan kesal, tetapi tetap berusaha agar tidak membuat Natsumi mengetahui apa yang baru saja dia ucapkan. “Tidak ada informasi apa pun mengenai Natsumi, Quizer-san. Gadis itu bagai ditelan bumi dan tidak dapat diketahui keberadaannya. Menurut agensi, lokasi terakhir dia meletakkan ponselnya ada di rumah ini. Tentu saja, Natsumi tidak mungkin kabur dengan membawa ponselnya. Itu hanya akan membuatnya ketahuan. Namun sepertinya itu pula yang membuat kami kesulitan untuk mengetahui keberaadaannya,” Bibi Minami pada Quizer. Quizer bungkam. Panas dan dingin bersamaan, suhu tubuh tidak menentu hanya dengan mendengar kata 'melacak' yang Bibi Minami katakan. Ini sudah jelas kalau Natsumi melarikan diri. Namun, dia tidak mengerti kenapa gadis itu tidak berpamitan padanya terlebih dahulu. Meski dia memang tidak akan mengatakan apa pun pada Bibi Minami, harusnya Natsumi tidak sepenuhnya percaya. Ayolah! Gadis berambut cokelat itu memang layak untuk dia terkam habis-habis seperti nasi goreng yang baru saja dia lahap. Kesal dan marah bercampur aduk. Bibi Minami yang melihatnya pun turut kebingungan, tetapi Quizer tidak peduli sama sekali. Huh. Gadis itu memang harus diberi pelajaran sewaktu-waktu. Namun sayangnya, Natsumi sudah tidak berada di sini. Entah mengapa dia sangat yakin. "Quizer-san tidak perlu mengkhawatirkan Natsumi. Cukup Bibi saja yang khawatir. Saat ini kamu hanya perlu belajar tentang Jepang. Setidaknya sampai kamu bisa masuk ke sekolah yang pamanmu tetapkan," ucap Bibi Minami menenangkannya. "Siapa yang mengkhawatirkan Natsumi?" elak Quizer yang lalu melanjutkan acara makannya. Dia benar-benar geram karena gadis itu tidak bisa diajak kompromi. "Bibi, aku sudah selesai. Terima kasih untuk makanannya." Quizer segera berdiri dan beranjak pergi ke kamarnya. Ada beberapa hal yang perlu dia pastikan untuk menguatkan asumsi awalnya. Bahwa Natsumi sudah pergi dari rumah ini. Dia tidak melihat tas besar yang gadis itu bawa kemarin. Quizer tahu kalau itu berisi pakaian dan beberapa perlengkapan penting. Tidak mungkin gadis ini membiarkan dokumen penting di kamarnya. Tidak ada yang tersisa, kecuali sebuah beda kotak di bawah sudut meja belajarnya. Apa yang Natsumi tinggalkan? Quizer buru-buru merangkak dan mengambil benda itu. Nyatanya sebuah ponsel. Bibi Minami memang mengatakan jika Natsumi dapat dideteksi kalau dirinya berada di rumah ini. Apa pihak agensi itu melacak ponsel ini? Quizer lalu membuka ponselnya. Tentu seperti yang sudah dia terka, gadis ini menggunakan pola tertentu. Namun, dia dapat melihat beberapa pesan milik Natsumi. Sayangnya, dia tidak tau apa itu. Semuanya ditulis dalam huruf Jepang yang Quizer tidak ketahui sama sekali. Jika dia menunjukkan pesan ini kepada Bibi Minami, entah kenapa dia merasa itu akan sangat buruk. Bagaimana pun keadaannya tidak memungkinkan. Saat ini Bibi Minami belum tentu bisa dia percaya dan justru akan membuat dia sendiri repot. Quizer jadi sadar kenapa Natsumi tidak mengatakan apa pun sebelum pergi. Gadis itu percaya kalau dia tidak akan pernah mau terseret dalam masalah keluarga orang lain. Memang benar jika itu suatu kenyataan. Quizer lalu mengembuskan napasnya lagi. Dia segera meletakkan ponsel Natsumi setelah berulang kali mencoba untuk mematikan ponselnya. Tentu saja dia tidak ingin terganggu ketika sedang beraktivitas. Salah satunya adalah pergi tidur. Cukup gadis itu yang membuatnya agak terusik, jangan pula ditambah ponselnya. Sambil menunggu kabar lebih lanjut, Quizer menarik satu buku tulis dan beberapa buku paket yang sudah tersedia di meja belajarnya. Melihat pesan di perpesanan Natsumi sangat mendorongnya untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Dia tahu, pesan itu sangat mencurigakan. Meski mengambil niat untuk belajar, Quizer tetap mendengus. Tidak lupa dia mengacak-acak rambutnya sendiri. "s**l. Aku benar-benar kepikiran dengan apa yang gadis itu akan lakukan nanti. Lihat saja setelah semuanya reda. Aku pastikan dia tidak bisa menunjukkan senyum menyebalkannya lagi!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD