Ketika sedang persiapan sebelum memulai pekerjaannya lagi setelah makan siang, Thea jujur saja tidak bisa berhenti untuk memikirkan kata-kata Dieter serta tatapan yang pria itu berikan tatkala mereka sedang berada di butik. Pria itu bilang dia serius dengan perkataannya, dan Thea juga bisa merasakan hal yang sama. Hanya saja, bijakkah dia bila menerima Dieter begitu saja secara impulsive? Siapa yang menjamin dia tidak sama seperti suaminya? Berapa lama rasa itu akan bertahan? Ah … lebih tepatnya berapa lama hubungan itu akan terus terjalin tanpa kebosanan? “Aku rasa aku terlalu banyak berpikir,” gumam Thea dalam perenungannya. Sekali lagi dia teringat perkataan pasiennya yang bilang. Santai dan nikmati. Renungan yang langsung terpecah dan Thea menganggukan kepala seperti dia sedang