19. Cerita Jeff Untuk Rose
Tiba kini mereka berada di rumah Rose, dan masih seperti biasa rumahnya selalu kosong, dan beruntung karena saat kemarin kedua orang tua Rose berada di rumah dan di malam harinya mereka pergi lagi ke kota. jeff merebahkan tubuh di atas sofa, lalu dia menelpon paman joki.
Paman. kata jeff sambil berbaring di atas sofa menyinggahkan kedua kakinya di persinggahan tangan sofa itu, Rose sekilas melihat ke arah Jeff yang dia sedang meletakkan tas dan beberapa barang yng terbungkus rapi di sisi dinding dekatnya Jeff.
Oh, Jeff, di mana kau? kata paman joki membalas.
Aku menginap paman, sudah sore, dan besok kami akan mendaki. kata Jeff.
Oh, kau besok mendaki. ya, baiklah, ingat kata-kataku, kalian ikuti saja peraturan, jangan melanggar. kata paman joki dan terdengar itu peingatan keras untuk jeff, namun jeff jelas menolak akan hal itu, dia yang dari Awal penasaran berada di puncak gunung dia akan terus mendaki sampai di sana.
ya, paman, aku menurut, Terimakasih hadiahmu paman. kata jeff, dan paman Joki terdengar dia tertawa kecil.
Bagus, kau tak perlu berterimakasih, itu hasil kerja kerasmu. kata paman Joki.
Baiklah, Nanti aku hubungi lagi. kata jeff, dan sang paman menjawab, YA. kemudian sambungan telpon terputus. Rose tampak sedang duduk di kursi sofa yang beseberangan di antara meja kaca, jeff menoleh ke Arahnya sambil tersenyum, kemudian Jeff kembali membenarkan posisi tubuhnya yang semula berbaring kini duduk berhadapan dengan Rose.
Rose. kata Jeff memanggil namanya.
Aku dengar sebuah hadiah, WOW, apakah? tanya Rose. dan jeff hanya tersenyum, dan perlahan meletakkan handphone di Atas meja kaca.
Ya, Dugaanmu benar, kau pasti melihat uang di tasku yang cukup banyak, semua itu di berikan oleh paman padaku. kata Jeff menjelaskan, dan seakan jeff sudah tahu dengan Apa yang Ada di pikiran Rose.
Oh, Aku sempat terkejut, aku kira kau menjual obat-obatan mendapatkan uang itu. ucap Rose dan terdegar konyol Bagi Jeff.
HAHAHA ! mana mungkin Aku melakukannya Rose. lagi pula kau tahu aku bukan tipe orang yang suka memakai Obat-oabatan terlarang. lebih baik Aku memakai dirimu. ucap Jeff, dan sedikir di bumbui canda terhadap Rose.
Pakai? Dasar kau, malam ini tidak akan aku beri. ucap Rose dengan pandangan yang masam melihat Rose, pikir Rose dia ibarat sebuah barang yang seenaknya saja di pakai memenuhi nasfu jeff.
Hahaha ! aku bercanda sayang, kemarilah. kata Jeff, sambil meminta rose duduk di sebelahnya, namun rose seakan merasa jijik dengan Jeff yang berucap seenaknya saja terhadapnya. merasa Jeff tidak di anggap, kemudian Jeff langsung saja berdiri, lalu berjalan dan duduk di samping Rose yang masih enggan melihat Jeff yang menurutnya kurang sopan dengan ucapannya. tangan kanan jeff mulai merangkul pundak Rose, dia mentap wajah Rose yang membuang wajah kepadanya.
Aku mencintaimu Rose, aku bukan type pria yang suka berganti-ganti pasangan. kata Jeff menenangkan Rose yang tampak dia tersinggung. merasa Rose masih tidak menanggapi jeff, kemudian Jeff kembali berucap. Ada cerita hebat, beberapa pengalaman mengerikan pernah Aku temui, sebelum kita berpesta, aku sempat di ajak pamanku pergi menuju ke sebuah pedalaman yang jalan itu hanya bisa di lalui dengan perahu. kata jeff, dan perlahan Rose mendadak menoleh ke Arah jeff, jeff yang tersenyum kepadanya kembali berucap. sungai itu penuh dengan ratusan buaya, kami hampir di serang saat menuju ke pedalam itu, Namun kami beruntung, pamanku sombong usir para buaya itu. dia melontarkan suara peluru senapan laras panjang yang mengagetkan seluruh penghuni sungai yang membuat mereka lari dan menghilang. dan Akhirnya kami sampai di sebuah desa yang di huni oleh orang-orang suku di desa dekat sungai. ucap jeff, dan terdengar cerita itu telah selesai baginya. namun Rose merasa cerita itu belum selesai, dengan rasa penasaran Rose berucap.
lalu apa lagi jeff? kata Rose yang masih sangat penasaran. mereka saling menatap, dan jeff mendekatkan bibirnya ke bibir Rose, dan ciuman itu kembali terjadi. desahan rose saat berada di kamar dengan posisi jeff menggaulinya dari belakang, desahan mereka berdua menandakan akan mencapai klimax, jeff terus bergerak maju mundur, Rose masih dalm posisinya merangkak menikmati hujaman cinta yang di berika oleh jeff. dan akhirnya mereka sama-sama keluar yang jeff mengeluarkan s****a ke liang v****a milik Rose. lalu keduanya sama-sama berbaring, dan hari pun belum petang, di sore itu mereka menikmati dengan b******a, padahal semalam mereka sudah cukup puas namun nafsu itu datang lagi dan mereka kembali melakukannya. Dering telpon berbunyi, dan Rose meraih Hanphone miliknya di atas meja kecil di sisi kanan sandaran dipan. tanpa ragu rose mengangkat telpon itu lalu menjawab.
Ya, Mitch. ucap Rose.
Apa kau bersama jeff, aku menghubunginya dia tidak menjawab. kata mitch di dalam telpon.
ya, jeff bersamaku. Ada Apa? jawab Rose, dan jeff yang masih berbaring dalam keadaan berkeringat sekilas melihat Rose yang juga tersenyum melihat jeff.
kami lupa membeli suar, Apa kalian membelinya? tanya Mitch.
kami sudah membelinya tadi. jawab Rose.
Oh, syukurlah, Esok kami akan menjemputmu. kata Mitch. dan Rose menjawab. ya mitch.
kemudian sambungan telpon pun terputus, Rose kembali meletakkan handphone di tempatnya semula. Lalu Jeff langsung saja merangkul tubuh Rose yang masih tanpa busana. Keduanya kemabali berciuman, namun sesaat. Pikir Jeff dan Rose hari itu mereka harus pus karena esok mereka akan mulai mendaki. Belum ada di antara mereka mengobrol, dan masih sebentar-sebentar menikmati ciuman. Lalu Jeff kembali mulai trrangsang, segera dia kembali menindih tubuh Rose yang sangat menggoda bagi Jeff. Kenikmatan itu berlangsung lama, hinga sampai beberapa kali jeff dan rose melakukannya. Dan petang pun datang, mereka telah selesai dan sama-sama membersihkan diri karena dari pagi mereka belum membasuh seluruh tubuh mereka dengan air. Setelah selesai mereka duduk di ruang TV menonton bersama. Mereka tampak mesra, dan sebentar-sebentar tertawa karena acara di tv itu sebuah parodi yang dapat mengocok perut mereka berdua. Di sela-sela tawa, jeff kembali bercerita pengalamannya bersama sang paman di desa suku pedalaman yang mereka kunjungi. Rose menikmati cerita Jeff, karena menurut Rose jeff adalah pendongeng yang baik yang dapat menghantarkan imajinasi seseorang masuk ke dalam sebuah cerita. Namun jeff tetap merahasiakan keadaan sesungguhnya mengenai bongkahan logam mulia berupa platina yang berada di sana. Dan benar, hampir satu gunung penuh logam itu seperti tumpukan pasir yang berserakan. Dan malam itu menjadi indah, karena mereka sudah mulai mengantuk dan sama-sama tertidur di gelap nyala lampu.