13. Pasar Revi
Hei jeff, kemari. kata sang paman sambil mengayunkan tangan kanan ke Arah jeff. kemudian, jeff menoleh ke Arah mereka dan langsung saja berjalan. dia perlahan duduk, dan kedua tangannya dia singgahkan di ata meja.
kau melamunkan ke kasihmu? besok kau boleh bertemu dengannnya. kata paman joki.
ya, aku juga berencana besok akan berkunjung ke rumah Rose, Dan kamipun esok akan menyusun rencana untuk pendakian yang tinggal beberapa hari lagi. ucap Jeff dan merasa sangat yakin, Paman joki dan Bibi Andien hanya tersenyum perhatikan jeff.
Yah, kau besok ikut bersamaku, dan sekalian kita berkeliling di kota, dan pastinya kau tahu apa yang akan aku lakukan esok. ucap Paman joki, dan jeff paham apa yang Paman joki lakukan esok, dia akan bertemu seorang pembeli bongkahan platina yang mereka dapatkan dari tanah pedalaman, tentu harganya pun tidak seperti platina sudah di murnikan menjadi sebuah perhiasan, dan mungkin hanya 30% saja dari sebuah harga perhiasan dengan berbahan logam mulia platina.
Ya, paman. kata jeff singkat. dan malam itu di hiasi dengan jutaan bintang-bintang yang bersinar di langit.
Tak terasa mereka kini sudah berada di dalam rumah, jeff masih tidur di sebuah bangku panjang yang sering dia tidur yang berada di ruang tengah. jeff lebih nyaman tidur di sana, daripada di harus tidur di dalam kamar menggunakan kasur yang sangat lembut dan empuk menurutnya. dia menghubungi teman-temannya melalui handphone, di sebuah grup chatting ia menulis beberapa kalimat yang menyatakan Apakah semuanya besok bisa bertemu di rumah Hanna. dan beberapa Chat muncul dimulai dari mitch, dan Michael pu tak kalah chat begitu pun juga rose. mereka semuanya setuju, namun terlebih mereka harus lebih dulu mempersiapkan barang masing-masing yang berupa tenda, beberapa bumbu makanan, dan juga makanan kaleng yang harus mereka bawa. ya seluruh perlengkapan untuk pendakian, baik dari makanan, dan perlengkapan untuk mereka mendaki.
Keesokan pagi, jeff mulai terbangun. dan dia bersiap membersihkan diri, sedangkan Paman joki pun sudah mempersiapkan lebih awal, dia sudah meletakkan bongkahan platina itu di dalam bagasi mobil tua yang mirip dengan kendaraan perang. dan pada pukul 9 pagi itu paman joki sudah berada di dalam mobil menunggu jeff yang tampaknya telat. sebuah tas ransel pun dia pakai, dan dia letakkan di belakang punggungnya, terdengar suara Paman joki dari luar memanggil-manggil namanya. jeff yang merasa harus cepat, kemudian dia berlari kecil dan sambil terburu-buru, terlihat Bibi Andien yang berada di depan rumah memperhatikan suaminya yang akan pergi menuju ke kota. jeff melewati bibi Andien sambil berkata.
Aku pergi bibi. kata jeff langsung saja dia pergi menuju ke Arah mobil tua yang sudah menyala. perlahan jeff embuk pintu dan segera masuk lalu mnenutup pintu mobil itu kembali.
lama sekali kau, kita telat setengah jam. kata paman joki melihat lurus, dan perlahan mobil pun berjalan dengan suaranya yang terdengar sangat berisik.
Maaf aku kesiangan. ucap jeff. dan mobil yang dia tumpang semakin lama semakin kencang.
kini mereka sudah berada di jalan Aspal besar, dan terlihat mobil-mobil sudah berlalu lalang di tengah jalan, tapi sangat jarang. rata-rata mobil yang melintas adalah truk, dan trailer yang menganggkut barang yang di muat di dalam truk itu.
Paman joki bernyanyi dengan lagu retro yang dia sukai, sedangkan jeff fokus dengan handphone menghubungi teman-temannya. jeff memberi tahu mereka melalui chat, mungkin dia akan bertemu pada pukul 1 siang atau bisa lebih. Paman Jeff sangat mahir mengemudikan kemudinya, namun dia tak tanggung-tanggung melibas jalanan berbatu sangat kencang, tanpa harus berpikir siapa yang berada di dalam mobil. tentu hentakan Saat berjalan di jalanan yang banyak sekali dengan batu-batu cadas membuat perut berguncang, dan yang pastinya semua orang tidak tahan akan hal itu, yang membuat mual dan muntah.
jeff dan Paman joki sudah masuk ke sebuah gapura selamat datang di kota Edoro. dan terlihat banyak rumah-rumah di pinggiran jalanan, namun masih terlihat rumah-rumah itu sangat sederhana, karena masih dalam kawasan pedesaan. dan beberapa menit kemudian, suasana pun berubah, lalu tampak rumah-rumah bagus sudah mulai terlihat. dan gedung-gedung tinggi yang berada di depan mata pun sudah mulai terlihat, Paman joki akan menuju ke sebuah pasar yang disebut dengan pasar Revi. sebuah pasar yang lengkap dengan para penjual yang beraneka ragam, mulai dari perhiasan, pakaian, aksesoris dan banyak macam lainnya. mobil pun sudah memasuki kota, dan perlahan mobil yang paman joki kendarai sudah berada tepat di dalam sebuah pasar tradisional itu. seorang petugas parkir menginstruksikan mobil yang akan mendarat, dan perlahan mobil pun berhenti berjajar dengan mobil-mobil lain yang berada di sisi kiri dan sebelah kanan.
Jeff dan Paman joki pun segera keluar dari dalam mobil, kemudian paman joki dan Jeff membuka bagasi belakang, dan meraih 2 karung kecil yang berisi bongkahan platina. kemudian paman joki kembali menutup bagasi itu dan meraih satu karung kecil yang terbungkus dengan rapat, tangan kanannya mulai membawa karung kecil itu, dan jeff mengikutinya sambil membawa nya juga. tanpa adanya kecurigaan bagi parah polisi yang berjaga di dekat sekitaran pasar, mereka membawa bongkahan itu melintasi orang-orang yang berlalu-lalang untuk berbelanja, dan di sebuah pasar itu pun tentu mereka berdesak-desakan dengan para pengunjung lain, dari beberapa belokan lapak para penjual, dan kini mereka sudah berada di sebuah toko perhiasan yang sering paman joki datangi. ia berdiri di depan toko itu, ada dua gadis yang duduk di depan etalase tersenyum kepada Paman joki, namun seorang lelaki berdiri membelakangi, terlihat sambil membersihkan perhiasan berupa kalung emas, kedua mata orang itu mengamatinya dengan teliti, dan salah satu wanita itu pun menyapa paman joki dengan berucap. Ada yang bisa kami bantu? tapi paman joki hanya tersenyum, kemudian lelaki yang sedang membersihkan perhiasan itu menoleh ke belakang melihat Paman joki, keningnya pun terlihat mengernyit melihat Paman joki yang berdiri di depan etalase. Ia lalu meletakkan kalung itu di meja kecil yang berada di depannya, dia tersenyum dan perlahan membalikkan tubuh kemudian berucap.
Oh joki, Sudah lama kau tidak datang. kata orang itu sambil berjalan menunjukkan arah di sisi sebelah kanan, terdapat sebuah lorong untuk masuk kedalam sebuah toko perhiasan itu. paman joki pun tersenyum, dan diikuti oleh jeff, lalu keduanya masuk ke dalam dan langsung saja mereka berdua mengikuti pemilik toko itu untuk menuju ke dalam ruangan lain.
Dan di sebuah ruangan yang terlihat kumuh dan kotor, namun tempat itu tak lebih dari sebuah pembuatan perhiasan, dan beberapa logam yang bersinar pun terlihat di meja Sisi sebelah kiri dekat tembok, Di mana mereka Masih berdiri memperhatikan keadaan ruangan.