Pakan Domba

1022 Words
5. Pakan Domba Keesokan pagi jeff bangun lebih awal. pukul 5 pagi dia sudah bersiap-siap dengan rutinitasnya, sebagai mahasiswa tercerdas di xworld university, dia lebih suka mengerjakan sesuatu hal yang tidaklah umum, mungkin orang-orang menganggap pekerjaan sebagai seorang pengembala domba adalah pekerjaan yang sangat buruk dan terabaikan, tapi menurut jeff pekerjaan itu sungguh mengasyikkan untuknya. Di gelapnya malam itu, namun sebagian langit di arah timur, sudah terlihat di langit cahaya matahari yang beberapa awan biru menerangi awan yang separuh gelap, dia tetap menggunakan senter di tangannya untuk menggunakan sepatu bot berbahan plastik untuk dia beraktivitas menghindari serangan ular-ular kecil yang sewaktu-waktu dapat menyerangnya. Dia berjalan ke arah kandang domba yang terlihat begitu besar, dan didalam kandang itu terdapat nyala lampu yang masih menerangi ruangan yang menyoroti beberapa tempat di antaranya tumpukan rumput hijau menggunung, yang di setiap yang hari ditampung di tempat itu yang berjarak 10 m dari pintu kandang. Dia mengamati tumpukan itu, pikirnya tidak ada yang mencurigakan, karena bisa saja ular-ular yang menurut dugaannya berada di tumpukan rumput hijau untuk pakan ternak. jeff kembali berjalan menuju ke ke arah pintu, dan tak lupa tangan telunjuk kanannya terselip lubang kunci yang dimainkan oleh Jeff dengan cara memutar-mutarnya, tak terasa dia sudah sampai di depan pintu, dan tanpa ragu dia membuka gembok besar yang terkait dengan rantai yang begitu besar seukuran kepalan tangannya. pintu pun terbuka, terbelah menjadi dua, lalu Jeff segera masuk ke dalam Hatinya merasa senang, karena di saat dia masuk dari beberapa sekat kayu yang di dalamnya terdapat beberapa ekor domba bersuara. seakan-akan mereka menyapa Jeff dipagi itu, dia berjalan lurus di tengah-tengah di antara dua sisi kiri dan kanan dari puluhan sekat kayu yang berfungsi untuk membatasi para domba yang tampak sudah mulai kelaparan. hingga sampai Di ujung jalan Tengah yang dia lalui, sambil tersenyum di ujung sekat kandang di sisi kanan darinya, tampak seekor domba mengayun-ayunkan lehernya sambil ia membunyikan suara khas yang domba itu untuk menyapa Jeff. dan tanpa ragu jeff menghadap ke arahnya, kemudian domba itu masih tetap bersuara, seakan-akan dia ingin segera diberi makan oleh Jeff. dengan tersenyum jeff membelai kepala domba itu, Namun dua domba yang semula tampak meninggalkan perutnya di atas rumput kering, tiba-tiba bangun dan ikut mengayunkan kepala mereka sambil bersuara, satu persatu jeff belai kepala mereka sambil berucap. Sabarlah, hari ini akan ku beri menu yang lebih. kata Jeff menenangkan mereka dengan senyuman, kemudian jeff menyudahi dia membelai domba-domba itu, lalu dia berjalan lurus menuju ke arah pintu keluar. beberapa meter dari pintu keluar itu jeff melihat keadaan awan, dan ternyata hampir separuh terang, pikir Jeff sebentar lagi bumi akan terang, dan dia harus menunggu di tempat duduk di sisi kandang yang sudah disediakan. kemudian dia berjalan menuju kearah kursi kayu lalu ia perlahan duduk dan meletakkan senternya di atas meja kayu, ia mengamati di sekitar dan mulai pikirannya berimajinasi di dalam benaknya dia berkhayal Mungkin suatu saat nanti dia akan memiliki ribuan, bahkan jutaan hewan ternak yang dapat menguntungkan dirinya untuk menjadi seorang pengusaha yang kaya raya. dan dia pun berpikir mungkin dia akan membuat vila di sebuah pegunungan, dan di atas pegunungan itu dia memiliki beberapa ekor anjing dan juga hewan-hewan lain untuk menjaga vila dan yang pasti banyak memiliki domba di padang rumput yang sangat luas di atas pegunungan. dia tersenyum senyum sambil memejamkan mata, namun di saat dia memejamkan mata, sorot senter tepat berada di wajahnya dan dia kaget sambil ia langsung membuka matanya. dan senter itu masih menerangi wajahnya, ia merasa sangat silau, kemudian dia mencoba menutup cahaya itu dengan tangan kirinya dan memandang ke arah kanan, dia hanya terdiam, dan dia tahu siapakah pelakunya, terdengar suara langkah kaki dengan cepat mendekatinya, begitu sesosok manusia berada di depan berjarak sekitar 2 meter, sosok manusia itu berkata Hai anak nakal, di pagi hari kau sudah duduk, ayo bekerja. ucap suara besar dan terdengar serak, dan nyala senter itu pun segera dimatikan, dan jeff tampak malu-malu, dia tersenyum kecil, dan dia tahu itu adalah paman joki yang bercanda kepadanya. tanpa ragu dia pun segera berdiri lalu berucap. Siap bos besar, aku bekerja. ucap Jeff dan pamannya pun langsung saja berjalan ke arah pintu masuk, didalam kandang pun seketika itu suara-suara domba itu terdengar riuh menyapa Paman joki yang baru saja masuk. ya, naluri binatang pasti sangatlah peka kepada orang yang memang benar-benar memelihara mereka, para domba itu. Jeff berjalan ke arah tumpukan pakan ternak, dan dia tahu harus mulai dari mana. di sisi kanan dari tumpukan pakan ternak itu Jeff mulai menggeser 1 gerobak dorong yang biasa dipakai untuk menumpuk pakan ternak dan membawanya ke dalam kandang. kemudian perlahan dia mulai menarik beberapa tumpukan rumput hijau, dan memasukkannya ke dalam gerobak yang tidak terlalu besar hingga sampai menggunung menutupi pandangan matanya. Keff menuju ke dalam kandang, ia perlahan mendorong gerobak itu dan mulai dari sisi kandang antara kiri dan kanan, pertama di dekat pintu dia berhenti dan mulai mengurai rumput dan memasukkannya terlebih dahulu ke ke sisi kandang sebelah kiri, Jeff tampak senang, domba domba itu terus bersuara mereka sangat senang sambil mengunyah rumput hijau yang jeff berikan kepada domba-domba itu, kemudian setelah selesai, iya berikan rumput hijau ke kandang di sebelah kanan, setelah selesai dan seterusnya dia memberikan rumput-rumput itu dari puluhan kandang kandang domba yang berada di dalam. Paman joki hanya memperhatikan cara kerja jeff memberikan rumput-rumput itu kepada ternak ternaknya, ia mengamatinya dengan teliti, dan mengangguk-angguk, pikir Paman Joki sudah cukup besar, dan dia berpikir di waktu seumuran jeff dia sudah bertualang melanglang buana ke berbagai tempat dan negara, hingga sampai ia memiliki seorang istri yang saat ini masih bersamanya, yaitu di sebuah desa terpencil yang hanya terdapat beberapa rumah jauh dari keramaian. ya bisa dikatakan itu adalah sebuah ladang luas, namun paman joki bersyukur, ia menikmati hidup yang lebih berada di tempat itu, dan jeff sendiri adalah seorang keponakan lebih daripada anaknya, meski Paman joki belum memiliki keturunan. kemudian Jeff selesaimemberikan pakan Rumput hijau kepada domba-domba itu, dan Paman joki sudah berada duduk di luar di kursi yang sebelumnya diduduki oleh Jeff, paman joki melihat jeff meletakkan gerobak rumput yang dia bawa, dan Jeff pun juga melihatnya sedang terlihat santai di kursi itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD