Keluarga Meisya

1310 Words

"Kakak, kok Kakak di sini? Kata Mama, Kakak enggak bisa ke sini karena harus buru-buru pulang ke Surabaya?" Seorang gadis terus bertanya seraya mencium punggung tangan Meisya, lalu beralih mencium punggung tangan Samuel yang tengah bermain bersama Fikri, beberapa buah robot-robottan yang sebenarnya sudah tidak layak di sebut mainan, beberapa bagiannya sudah tidak utuh, bahkan ada sebuah robot yang sudah tidak memiliki tangan dan kaki. Menurut Meisya itu adalah mainan-mainan bekas milik saudara mereka yang mereka berikan pada Fikri, memang sudah tidak layak, tetapi dengan senang hati Fikri selalu memainkannya. Bagi mereka bisa membeli sebuah mainan adalah sebuah kemewahan, meskipun tidak jarang Fikri memintanya tetapi sang Mama selalu membujuk agar bocah itu tidak merajuk  "Iya, Kakak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD