Pintu kamar itu terbuka. Ailee segera menegakkan tubuhnya sebelum ia jatuh menimpa si pemilik kamar. Namun, pintu itu tidak terbuka lebar-lebar, hanya membuka celah sempit untuk Stoner mengintip. Sepasang mata hijau gelap yang penuh misteri itu menatap Ailee, tertutupi poni hitam kelam yang seperti biasa, “Kenapa … diam di situ?” tanya Stoner. “Um. Hai?” Ailee mengangkat sebelah tangannya, menyapa Si Pemilik Kamar dengan ragu-ragu. Stoner tanpa basa basi menutup kembali pintu itu tepat di depan wajah Ailee. Gadis itu mati-matian untuk memendam amarahnya. Ailee tidak peduli apa pun kecuali musik, itu bukan hal baru. Tapi sekarang ... Stoner entah bagaimana tiba-tiba menjadi perhatian pikiran Ailee penuhnya. Ia tidak akan bisa bernapas dengan tenang jika pria i