Fahri sudah berdiri berhadapan dengan Zul, di dalam ruangan tamu rumah pria yang dipanggilnya papi itu. "Fahri, kebetulan kamu datang, Papi ingin meminta maaf padamu, karena Devira tidak mau lagi datang ke kantormu" ucap Zul setelah mempersilahkan Fahri duduk. "Tidak apa-apa, Pi. Kedatanganku ke sini juga ada hubungannya dengan Devira." "Ada apa?" Zul menatap wajah Fahri penuh tanya. Fahri menundukan wajahnya sebentar, ia pejamkan mata, ia tarik dalam napasnya. Lalu ia angkat wajahnya, ditatap wajah pria di hadapannya. "Pi, apa Devira sudah menerima lamaran seseorang?" "Maksudmu lamaran Pak Syahril untuk anaknya? Devira menolaknya, tapi kenapa kamu bertanya soal ini Fahri?" Zul kini yang menatap Fahri dengan kening berkerut dalam. "Kalau Bara bagaimana, Pi?" "Bara, teman SMA D