Fahri, dan Devira sudah tiba di Jakarta, mereka dijemput oleh supir Fahri. "Diantar ke mana?" "Rumah papi," jawab Devira. "Ke kantor papi saja ya" "Buat apa?" "Bicara ke papi soal yang aku bisikin tadi," Fahri menggenggam jemari Devira. "Ya Allah, Mas Boss tidak sabar amat sih," Devira mencubit lengan Fahri. "Memangnya kamu bisa sabar?" "Tidak juga sih, heee.... " Devira menyeringai ke arah Fahri. Andai hanya ada mereka berdua, Fahri pasti langsung mencium bibir Devira. "Bibirmu ada magnetnya ya, Vira?" bisik Fahri agar tidak terdengar supirnya. "Hmmm, maksud Mas Fahri?" "Bibirmu seperti menarik-narik bibirku biar nempel terus" jawab Fahri. "Eeh, iih tidak disangka ya, Mas Fahri ini genit juga ternyata," sekali lagi Devira mencubit Fahri. Fahri meringis menahan sakit aki