Icha hanya sanggup menahan dongkolnya menatap lelaki di depannya yang puas menertawainya. Gegara saat mereka memutuskan untuk makan siang di kantin rumah sakit, Icha tak sengaja menumpahkan pesanan soto ayam milik meja di sebelah mereka. Ia sampai meminta maaf berkali-kali. Fadlan? Lelaki itu malah tertawa. Apalagi kini lelaki itu terpingkal-pingkal. Senang sekali meledeknya dengan topik itu. Hingga saat ia benar-benar ngambek dan berniat pergi baru lelaki itu berhenti. Menahan diri agar tak tertawa biar gadis ini tak tersinggung. Tapi tak membuahkan hasil juga. Karena sesekali ia masih tertawa. Belum lagi tatapannya yang kentara sekali kalau ia sedang menahan geli, yang tentu saja membuat Icha sangat tahu kalau lelaki itu masih ingin menertawainya. “Aku pulang nih, kak!” Fadlan menutu