Sebastian kini melihat ekspresi Evan yang terlihat datar tengah menatap ke depan. Beberapa tetesan darah yang entah berasal dari tubuh Elena ataupun dari jubah yang dipenuhi darah gadis itu jatuh satu demi satu mengotori lantai. Untung saja Sebastian sudah mendapatkan jatah makannya sebelum teman ularnya membawa gadis itu pulang ke mansion. Dirinya masih cukup kenyang untuk menghisap darah segar Elena dengan paksa. Evan masih berdiri di tempat dengan Elena yang masih terdiam berada dalam dekapannya. Sebastian mendengus remeh yang ditujukannya pada teman ularnya itu. "Jadi sebenarnya kau bodoh atau gila Evan?" sindirnya. Harus berapa kali dirinya mengingatkan teman ularnya itu tentang perasaannya sendiri. "Aku tidak tahu. Bodoh atau gila, bagiku saat ini hanya berbeda tipis." jawab Evan.