3

1197 Words
Justine mendadak geram, melihat gadis yang selama ini selalu mengganggunya bertingkah bak ratu dengan para pengawal disisi gadis itu. "Nggak nyangka gue, ternyata dia murahan aslinya." ujar Justine bergidik, membayangkan Clara yang tidak-tidak, "mending gue kencing ajalah. Urusan amat sama hidupnya si Jalang." ucapnya lagi sebelum kembali melangkahkan kaki menuju tujuan awal, sebelum ia melihat keberadaan Clara yang mencolok. Tidak pernah Justine duga sebelumnya, Clara, gadis cupu dengan penampilan sederhana yang selama ini mengejar-ngejar cintanya, memiliki pekerjaan nista seperti itu. Ah, mengingat penampilan gadis itu dikampus, siapa yang akan menyangka jika gadis itu adalah simpanan orang kaya jika diluaran. Sungguh menjijikan, kenapa harus dia yang mempergoki gadis nerd itu dengan penampilan seksinya di kelab malam. Jika saat ini Justine terlihat enggan untuk bertemu dengan Clara, berbeda dengan gadis itu sendiri. Saat ini Clara sengaja memperlambat laju kakinya hanya untuk mencari keberadaan Justine, laki-laki yang telah mencuri hatinya sejak lama. Bukan tanpa alasan Clara mencari sosok dari keluarga Darmawan itu. Sejak melangkahkan kaki menuruni tangga kelab milik orang tua Jordan, mata indah gadis itu sudah terlebih dulu menangkap sosok Justine duduk di salah satu sofa, ditemani oleh Axel dan Vero. Clara menghembuskan nafasnya pelan, kala tersadar akan tujuan utamanya mengapa ia harus menginjakkan kakinya di kelab milik salah satu kolega bisnis sang papah. Ia kesini bukan untuk kembali mempermalukan diri di hadapan sosok Justine, melainkan untuk satu urusan penting. "Ada apa Nona?" tanya Crist, salah satu pengawal yang ditugaskan Dirgantara, papa Clara, untuk menjaga gadis itu. Tentu saja Clara harus dijaga, mengingat betapa protektifnya sosok pengusaha sukses itu menjaga sang putri, terlebih di tempat rawan seperti kelab dimana Clara berdiri saat ini. "Nona.." Crist kembali memanggil sang nona yang terdiam. "Ah, nggak. Mobil saya, apa sudah siap?" tanya, Clara pada Crist. Crist mengangguk pelan. Bibir laki-laki itu tersenyum dengan tangan terangkat ke udara, mempersilahkan sang nona untuk kembali berjalan, meninggalkan tempat pertemuan perjodohan pertamanya. "Clara!" Clara membalikkan tubuhnya saat mendengar suara Jordan memanggil namanya dari kejauhan. Tahu siapa yang memanggil nonanya, Crist memerintahkan ke enam anak buahnya untuk menyingkir, memberi jalan pada laki-laki tampan yang baru beberapa menit lalu berbicara dengan nona mereka. "Ponsel kamu ketinggalan." ujar Jordan mengulurkan ponsel milik Clara. "Ah, thanks." ujar Clara mengambil ponselnya dari tangan Jordan. Jordan melangkah semakin dekat pada Clara, tangannya terulur menghapus keringat yang turun dari dahi gadis itu, "kamu berkeringat, apa kelab milik papaku terlalu panas untukmu?" tanya, Jordan, menebar perhatiannya pada sosok ayu Clara. Clara menggelengkan kepala, bergerak risih atas perlakuan manis laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi tunangannya itu. Hingga suara seseorang membuat tubuhnya menegang. "Menjijikan." Jordan membalikkan tubunya, melihat teman kampus sekaligus langganan tempatnya membuka usaha, "eh, pelanggan setia. Apa kabar?" tanya Jordan sembari memukul pelan pundak Justine. "Nona, mobil nona sudah di depan." ujar Crist, memberitahu Clara. Clara menganggukkan kepala, dalam hati gadis itu bersyukur Crist menyelamatkan dirinya. "Jordan." panggil Clara, hendak berpamitan pada laki-laki pilihan papanya. "Ya, Sayang." Justine mendengus mendengar suara Jordan. Sayang? Cih! "Pacar baru lo? Apa one night stand lo Jord?" tanya Justine menatap jijik Clara, pantas saja gadis itu dikawal oleh beberapa orang. Ternyata kekasih dari anak pemilik kelab. Jordan tidak mau memiliki saingan rupanya, pikir Justine. "Mulut lo, Just. Gue kepang juga deh." kekeh Jordan merangkul pundak Clara, "gabung dulu yuk, kenal Justine kan? Kita satu kampus." ajak Jordan tak peka atas kerisihan yang Clara rasakan meski gadis itu sudah menggeliat. "Jordan, maaf, lepasin. Aku mau pulang." ucap Clara, membuat Justine terkekeh sekaligus memandang muak gadis itu. Ah, masihkan bisa disebut seorang gadis jika pasangan kencannya saja Jordan? Mustahil, jika masih gadis. "Nona.." panggil Crist. "Oke.. Oke.. Nanti papa kamu nyariin. Yaudah, kamu hati-hati ya. Bilang sama pengawal kamu buat nggak ngebut bawa mobilnya." "Jord, gue balik ke table dulu. Terusin deh romance picisan lo." kata Justine melambaikan tangannya. Kakinya melangkah jauh, meninggalkan Clara dan Jordan yang entah sedang membicarakan hal kotor apa itu. Clara memandang nanar ke arah Justine. Laki-laki itu, apa yang dia pikirkan tentangnya? Begitulah pertanyaan yang berkecamuk di dalam hati Clara. * Setelah berdebat cukup lama dengan Crist, Clara melangkahkan kakinya kembali mencari keberadaan Justine. Dia harus menjelaskan semua agar laki-laki itu tak berburuk sangka terhadapnya. Ia yakin, Justine pasti berpikiran yang tidak-tidak tentangnya. "Justine!" Justine mengadahkan kepalanya, mencari tahu siapa pemilik suara yang meneriakan namanya. "Baby, wait!" bisik Justine di telinga gadis yang tengah duduk dipangkuannya. Vero dan Axel menggelengkan kepala mereka. Justine dan segala kisahnya, rumit! batin mereka berdua. "Ngapain lo kesini?" tanya, Justine. Rasa tidak suka jelas sekali tersirat dari nada suara laki-laki itu pada Clara. "Gue mau jelasin." "Baby dia siapa?" tanya wanita yang tadi duduk dipangkuan Justine. Justine merangkul mesra pinggang wanita tersebut membuat Clara memejamkan matanya, menahan sesak yang menghantam hatinya. Breathe, Cla! "Lo nggak perlu jelasin apa-apa karena semua itu nggak penting." ujar Justine tegas, "ah ya, gue liat laki lo bawa cewek tadi ke atas. Gue saranin sih lo service dia yang bener dari pada ngemis cinta ke gue, bicth!" "Jus." teriak Axel berdiri dari sofanya, "lo kelewatan sumpah." maki Axel. Ia tidak akan terima jika Justine bertingkah terlalu kelewatan. Mungkin Justine boleh menolak Clara, tapi menghina Clara dengan kata rendahan, Axel tidak akan membiarkan itu. "Cla, gue anter balik ya, pengawal lo mana? Biasanya lo pake pengawal kalau ke tempat kaya ginian." Ujar, Axel pada Clara. Axel menatap sendu Clara, berharap Clara akan menerima tawarannya untuk pulang. "No, gue nggak papa." jawab Clara menggelengkan kepalanya. Justine terkekeh. Nggak akan kelar memang kalau ngelawan si Cloropil, entar juga pergi sendiri, batin Justine. "Apa yang buat lo percaya kalau gue Cinta sama lo ha!?" teriak Clara kencang membuat orang-orang yang tadinya asik dengan dunia mereka, beralih menatap Clara yang mulai terisak. "Gampang! Cukup enyah!" ujar Justine dingin lalu berdiri membelakangi Clara. Dan setelahnya apa yang dilakukan Justine mampu mendatangkan sebuah hantaman keras dihati gadis itu. Dengan tidak berperasaannya, laki-laki itu duduk dan menarik tubuh wanita di sampingnya, b******u mesra mengabaikan diri Clara yang menatap penuh luka kegiatan Justine. "s**t! Nih anak." maki Vero kesal. Clara tersenyum kecut. Jadi setidak berharga itu ia terlihat dimata Justine. Oke, jika menjadi Clara yang biasa saja tidak bisa membuat Justine melihatnya. Clara akan menjadi Clara Dirgantara, satu-satunya putri Darian Dirgantara yang selalu ia sembunyikan dihalayak umum. Setelah ini, Clara bersumpah semuanya akan menjadi berbeda. "Hei, lenyap ya?" sinis Clara tajam. Nampaknya Justine tidak terpengaruh dengan suara dingin Clara. Anak dari Michell Darmawan itu terus melanjutkan kegiatan panas dengan wanita pilihannya. "Cla, mau apa lo?" pekik Vero berdiri saat Clara mengeluarkan sebuah pisau lipat dari clutchnya. "Lenyap." lirih Clara. Sedetik kemudian suara teriakan beberapa orang menggema, begitu juga dengan Vero dan Axel yang berlari bersamaan untuk menyangga tubuh Clara yang berlumuran darah. "Claraaaa." teriak Jordan, berlari cepat ke arah gadis yang baru saja tadi ia temui. Jordan melepaskan pinggang wanita yang akan ia bawa ke apartemennya. Sedangkan Justine memandang tidak percaya pada Clara yang kini meringis kesakitan. "Bodoh!" desis Justine. To be continued....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD