"Loh George kenapa kamu bisa ada disini? gimana kalau mas Rayn lihat? " tanya Vivian sambil melihat sekitarnya.
"Tenang saja cepat masuk ke dalam, " ucap George dengan tenang tanpa rasa takut. Vivian segera masuk ke dalam mobil dan duduk di samping adik iparnya itu. Setelah itu George membawa Vivian pergi dari sana.
"Kenapa kamu bekerja? apa kakakku tidak memberikan cukup uang untukmu?" tanya George saat mereka dalam perjalanan.
"Mau bagaimana lagi? kakakmu tidak menafkahi aku dan dia menikah lagi dengan Arsyilla, " jawab Vivian.
Sontak George menghentikan laju mobilnya karena terkejut mendengar jawaban Vivian.
"Apa kamu tidak salah bicara? "
"Aku bicara yang sejujurnya. Bahkan Arsyilla dan Hansel tinggal dirumah kami. "
Darah George mendidih saat mendengar pengakuan Vivian. Rayn memang pria b******k.
"Aku akan menghajarnya!!" geram George sambil memukul setirnya. Dia tidak terima Vivian disakiti oleh kakaknya.
"Jangan lakukan itu. Aku akan membencimu jika kamu menyakiti suamiku, " cegah Vivian.
"Apa kamu bodoh?! kenapa kamu tidak bercerai dengannya?! " seru George marah.
"Aku tidak akan bercerai dengannya sebelum membuat dia jatuh cinta padaku George!! sudah hentikan perdebatan ini. Aku ingin pergi bekerja!! "
George yang terlanjur marah langsung mencium bibir Vivian dengan paksa. Vivian berusaha melepaskan diri tapi George malah menahan tubuhnya dengan erat. Setelah ciuman mereka terlepas, George menekan bibir Vivian dengan nafas terengah-engah.
"Aku tidak peduli kamu adalah kakak iparku, aku mencintaimu Vivian. Lupakan Rayn dan menikahlah denganku, "
"Cinta? apa cinta itu memang benar adanya? " tanya Vivian menatapnya. Selama ini Vivian tidak pernah merasakan bagaimana dicintai oleh seseorang. Semua orang menyakitinya dan meninggalkannya. Bahkan ibunya yang dia sayangi juga sudah meninggalkan dirinya sendirian di dunia ini.
"Jika kamu penasaran aku akan menunjukkan padamu bagaimana cara diriku mencintaimu, " ucap George sungguh-sungguh sambil mencium punggung tangan Vivian.
"Baiklah George tunjukkan aku bagaimana indahnya cinta yang kau janjikan. Jika aku lebih bahagia bersamamu maka aku akan meninggalkan Rayn demi dirimu, "balas alter ego Vivian saat ini. Sedangkan Vivian yang sebenarnya masih tertidur nyenyak dalam sudut ruang tak bisa diusik oleh siapapun.
Saat sampai di kantor orang-orang memperhatikan Vivian dengan tatapan mengagumi dan ada juga yang terlihat tidak suka dengan perubahan penampilannya. Arsen bosnya pun sampai melongo tidak percaya saat melihat Vivian berubah lebih cantik dan err seksi tidak seperti biasanya.
"Waw ada apa ini? apa kamu baru saja menang lotre? " tanya Arsen speechless.
" Ya begitulah pak Arsen seperti yang bapak lihat sekarang, " jawab Vivian sambil memperlihatkan lekuk tubuhnya.
"Andai saja kamu bukan istrinya Rayn mungkin aku akan maju menikahimu Vivian, "
"Bapak bisa saja bercandanya."
Mereka tertawa bersama setelah itu. Padahal Arsen memang sudah lama menaruh perasaan pada Vivian.
"Aku mau minta maaf soal adikku. Mamaku juga merasa bersalah padamu Vivian, " Arsen sebenarnya tidak menyangka kalau Rayn dan Arsyilla memiliki hubungan sampai memiliki seorang anak. Dia heran kenapa Vivian sampai kini mau bertahan dengan Rayn.
"Tidak apa-apa pak. Aku sudah memaafkan kesalahan mereka dan menerima Hansel seperti anakku sendiri,"
"Kamu baik sekali Vivian. Rayn harusnya menyesal sudah menyakitimu dan menyia-nyiakan wanita secantik dirimu, "
"Iya pak terima kasih atas pujiannya. Kalau begitu aku kerja dulu ya, " Vivian melangkah keluar sambil membawa berkas-berkas di tangannya. Arsen hanya bisa menatap kepergian Vivian dengan perasaan tidak rela.
"Aku berharap kamu segera bercerai dengan Rayn. Saat itu juga aku akan langsung menikahi kamu Vivian, " gumamnya.
****
Saat terbangun dari tidurnya Vivian tersadar dirinya sudah berganti warna rambut dan pakaian yang dia kenakan terlihat terbuka dan seksi sekali.
"Ini sudah tanggal berapa. Kenapa aku tidak ingat apapun? " Vivian kembali memakai kacamatanya dan mengganti bajunya yang lebih tertutup. Setelah itu dia melihat kalender yang tergeletak di atas mejanya. Sudah satu mingguan alter egonya mengambil alih tubuhnya. Selama itu apa saja yang sudah terjadi?
Hari sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Seperti biasa Vivian akan membuatkan sarapan untuk suaminya. Dia teringat kalau di rumah ini sudah ada Arsyilla dan anaknya. Jadi dia akan membuat porsi yang lebih banyak pagi ini. Baru saja dia keluar Arsyilla sudah lebih dulu berada di dapur.
"Tumben kamu sudah bangun, " sapa Arsyilla ketus kepadanya.
"Iya memang aku sudah biasa bangun jam seperti ini. Apa ada yang bisa aku bantu? " tanya Vivian.
"Kamu kenapa aneh sekali? apa kamu memiliki rencana buruk padaku? " tanya Arsyilla curiga. " Sudah sebaiknya kamu pergi saja. Aku bisa memasak sendirian!! " usir Arsyilla. Vivian tidak bisa memaksa lagi dan memilih mengerjakan pekerjaan rumah yang lain. Tiba-tiba saja Arsyilla memanggilnya dari arah dapur.
"Mbak Vivian kesini!! " panggil Arsyilla.
"Iya!! " Vivian berhenti menyapu lalu menghampiri Arsyilla yang berada di dapur.
"Tolong teruskan masakanku ya. Semuanya sudah dibumbui jadi tidak perlu dikasih apa-apa lagi. Aku mau membangunkan mas Rayn dulu, " ucap Arsyilla.
"Baik, " Vivian melanjutkan masakan nasi goreng yang dibuat oleh Arsyilla. Sedangkan Arsyilla pergi ke kamarnya untuk membangunkan mas Rayn. Tak lama kemudian nasi gorengnya sudah jadi. Seperti yang sudah Arsyilla katakan Vivian tidak lagi mencicipinya dan menyajikannya di atas meja.
Mas Rayn, Arsyilla dan Hansel keluar dari kamar mereka lalu duduk di atas meja makan. Di saat mereka mulai menyantap sarapan mereka tiba-tiba saja mereka bertiga malah melepehkannya.
"Kenapa asin sekali?! siapa yang membuat nasi goreng ini?! " tanya Rayn murka sambil meminum air minumnya sampai tandas.
"Vivian mas yang membuatnya, " tuduh Arsyilla.
Vivian menggeleng keras tidak membenarkan tuduhan Arsyilla padanya.
"Tidak mas, itu tidak benar!! " bantahnya.
Rayn langsung bangkit dari duduknya lalu dia memaksa Vivian untuk memakan nasi goreng yang keasinan itu ke dalam mulut Vivian.
"Makan ini!! makan sampai habis!! kamu sengaja ingin meracuni kami hah?! makan sekarang juga!! " Rayn terus memasukkan nasi goreng itu ke dalam mulut Vivian sampai penuh. Vivian hanya bisa menangis karena Rayn memperlakukan dia dengan sangat kejam dan tidak manusiawi. Hansel juga ikut menangis melihatnya sampai Arsyilla turun tangan untuk menenangkan putranya dan membawanya menjauh dari sana.
"Uhuk uhuk uhuk!! " Vivian terbatuk-batuk sampai air matanya juga ikut keluar. Rayn tersenyum puas sambil menjambak rambut Vivian dengan kuat.
"Aku akan memukul wajahmu jika kamu memuntahkannya. Makan dan telan sampai habis! paham kamu!! " setelah itu Ryan melepaskan jambakannya dan pergi begitu saja. Vivian hanya bisa menangis menahan rasa sakit pada kepalanya.
"Kenapa kamu sangat kejam mas? kenapa kamu menyiksa aku seperti ini? kapan kamu bisa bersikap lembut padaku? " batin Vivian dengan berlinang air mata.