Vivian Berubah

1076 Words
Rayn terbangun saat matahari sudah mulai meninggi. Matanya terbelalak melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Kemana istrinya? biasanya Vivian akan membangunkannya untuk sarapan tapi kali ini wanita cupu itu tidak menjalankan tugasnya dengan baik. "Vivian!! Vivian!! " teriak Rayn memanggilnya saat dia keluar dari kamarnya. "Ada apa mas? " tanya Vivian mendekati suaminya. "Kenapa kamu tidak membangunkan aku?! ini sudah jam berapa hah?! apa kerjamu dari tadi?! " tanya Rayn membentaknya. "Maaf mas kepalaku sakit, aku juga baru bangun tadi. Aku tidak memasak sarapan pagi ini karena uang yang mas berikan sudah habis. Mas beli sendiri saja ya, " jawab Vivian santai. Sekarang dia tidak ingin terlalu memperdulikan Rayn dalam hidupnya. "Kamu kan ada uang dari mama kenapa tidak kau pakai saja uangnya dasar matre kamu!! " maki Rayn lalu kembali ke kamarnya untuk segera bersiap-siap pergi ke kantor. Setelah siap dia buru-buru pergi bekerja. Vivian hanya tersenyum sinis melihat kepergian suaminya. Dia juga ikut pergi meninggalkan rumah dengan setelan baju kantor yang sangat rapi. Semalam dia sudah berpikir matang-matang dan memutuskan untuk kembali bekerja di perusahaan lain. Hari ini ada wawancara kerja. Sebenarnya Arsen sudah lama menawarkannya pekerjaan di perusahaannya. Tapi Vivian menolak karena dia ingin mengabdi menjadi istri dan ibu rumah tangga. Tapi sepertinya keputusannya itu salah. Pagi tadi Vivian sudah menelpon Arsen kalau dia mau menerima tawaran pekerjaannya. Sesampai di perusahaan milik Arsen, Vivian disambut baik olehnya. "Vivian ayo silahkan masuk, " Arsen membawanya masuk kedalam ruangannya secara pribadi menimbulkan rasa iri pegawai-pegawai lain yang bekerja disana. "Terima kasih pak Arsen, " ucap Vivian dengan sopan. Meski Arsen adalah sepupu Rayn suaminya tapi bukan berarti Vivian bersikap seenaknya. Arsen menuntun Vivian untuk duduk di atas sofa bersamanya. Lalu Vivian menyerahkan surat lamaran kerjanya. Arsen sebenarnya tidak terlalu peduli dengan isi surat lamaran Vivian karena dia sudah tau bagaimana kinerja wanita itu saat bekerja di perusahaan Rayn sepupunya. Sebenarnya Arsen lebih dulu menyukai Vivian tapi sayang Rayn lebih dulu menikahinya. " Aku tidak perlu melihatnya, kamu langsung aku terima bekerja di perusahaan ini sebagai sekretarisku, " ucap Arsen sambil memandangi wajah cantik Vivian yang berada di balik kacamata tebalnya. "Lalu sekretarismu yang lama dimana? " tanya Vivian seraya mendekatkan wajahnya ke wajah Arsen. Arsen sampai terkejut karena Vivian yang pemalu tiba-tiba berubah lebih pemberani seperti ini. "Aku memecatnya demi dirimu, " jawab Arsen. Vivian sedikit menjauhkan tubuhnya lalu menjabat tangan Arsen yang kini sudah resmi menjadi bosnya. "Terima kasih pak Arsen." Jantung Arsen berdetak lebih cepat saat tangan halus Vivian menyentuh tangannya. Andai saja dia yang memiliki Vivian maka dia tidak akan pernah menyia-nyiakan Vivian seperti yang dilakukan oleh si bodoh Rayn. Selama ini Arsen tau kelakuan Rayn yang suka tidur dengan banyak wanita. Dia kasihan melihat Vivian harus menikah dengan pria b******k seperti Rayn. *** Seperti biasa Rayn akan pulang bersama wanita jalangnya. Biasanya Vivian akan menatapnya dengan wajah terluka tapi kali ini istrinya itu tak terlihat dimana-mana. Bahkan tidak tersaji makanan apapun di meja makan. "Vivian!! Vivian!! " teriak Rayn memanggilnya. Tapi wanita itu tidak menyahut sama sekali sampai akhirnya dia mendengar suara mobil yang berhenti di depan rumahnya. Rayn melihat dengan mata kepalanya sendiri Vivian diantar oleh Arsen sepupunya. Wajah Rayn mengeras saat melihatnya. Dia langsung menghampiri mereka berdua tanpa memperdulikan wanita jalangnya. "Oh jadi kerjaan kamu keluyuran sampai gak urus rumah dan gak masak!! apa uang yang dikasih mama tidak cukup sampai kamu mendekati Arsen sepupuku?! " tuduh Rayn. "Jaga bicara kamu Rayn!! aku kesini hanya untuk mengantar Vivian pulang bekerja!! " seru Arsen tak terima dengan tuduhan Rayn pada Vivian. "Bekerja?! kamu kerja Vivian?! siapa yang mengizinkan kamu buat kerja?! " tanya Rayn tak suka. Dia ingin Vivian terus berada dirumah agar dia bisa sepuas hati menyiksa batinnya. Baginya Vivian tak lebih hanya seorang pengemis yang suka memoroti harta orang tuanya. "Kenapa kalau aku bekerja mas?! kamu tidak mencukupi kebutuhanku jadi aku terpaksa bekerja!! harusnya kamu malu dengan dirimu sendiri!! " teriak Vivian mempermalukan suaminya. Dia sudah tidak tahan lagi dengan sikap Rayn yang selalu semena-mena terhadap dirinya. "Kurang ajar kamu ya!! " Rayn ingin menampar Vivian tapi Arsen dengan cepat menahan tubuhnya. "Apa yang kamu lakukan Arsen?! lepaskan tanganku!! " Bukannya melepaskan Arsen malah memelintir tangan Rayn sampai sepupunya itu mengadu kesakitan. "Ahkkk lepaskan aku ahkkk!! " "Sudah hentikan pak Arsen!! " Vivian mencoba melerai mereka sampai terlepas. "Pak Arsen biarkan saya menyelesaikan masalah saya sendiri. Terima kasih atas tumpangannya. " setelah mengatakan itu Vivian masuk lebih dulu ke rumah. Rayn tak tinggal diam. Dia segera menyusul istrinya itu dan meminta penjelasan kenapa akhir-akhir ini sikapnya berubah. "Vivian!! tunggu aku!! Vivian!! " teriak Rayn memanggilnya. Tapi Vivian dengan kurang ajarnya menutup pintu kamarnya tepat di depan wajah Rayn. Berani sekali Vivian berlaku kurang ajar padanya. Awas saja dia besok. "Om jadi nggak main sama Mona? " tanya wanita jalangnya seraya mendekatinya dan bergelayut manja padanya. "Tidak!! hari ini aku tidak mood lebih baik sekarang kamu pulang saja!! " usir Rayn kehilangan selera gara-gara istrinya. Mona hanya bisa menggerutu kesal lalu pergi meninggalkan rumah itu. Keesokan paginya Rayn sengaja menunggu Vivian keluar dari kamarnya. Dia ingin bicara 4 mata dengan istrinya itu mengenai hubungan mereka. Saat dia melihat istrinya itu lewat di depannya dia langsung menyuruhnya untuk duduk di depannya. "Vivian duduklah disana. " Vivian mendekatinya dan duduk di depannya dengan santai. "Ada apa mas? " tanya Vivian. "Aku ingin kamu berhenti bekerja sekarang. Kalau kamu kerja siapa yang akan mengurus rumah ini? siapa yang akan memasak untukku? " tanya Rayn serius. Vivian nyaris tertawa saat mendengarnya. Dia istri atau babu disini. "Aku bukan pembantumu mas. Kalau kamu mau kamu bisa mempekerjakan pembantu untuk mengurusi semua keperluanmu, "jawab Vivian dengan santai. Terserah suaminya itu mau marah atau tidak. Dia sudah tidak peduli lagi. " Kalau kamu nekat kerja maka aku tidak akan memberikan uang sepeserpun untukmu!! " ancam Rayn. "Silahkan saja mas. Aku tidak peduli. Lagian juga aku sudah kerja dan berpenghasilan!! " Mendengar perkataan Vivian membuat Rayn meradang. "Kembalikan semuanya yang pernah mamaku berikan padamu!! kamu tidak berhak menggunakannya!! " Vivian ikut meradang lalu dia beranjak ke kamarnya dan memberikan semuanya yang pernah nyonya Danira berikan kepadanya. "Ambil semuanya mas!! ambil!! aku tidak membutuhkannya!! " "Sombong sekali kamu Vivian. Cepat atau lambat kamu akan kehabisan uang dan kembali menagih semua ini. Jika kamu mau semua ini kembali kamu harus berhenti kerja!! " "Tidak akan!! ambil semuanya aku tidak akan memintanya lagi seumur hidupku bahkan sampai aku mati. Permisi!! " Vivian menarik tas jinjingnya lalu pergi untuk bekerja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD