“Bri, berhenti di depan aja!” pekik Kira, padahal letak rumah atau pun kedai ayahnya masih jauh, membuat Brian heran dibuatnya. “Kenapa?” Brian tanya. “Mau beli sesuatu?” “Itu—anu—iya! Aku harus beli sesuatu!” Brian sempat geming sebentar, karena reaksi Kira yang sedikit aneh. Tapi akhirnya tetap menuruti perintah perempuan itu, menghentikan mobilnya di jejeran toko yang terletak tidak begitu jauh dari kedai ayah Kira. “Aku tunggu di sini—“ “Eh, nggak usah!” potong Kira segera. Dia nampak amat panik, entah kenapa. “Kamu pulang duluan aja, udah sore. Lagi pula udah deket kok, aku tinggal jalan kaki.” Kira tersenyum tipis, lalu bergegas keluar dengan terburu-buru. “Da-dah, Kalila!” Kira melambaikan tangan pada Kalila yang duduk di belakang, lalu lekas berlari ke sebuah toko makanan ringa