“Duh, ini gimana? Masa iya sih, aku minta tolong dia beneran?” Perasannya begitu panik dan tak bisa mengontrol amarahnya yang bisa-bisanya datang bulan sebelum tanggal perkiraannya Melati. Wira masih terus mengetuk-ngetuk pintu itu yang akhirnya Melati pun berusaha membukanya dengan wajahnya yang paniknya setengah mati. “Melati, kamu tidak apa-apa di dalam?” tanya Wira yang tak kalah paniknya menunggu Melati. Wanita itu menggeleng. “Sa—saya nggak apa-apa, Pak. Tapi ….” “Tapi apa, Melati?” potongnya dengan matanya yang menatap tajam. “Tapi, apa boleh saya minta tolong?” “Apa? Kamu mau meminta bantuan apa dari saya?” Melati menggigit bibirnya. Ah, sebenarnya dia sangat malu sekali untuk meminta bantuan lelaki lain. Namun, keadaannya tidak memungkinkan untuk dia keluar sendiri. “Sa—s