Melati menggeleng dengan tatapan jengah. Dia menunduk seketika yang tak mampu rasanya menatap lelaki itu. “I—iya, Pak.” “Kamu mau membantu saya supaya beban saya seimbang?” Melati mendongak. “Apa?” “Tangan kamu harus berada di posisi yang tepat. Jangan menjuntai begitu.” Melati mengangguk perlahan. Dengan gemetar kedua tangannya pun berusaha memegang pundaknya. Ah, tak elok bagi Melati jika dia harus mengalungkan di leher lelaki itu. Arya yang tak sengaja lewat tak jauh dari tempat parkir VIP itu pun terbelalak saat mantan istrinya digendong mesra dengan bos maskapainya. Meski mereka masih mengenakan topeng, Arya dapat melihat jelas keduanya begitu mesra seperti pasangan suami-istri. “Kurang ajar si Wira. Kenapa, dia sampai menggendong Melati dibawa ke mobilnya?” “Lalu, kenapa Melat