07 | Denta Sang Ratu

1288 Words
Retha terpaksa menghentikan laju motornya, ketika sampai di gerbang depan SMA Cendrawasih. Cewek itu mengerutkan keningnya, melihat suasana gerbang sangat ramai dan begitu rusuh. Melihat ada Savita, Tarisa dan juga Acheris tidak jauh dari sana, membuat Retha dengan cepat turun dari atas motornya, dan melangkah menghampiri ke-tiganya. "Eh, ada apaan sih? Kok gerbang rame banget gini?" tanya Retha bingung. "Sssstt, tuh ada yang lagi berantem," ujar Acheris sambil menunjuk. "Hah, mana yang berantem?" Retha kemudian menoleh dan melebarkan mata begitu saja, melihat empat gadis berseragam SMA Dharma Wijaya, tau-tau sudah berdiri di depan sekolahnya, menghadang dua siswi yang bisa Retha tebak, mereka adalah siswi kelas dua belas. "Itu Denta nggak sih? Queen bee-nya anak Dharma Wijaya?" tanya Acheris setengah berbisik pada Savita. Savita menoleh, "Ho'oh. Itu cewek mantannya Azka loh pas SMP," kata Savita mulai bergosip. "Cantik banget anjir,” kata Tarisa langsung keki. "Mukanya glow up parah," bisik Retha mendekat, melirik Denta yang kini menyilangkan tangannya di depan d**a angkuh, menatap Nanda--senior Retha di sekolah dengan tajam. Di belakang cewek itu, masih ada tiga teman-temannya, yang juga menatap Nanda seolah menindas. "Duh, parah sih Vit. Lo sama upilnya Denta aja jauh," ujar Acheris, yang berhasil membuat Savita melotot padanya. Tau betul, kalau temannya itu, naksir Azka dari lama. "Lah, gue serbuk nutrisari bisa apa?" kata Tarisa, dan kini jadi melebarkan mata melihat Denta mendorong bahu Nanda dengan kasar. "Anjir, bakalan baku hantam nih kalau di biarin," seru Retha sudah menaboki Savita gemas, membuat Savita mengumpat sebal. "MULUT LO YANG HARUSNYA DI JAGA!!" teriak Denta, tidak peduli jika jadi pusat perhatian. Sudah biasa. "Jangan macam-macam ya, gue bisa aja laporin kalian ke satpam!" ancam Nanda begitu saja, walau gemetar. Denta tertawa sinis, sembari berkacak pinggang menatap Nanda tidak suka. "LAPOR, GUE NGGAK TAKUT!!" Nanda merapatkan bibir sebentar, sampai akhirnya pandangan cewek itu, bertemu dengan manik-manik mata gadis mungil, di belakang Denta. "Anjir, mereka rebutan cowok?" kata Tarisa langsung ternganga. Buru-buru di tabok Retha supaya diam. "Yang bermasalah sama kak Nanda, kayaknya temen Denta yang kecil itu deh," kata Acheris angkat suara. "Iya sih. Gue juga mikir gitu. Tapi yang itu malah yang paling diem dari tadi. Kayaknya takut," seru Retha. Savita mengangguk setuju, "Denta kayaknya ikutan nggak terima gitu, temennya bermasalah sama kak Nanda," balasnya tenang. "Mukanya Denta tuh, lebih ke cantik tapi judes ya. Labrak-able banget gitu modelannya," kata Acheris, membuat Retha manggut-manggut cepat. "Yang itu siapa dah?" tanya Retha kepo, menunjuk cewek jangkung di dekat Denta. "Itu Dira, mantannya Defra," balas Tarisa, "Ceweknya Alex sekarang. Anak Dharma juga," lanjutnya. "Oh," balas Retha singkat. "Anak Dharma ngapa cantik-cantik semua dah?" kata Acheris memprotes sendiri. "Anak sana, emang rata-rata cantik sih. Tinggi-tinggi juga. Biasalah, mayoritasnya anak olahraga," balas Savita. Dira memutar bola mata, "Marvin udah jelasin semua ke gue. Lo bahkan mohon-mohon ke Marvin supaya bantuin Arkan balik sama lo lagi." "Dasar cabe sok cantik," umpat Dira. Nanda menggigit bibir, menarik nafas, tiba-tiba mendekat pada Dira mencengkram lengan cewek itu. Lalu mendorong Dira, dan melayangkan tamparan keras pada pipi Dira. PLAK "PUNYA MULUT DI JAGA b*****t!!" sentak Nanda. Retha sontak saja melebarkan mata. Ketika tangan Denta lah yang justru maju, menarik rambut panjang Nanda brutal, saat cewek itu berniat mendekati Dira lagi. Membuat para murid yang ada di sana langsung memekik histeris secara kompak. Apalagi ketika Denta mengacak rambut Nanda, mengoyaknya sampai kepala gadis itu tertunduk dan tertarik ke depan. "LO NGAPAIN SIH ANJING?" teriak Nanda berusaha menjambak rambut Denta, tapi dia sendiri kuwalahan. Denta menariknya kasar, sampai Nanda berteriak kesakitan dan terbentur tubuh tinggi Denta. Devi berniat maju untuk menolong, tapi langsung di dorong oleh Ivon sampai terjungkal. Semua anak Cendrawasih, yang memadati gerbang depan sontak saja jadi ternganga, melihat kehebatan Denta. Bahkan Nanda tidak sempat melawan Denta, saat cewek itu menampar pipinya keras. Menarik seragamnya kasar, sampai tubuhnya berputar. Lalu berteriak histeris saat Denta mencekiknya dari belakang. "LAH, MALAH BAKU HANTAM BENERAN. WOY-WOY, PISAHIN WOY PISAHIN!" teriak Retha pada beberapa anak cowok yang ada di sampingnya. "Udah sih Tha, biarin aja. Kapan lagi kita nonton beginian?" balas Savita dengan wajah tanpa dosa. "Ya tapi ini berantemnya di depan sekolah kita Vita," kata Retha gemas. "AYO NTA, BOGEM TERUS! JANGAN KASIH KENDOR!!" pekik Acheris rusuh. Bukan apa-apa dia mendukung Denta. Melihat Nanda kalah telak begitu, tentu saja dia mendukung yang berpotensi menang. "KAK NANDA, TENDANG AJA KAK! JANGAN MAU KALAH!!!!!" Tarisa berseru makin jadi, membuat Retha tepok jidat melihat ulah temannya. "CEKIK NTA, CEKIK. AKU PADAMU!!" seru Acheris lagi-lagi, membuat Tarisa menoleh sebal. Retha kembali menolehkan kepala ke arah keributan. Mulut Denta dan Nanda tidak bisa diam. Keduanya saling mengumpat kasar, dan kata-kata makian, hingga bermunculan nama satwa-satwa ragunan dari bibir mereka yang di poles lipstik mahal keduanya. Menduduki perut cewek, dengan tangan yang mencengkram kerahnya. Denta bahkan sudah mengabaikan bagaimana keadaan satu teman Nanda, yang kini sudah baku hantam ala perempuan dengan Dira. "Nta, udah Nta! Kasihan rambutnya Nanda udah rontok!" lerai Gista sudah kasihan melihat TIN TIN TIIINNNNNNNNN Retha mengumpat, reflek melompat ke sisi samping, ketika bunyi klakson mobil, tiba-tiba terdengar bising. Membuat Retha dan murid Cendrawasih lainnya, jadi agak menepi, memberikan jalan, ketika melihat Ferrari sport mewah milik Karrel bergerak melambat, hendak keluar dari halaman sekolah. "MINGGIR WOY MINGGIR!!!" teriak Tilo rusuh mengusiri mereka, dari dalam mobil Karrel. "NGAPAIN DI JALAN SIH ANJIR? LO SEMUA MAU DEMO??" amuk Karrel masih sempat, membuat puluhan siswi jadi menciut takut. "Eh, ada apaan sih?" tanya Azka pada Savita yang berdiri di samping Retha. Cowok putih itu, agak menyembulkan kepalanya keluar dari mobil Karrel. Di tanya seperti itu oleh Azka, sontak saja membuat Savita melebarkan matanya. Meringis salah tingkah, kemudian berdehem-dehem entah untuk apa. Retha yang melihat temannya jadi seperti itu, sontak saja mendelik sinis. "Ohh...itu...ada yang lagi berantem di depan," balas Savita malu-malu. "Hah, berantem? Anak sekolah sini?" tanya Azka terkaget-kaget, membuat Vian langsung berdiri tiba-tiba di atas jok mobil Karrel, yang cup-nya memang terbuka. "Iya. Anak sekolahan sini, sama anak Dhar--" "ITU DENTA ANJAYYY!!" lapor Vian dengan heboh dari jok mobil belakang, bersama Tilo. Pernyataan Vian, sontak saja membuat Karrel yang sejak tadi mengumpat karena mobilnya susah keluar, langsung membelalak kaget. "LAH IYA DENTA," pekik Azka spontan, saat menyadari Denta ada di sekolahnya, dan sibuk baku hantam dengan anak kelas dua belas. "YA ALLAH, CEWEK YANG LO TAKSIR BERANTEM REL!!" teriak Vian, dan langsung melompat turun dari mobil sport Ferrari milik Karrel. "Anjing, beneran Denta, nyet?" tanya Karrel kaget. Cowok berkaca mata hitam itu melongo seketika. "Denta, udah Nta! Ini ada apaan, sih? Berhenti dulu!" Azka berusaha untuk menarik tangan Denta, tapi tidak berhasil juga. Hal itu berhasil membuat Savita langsung melebarkan matanya, mendelik tak terima melihat Azka dan Denta bersentuhan tangan begitu. "Lah, si Azka masih naksir Denta Vit? Sampek panik begitu njir," tanya Acheris langsung heboh. "Dih, mana gue tau," balas Savita dengan wajah keruh. Retha dan Tarisa tak ambil pusing, kini merapatkan bibir melihat Azka yang berusaha menenangkan Denta. Retha dan lainnya jadi tersentak, ketika melihat Karrel juga ikutan melompat dari dalam mobilnya. Rasanya, mulut cowok itu hendak anjlok ke tanah, ketika melihat tubuh Denta menduduki perut Nanda, dan mencabik-cabik wajahnya. Sementara Denta, cewek itu tidak sama sekali berantakan, karena kemungkinannya sejak tadi cewek itu memimpin. "Astaga Nta, udah Nta!! Kalem hey kalem!!" Karrel langsung mengangkat tubuh Denta--memisahkan. "Ck, itu cewek pakek pelet apaan dah? Semuanya cowok di ratain sama dia," kata Savita jadi ngedumel sendiri. "Lihat deh! Menang banyak banget dia, di peluk-peluk sama Karrel begitu," kata Tarisa bersungut. "Dih, gue lihat Karrel gandeng cewek aja nggak pernah. Ini malah pakek acara peluk segala," sahut Acheris menatap selidik dua orang itu. "Jadian kali," balas Savita sewot. "Hah, mereka udah jadian??" kata Retha langsung menoleh. "Kayaknya," balas Savita. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD