Rencana Rama

489 Words
"Bagaimana jika aku tetap tidur sekamar dengan ayah, akan tetapi aku tidur di ranjang berbeda, bukankah itu adalah ide yang bagus ayah?" tanya Rama kepada ayahnya. Ki Retak menggelengkan kepalanya karena ki Retak takut jika anaknya terus menerus tidur bersamanya terus menerus bagaimana dia bisa mencari pasangan, bagaimana jika anaknya nanti tidak ada keinginan mempunyai istri karena selalu tidur bersama dirinya. Ki Retak ingin berbagi privasi dengan anaknya itu, tempo hari dia sudah membaca tulisan anaknya dan itu adalah sebuah privasi,bagaimana nanti jika anak nya itu telanjang bulat karena pertumbuhannnya itu? bukankah itu adalah privasi yang teramat besar bagi seorang pria. Apalagi sekarang anaknya sudah dewasa. "Terserah kamu saja nak, ayah ikut saja apa yang kamu rencanakan, lagian ini hanya masalah tidur saja bukan masalah kehidupn yang terlalu berat" jawab ki Retak dengan suara lemah karena masih keadaan lemah baru sadar dari pingsannya. Tapi berbeda dengan apa yang dipikirkan Rama dengan rencana nya itu,Rama takut jika suatu saat nanti ayahnya tertidur dan dihampiri pembantai itu, perampok yang sangat kejam. Ada sedikit pemikiran Rama agar mencari istri untuk ayahnya itu agar ada yang menemani disaat tidurnya. Akan tetapi ki Retak tidak ingin mencari seorang istri,karena dia terlalu mencintai mendiang istrinya. Itu kenapa Rama tidak membicarakan itu terhadap ayahnya itu. "Ayah tahu? nanti jika aku memiliki istri, kita tidak akan bisa sekamar lagi?" ucap Rama disaat keheningan dikamar itu. Ki Retak terbelak karena ucapan anaknya, ternyata dia salah karena anaknya tidak ada tujuan mencari seorang istrinya,malah Rama sangat antusias membicarakan seorang istri untuknya. "Apakah ayah tidak ingin mencari ibu buat anakmu ini?" ucap Rama setengah takut karena yang dia tahu ayahnya tidak ada niatan memiliki istri lagi. "hemmm...ayah dulu pernah mencari istri,akan tetapi ayah tidak bisa melupakan mendiang istri ayah, karena itu ayah urungkan niat ayah untuk mencari seorang wanita untuk dijadikan istri." jawab ki Retak dengan suara berat. "Jika ayah belum mencoba mana bisa? ayah bisa dekat dahulu apakah wanita itu cocok apa tidak dengan ayah. Ayah tidak akan bisa melupakan jika ayah tidak bisa mencarinya." bujuk Rama. "Ayah malah memikirkan kamu, ayah ingin kamu menikah nak, ayah sudah ingin menimbang cucu, kau tahu? saat kamu ditinggalkan di gubuk itu, itu adalah anugrah terbesar akan tetapi kamu tumbuh terlalu cepat hingga ayah tidak bisa melihat pertumbuhan normal anak bayi ." jawab ki Retak. "Ayah saja yang menikah dulu biar ayah punya bayi sendiri, lagian jika aku menikah dan memiliki bayi, apakah anaknya normal? atau mungkin pertumbuhannya cepat juga? harusnya ayah memikirnan bagaimana ayah memiliki bayi sendiri dengan mencari istri baru." jawab Rama kesal karena dia menyarankan ayahnya untuk menikah malah dia yang di suruh menikah. Akhirnya ki Retak termenung, apakah rencana anaknya itu adalah rebcana baik untuk dirinya? apakah dia bisa melupakan mendiang istrinya jika menikah lagi? "Apakah seumuran ayah ini bisa mencari wanita lagi? ayah sudah tua sudah sepantasnya menimang cucu bukan menimang bayi sendiri, ayah sudah berusia 50 tahun nak, sudah tidak bisa" jawab ki Retak dengan malu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD