Zahra agak jengah dengan tatapan mendamba dari lelaki di depannya. Mereka belum pernah ngobrol berdua seintim ini. “Mungkin buat kamu ini mendadak, sesungguhnya aku sudah suka sama kamu sejak aku lihat kamu nolong penumpang ku di atas pesawat!” “Saat makan malam itu aku mau nembak, tapi kok rasanya aneh, karena kita belum kenalan dan aku belum tahu latar belakangmu. Aku benar-benar patah hati saat itu, begitu kamu bilang kamu punya anak.” “Aku sadar diri, aku mundur tak mau merusak rumah tangga orang, karena aku pernah sangat sakit rumah tanggaku di rusak orang lain.” Callief sedih mengingat kegagalan yang dia alami. “Bukan aku bahagia di atas penderitaanmu ketika kamu buka tabir kebusukan mantan suamimu di ulang tahunnya Çakti, tapi aku merasa saat itu Tuhan membukakan pintu untukku.