Kisah Sang Ibu

2066 Words
Setelah, kejadian yang membuat heboh seantero Maitra. Mereka semua, melakukan perembukan dan menghasilkan keputusan Drago dan Lisazhing akan kembali ke dunia manusia dulu. Tampaknya, Lisazhing masih trauma dengan apa yang di alaminya. Seketika, mereka sudah berada di rumah Lisazhing yang mana saat ini kondisinya sangat tidak terawat. Seperti, sudah di tinggalkan berbulan-bulan. “Loh kita kan baru berapa hari saja perginya,” kata Arya. “Itu karena adanya perbedaan dimensi antara dunia manusia dan dunia siluman Pa,” jawab Wulan. Mencoba, memberikan penjelasan kepada sang suami. “Nah! Ini juga yang Lisa rasakan kemarin Pa?” sambung Lisazhing. Arya terdiam lalu menganggukkan kepalanya. Kemudian, mereka masuk ke dalam rumah. Terlihat semuanya sudah tidak terurus sama sekali. Lisazhing menuju kamarnya dan ternyata kamarnya masih rapi dan bersih. Lisazhing tampak heran melihatnya. Bagaimana, mungkin kamarnya bisa rapi seperti selalu dibersihkan. Sementara, kondisi tempat lain yang ada di ruangan ini seperti sudah di tinggalkan selama 3 bulan. “Kamu yang melakukannya?” tanya Lisazhing pada Drago yang berdiri di ambang pintu. Namun, dia menggelengkan kepalanya. Dia menyandarkan tubuhnya pada kusen pintu dengan kedua tangan yang dilipat di d**a. Cukup lama, Drago dalam kondisi seperti itu. Lalu, dia memasuki kamar Lisazhing dan menuju meja rias. Dia mengambil sesuatu dia atas meja. Ternyata, itu kalung Lisazhing yang terjatuh saat dia berlari meninggalkan rumah sakit. “Kalung itu!” kata Lisazhing, “aku tahu siapa yang melakukan ini.” “Manusia yang sangat menginginkanmu!” ujar Drago. Lisazhing tercengang mendengar ucapan Drago. “Ka-amu mengetahuinya?” tanya Lisazhing. “Dia bermalam di kamarmu setiap hari,” kata Drago, “bahkan kadang dia tidak ingin meninggalkan ruangan ini.” “Apa kamu bilang?” tanya Lisazhing kembali. “Dia sangat tergila-gila padamu Lisazhing,” kata Drago. Lisazhing terduduk lemas di atas tempat tidur. Tatapannya kosong, seakan dia tidak sedang berada di sana. Kemudian, Drago mendekat dan duduk di samping Lisazhing yang masih tampak melamun. Terlihat jelas, bahwa Lisazhing bimbang dengan perasaannya sendiri. Mungkin, karena dia juga pernah mencintai Sona. Tapi kini, semuanya seakan mustahil untuk dilanjutkan. Lisazhing sudah, memilih Drago sebagai pendampingnya. Lisazhing berjalan keluar dengan pandangan yang masih kosong. Dia berjalan menuju sebuah ruangan . saat dibuka, Lisazhing terkejut dengan apa yang dilihatnya. “AAAAAGHH!!!!” pekik Lisazhing. Drago, langsung menghampirinya dan ternyata di depan Lisazhing saat ini tergantung jasad Sona. Terbujur kaku, dengan tubuh yang membiru, lidah yang terjulur keluar, mata terbelalak, dan juga telapak kaki yang lurus ke bawah. Semua itu, menandakan bahwa Sona resmi gantung diri. Seketika, Lisazhing jatuh pingsan. Drago menggendongnya kembali ke kamar dan membaringkannya di atas tempat tidur. Dia menggunakan kekuatannya untuk membuat Lisazhing lupa dengan apa yang dilihatnya tadi. Sedangkan, Arya menelepon polisi untuk memberitahukan penemuan mereka. Lisazhing pingsan cukup lama dan akhirnya dia siuman kembali. Wajah Lisazhing terlihat pucat pasi dan tak berdaya. Tubuhnya lemas, dia hanya bisa mengeluarkan suara lirih. “Suji (suamiku),” panggil Lisazhing, “kita ada di mana?” Drago pun mendekat dan mengelus rambut Lisazhing. “Kita berada di rumah sakit,” jawab Drago. “Kenapa aku bisa berada di sini?” tanya Lisazhing lagi. “Tadi kamu pingsan,” jawab Drago. Lisazhing memegangi kepalanya. Tampaknya, dia merasakan pusing pada kepalanya. Drago kembali membelai kepalanya. “Kenapa? Apa kepalamu sakit,” tanya Drago. Lisazhing menggelengkan kepalanya. “Coba sini aku hilangkan pusingnya,” kata Drago. Lalu, dia memegang kepala Lisazhing dan terlihat ada cahaya biru keluar dari tangannya. Tampaknya, sekarang Lisazhing sudah enakkan terlihat dari wajahnya yang sudah kembali normal. Dia tersenyum ke arah Drago. Sedangkan, di rumahnya Arya dan Wulan di interogasi oleh Polisi. Mereka, di cerca dengan banyak pertanyaan. Setelah, kurang lebih 9 jam akhirnya mereka dinyatakan tidak bersalah. Kemudian, mereka pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Lisazhing. “Mama, Papa kalian dari mana?” tanya Lisazhing. “Tadi Papa ada urusan mendadak,” jawab Wulan, “di mana Drago?” “Dia sedang keluar sebentar,” jawab Lisazhing. Rupanya, Drago pergi ke toko bunga. Sontak kehadirannya membuat kehebohan para pegawai toko dengan ketampanannya. Drago berkeliling mencari bunga yang dia inginkan. Namun, tampaknya dia tidak menemukannya. Tiba-tiba, seorang gadis yang mengenakan dress mini pink menghampirinya. Dia terlihat ingin mengambil bunga yang letaknya cukup tinggi. Tapi, dia tidak bisa menggapainya. Dengan demikian, Drago membantunya mengambil bunga tersebut. Gadis itu tampak senang dan tersenyum ke arah Drago. Tampaknya, dia memang sengaja melakukan hal tersebut. Hanya untuk, mendapatkan perhatian dari Drago. Sayangnya, Drago tidak membalas senyumnya sama sekali. “Egghh!” umpat Gadis tersebut. Drago kembali mencari apa yang diinginkannya. Namun, dia tetap tidak bisa menemukannya. Setelah itu dia keluar dari toko tersebut. Lalu, kembali berjalan menuju toko yang lainnya. Di toko sebelumnya, pegawai toko sedang membicarakan Drago. “Gila itu cowok ganteng banget!” kata wanita yang sedang menggunakan celemek merah muda. “Iya ih ingin ‘deh jadi pacarnya,” jawab wanita yang menggunakan celemek biru. “Ganteng tapi sombong!” kata wanita yang menggunakan dress berwarna pink. Dua wanita sebelumnya tertawa terbahak-bahak. Mereka, menertawakan wanita yang memakai drees pink tersebut. Sedangkan, terlihat sebuah toko kado yang dikerumuni oleh para wanita. Penyebabnya, adalah Drago masuk ke toko tersebut dan memilih boneka. Drago tidak menghiraukan orang-orang tersebut di tetap mencari apa yang diinginkannya. “Permisi, apa di sini menyediakan hiasan yang terbuat dari berlian,” kata Drago. Dia bertanya kepada pelayan toko, sontak saja membuat pelayan tersebut tercengang dan melongo. “Maaf apa Kakak ini bercanda ya?” jawab pelayan tersebut, “ini ‘kan toko kado biasa Kak, jadi bagaimana mungkin kami menyediakan berlian.” “Jadi di mana saya bisa mendapatkan berlian?” tanya Drago. Wajahnya, tampak polos dan lugu saat bertanya kepada pelayan tersebut. “Kakak, pergi ke mall di sana banyak toko berlian Kak,” jawab pelayan tersebut. Tampak kebingungan d wajahnya. Mungkin, dia berpikir bahwa Drago sedang mengerjainya. “Terima kasih,” kata Drago. Lalu, dia meninggalkan tempat tersebut tanpa melihat ke kanan kiri. Dia langsung mencari tempat yang di sebutkan oleh wanita tadi. Maitra, berjalan menyusuri jalan dan melihat semua tempat yang di maksud oleh wanita tadi. Tidak lama, dia sudah tiba di depan pusat perbelanjaan yang dimaksud wanita tadi. Tapi, Drago tampak masih kebingungan. Sementara, Drago masih kebingungan di depan Mall. Lisazhing melihat Mamanya tampak murung dan sedih. Begitu juga, dengan Arya yang terlihat seperti sedang memendam sesuatu. “Ma, Pa, kalian kenapa?” tanya Lisazhing, “kenapa kelihatannya sedih dan banyak masalah.” “Ah tidak ada apa-apa sayang,” jawab Wulan, “kami hanya sedikit lelah.” “Maaf ya Ma karena Lisazhing Mama dan Papa harus kelelahan,” kata Lisazhing lirih. “Sayang, ini semua bukan karena Lisa kok,” kata Wulan. Dia memeluk anaknya yang terlihat bersalah mendengar perkataannya. Kemudian, Arya datang menghampiri keduanya. Dia memeluk anak dan istrinya. Tapi, pelukan itu tampak pelukan berkabung. Tiba-tiba saja, Lisazhing merasa ruangan tersebut menjadi sunyi dan hening. Kedua orang tuanya juga menghilang begitu saja. “Lisa,” terdengar suara seorang lelaki. Suara itu, terdengar berat dan serak seakan dia telah menangis selama berhari-hari. Lisazhing mencari di mana sumber suara tersebut. Namun, dia tidak menemukan apa-apa yang ada hanya dirinya sendiri. Secara mengajukan, ada angin bergulung yang berembus begitu kencang. Lalu, muncul cahaya hitam dari gulungan angin tersebut. “Lisa,” sapa Sona, “sekarang kita sudah satu alam Lisa.” Sona tiba-tiba keluar dari cahaya hitam tersebut. Dia terlihat mengambang di atas lantai. Kemudian, dia mendekati Lisazhing yang tertegun melihat semuanya. Sona menghampiri Lisazhing lalu membelai rambutnya yang halus. Lisazhing melakukan tidak merespons apa pun. Dia hanya terdiam dan melihat ke arah Sona. Sosok Sona yang ada di dekatnya saat ini sanggatlah berbeda dengan yang biasa dilihatnya. Tubuhnya, tampak pucat pasi bagaikan tidak ada darah yang mengalir di tubuhnya. Matanya, seakan memandang kosong tidak ada kendali atas dirinya sendiri. Dia juga terlihat sangat berbeda dari biasanya. Tidak ada senyum ceria yang ada hanya tatapan dingin tanpa ekspresi. Lisazhing mencoba memegang tangannya dan terasa sangat dingin. “Kamu Sona?” tanya Lisazhing, “kenapa terlihat berbeda Son.” “Ini karena aku tidak ingin jauh darimu,” kata Sona. “Maksud kamu apa?” tanya Lisazhing kembali. Sona lalu menggenggam tangan Lisazhing dan itu membuatnya terkejut. Namun ternyata, mereka sudah berpindah tempat ke halaman rumah Lisazhing yang tampak ramai dengan orang-orang dan polisi. Kemudian, Lisazhing dia ajak Sona berjalan masuk ke dalam. Ternyata, masih banyak sekali polisi yang melakukan olah TKP. Tampaknya, Lisazhing bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Sona mengajaknya ke kamar Lisazhing yang sudah lama tidak ditempatinya. Dan di sana, masih tergantung seutas tali yang kaitkan pada langit-langit kamar yang pasangkan pengait. Tampaknya, sudah terjadi tidak kejahatan di sana sehingga polisi melakukan olah TKP di sana. “Ini ada apa sih Son?” tanya Lisazhing, “kenapa banyak Polisi dan orang-orang di rumahku.” “Kelak kamu akan tahu Lisa,” kata Sona, “lihat saja dan ikuti aku.” Lisazhing terdiam mendengar perkataan Sona. Tapi, tampaknya Lisazhing masih penasaran dengan tali yang menggantung pada langit-langit kamarnya. Tiba-tiba, Lisazhing tertarik oleh sesuatu dan dia kembali ke ruangannya. Wulan, Arya dan Drago tampak mengelilinginya. Wajah Drago terlihat sangat marah. “Kalian?” kata Lisazhing. Wulan langsung memeluk Lisazhing tanpa bicara sepatah kata pun. Setelah, memeluk Lisazhing dia membelai wajah anaknya dengan penuh kasih. Lalu, Drago menuangkan air ke dalam gelas dan memberikannya kepada Lisazhing. “Kalian kenapa terlihat tegang?” tanya Lisazhing lagi. “Kami hanya khawatir sama kamu sayang,” kata Arya. “Memangnya ada apa sama Lisa Pa?” tanya Lisazhing. Arya hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Lisazhing. Kemudian, Drago mendekati Lisazhing menatap matanya dengan sangat tajam. Lisazhing dengan wajah polos dan lugunya terdiam ditatap oleh Drago. “Ke mana kamu pergi beberapa saat yang lalu,” tanya Drago. Dengan, sorot mata yang tajam dia seakan memberikan ancaman kepada Lisazhing. “Aku cuman ikuti, Sona saja,” kata Lisazhing, “tapi, rumah di penuhi orang-orang dan juga polisi.” “Lalu apa lagi yang dilakukan Arwah murahan itu!” kata Drago. “Enggak ada lagi,” jawab Lisazhing, “tapi kenapa kamu panggil dia arwah memangnya dia sudah mati!” Drago, semakin menatap tajam ke arah Lisazhing sehingga membuatnya terdiam. Kemudian, Drago menggenggam tangan Lisazhing dengan erat. Selanjutnya, mereka kembali tepat pada 1 bulan yang lalu. Di mana, saat itu Sona benar-benar terpuruk karena Lisazhing menghilang tanpa kabar. Begitu juga, dengan kedua orang tua Lisazhing yang menghilang setelah kepergian Lisazhing hari itu. Setiap hari, Sona melakukan aktivitas di rumah Lisazhing tapi dia tidak membersihkan bagian rumah yang lain. Bahkan, semua sampah berserakan di bagian ruang tamu dan juga bagian rumah yang lain. Tapi, tidak dengan kamar Lisazhing yang selalu di rapikannya. Suatu hari, Sona di temui dengan serang lelaki yang mengatakan bahwa Lisazhing berada di dunia siluman. Dan, orang tersebut bersedia membantu Sona jika dia bersedia. Pada awalnya, Sona menolak karena dia tidak percaya pada ucapan orang tersebut. Namun, orang tersebut bisa membuktikan bahwa Lisazhing memang berada di dunia siluman. Dengan cara, membawa Sona ke dunia tersebut dan Sona melihat Lisazhing bersama Maitra yang akan Lisak ke singgah sana. Sona marah melihat hal tersebut. Namun, dia tidak bisa melakukan apa pun karena dia memang tidak akan bisa mengalahkan Drago. Lalu, orang tersebut menawarkan diri kepada Sona untuk membantunya. Tapi dengan Syarat, Sona harus menjadi bagian dari Klan Harimau dan akan di latih agar bisa menjadi siluman sebenarnya. Tujuan, mereka adalah ingin mengumpulkan anggota sebanyak-banyaknya. Pada malam keributan terjadi. Sebenarnya, saat itu Sona ingin menemui Lisazhing tapi dia langsung ditarik dan kembali ke dunia manusia. Sona terlihat kesal dengan orang tersebut yang seenaknya menarik dia kembali. “Aku ingin menemuinya terlebih dulu!” kata Sona. “Belum saatnya! Kalau kamu menemuinya sekarang sama saja kamu menghantarkan nyawamu,” jawab orang tersebut. “Lalu kapan aku bisa menemui Lisazhing,” ujar Sona. “Tunggu saat yang tepat!’ jawab orang itu. Hingga suatu hari, Sona diajak melakukan ritual pengesahan bahwa dia sudah menjadi anggota Klan Harimau. Sona dibawa pada suatu tempat yang tampak seperti gua yang besar. Ternyata, di dalam sana ada sebuah bangunan yang megah. Itulah istana Klan Harimau yang berada di anak Gunung Blue. Sona menjalani beberapa tahap ritual. Pertama, Sona diharuskan berendam pada sebuah kolam kecil yang ada di tengah bangunan tersebut. Kedua, dia harus bertapa selama 2 hari tidak makan dan tidak minum. Ketiga, Sona harus memberikan darahnya pada penguasa Klan untuk di satukan pada darah yang lain. Keempat, dia harus memakan makanan mentah layaknya seekor harimau, dan kelima Sona harus menyerahkan jiwanya kepada penguasa klan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD