Hasil perdebatan tadi menciptakan kecanggungan, amarah, kesal dan berakhir saling diam. Ah, tidak. Bukan saling, melainkan hanya Gendis saja. Bayangkan dia yang membuat perkara, dia pula yang marah. Kembali pada kodratnya, wanita memang selalu benar, jika bersalah pun setidaknya harus menang. Fakta bukan? "Baiklah ... lagi-lagi ini hormon kehamilan. Memang sangat rentan anak perempuan hamil di usia muda. Aku harus sabar demi anakku di perutnya," batin Elwin. Sudah di depan gang rumah tetangga, tepatnya lebih jauh dari rumah tetangga saat ia naik mau pergi tadi. Kini, Gendis juga sudah berganti baju dengan seragamnya. "Turun!" "Masih jauh!" "Aku mau turun Mas, takut nanti ketahuan yang lain!" bantah Gendis. "Gak, kalau capek habis itu mual, muntah-muntah lagi, gimana?" omel Elwi