When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Zeva langsung menahan sakit dan terkejut secara bersamaan saat merasa ada sesuatu yang menancap di lengannya. Zeva melihat tangannya yang mulai meneteskan cairan merah dari luka tembakan langsung gemetaran karena Zeva memang merasa takut sama yang namanya d4rah. Dengan perlahan tubuh Zeva mulai merosot hingga terduduk di lantai tepat di ambang pintu. Arga mendekatinya, dan langsung mencengkram kuat lengan satu Zeva yang tidak terluka. "Berulang kali aku katakan, jangan pernah dekat dengan pria lain, apalagi sama pria seperti Fathir, apa kamu tuli!" Bentak Arga dengan penuh kemurkaannya, bahkan Arga seakan-akan buta sampai tidak melihat lengan Zeva yang terluka akibat tembakannya tadi. Zeva sendiri tetap diam saja, tidak ada respon apapun yang ditunjukkan oleh Zeva, entah itu sakit atau t