"Ibuk kamu hanya terpancing emosi sesaat, Ram. Setelah berpikir nanti, ia pasti sadar bahwa keputusannya salah. Yakin deh." Paklik Hidayat berusaha menenangkan saya. "Iya, Paklik. Tapi saki tetap takut. Gimana seandainya Ibuk benar-benar kerja sama dengan Lazuardi?" "Insyaallah enggak, Ram." Paklik Hidayat nampak yakin. Saya memutuskan untuk tidak berkomentar lagi. Namun benak saya tetap memikirkan hal itu. Saya benar-benar takut Ibuk diam-diam tetap kerja sama dengan Lazuardi. "Gimana perasaan kamu sekarang, Ram? Apa yang kamu rasakan?" Fikri kali ini. "Masih sama seperti sebelumnya, Fik. Bayi setan itu masih bergerak bebas dalam perut ini. Dia sepertinya sangat sehat dan semakin besar." Fikri nampak berpikir keras. "Ram ... saat kamu tidak sadar, kamu hanya tidur, atau kamu bermimp