Sebelum melangkah pergi, Keenan tatap kembali rumah kedua orang tuanya. Ada rasa ngilu di hatinya, kala dia mengingat kembali bagaimana dia di rawat dan di besarkan di rumah itu. Berjuta kenangan muncul di memori otaknya. Tanpa, terasa ada cairan bening yang menggenang di sudut matanya. Langkah kaki Keenan gontai, seiring Sopir taxi yang telah di pesannya membuka pintu mobil untuk mempersilakan dia masuk. Kini hati Keenan mantap, dia tak ingin melihat lagi ke belakang, pandangan matanya lurus kedepan menyiratkan kalau dia benar- benar ingin memulai kisah hidupnya yang baru. " Jalan, Pak. Antar saya sesuai alamat di aplikasi, " titah Keenan. Sopir itu mengangguk, lantas dia pun menjalankan mobilnya perlahan. Di dalam mobil Keenan duduk gelisah. Dia merasa khawatir, kalau sang kekasih