When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Ckk! Siapa, sih? Gangguin orang tengah bersenang-senang, aja! Nggak sopan banget, mana nanggung lagi," gerutu Keenan. Dia sangat kesal pada orang di luar sana, yang terus menggedor-gedor pintu kamarnya. Tak urung Keenan pun akhirnya bangkit juga dari tubuh istrinya. "Sebentar, Sayang. Mas, lihat dulu orang yang telah berani mengusik kesenangan kita. Pake dulu selimutnya, nanti kita lanjutkan lagi," bisiknya tepat di dekat telinga Pelangi. Tak lupa dia pun melumat bibir istrinya itu, sekilas. Dia berlalu untuk membukakan pintu yang tak hentinya terus di gedor. Cklek! Pintu pun di buka, dan nampak lah, kakak iparnya yang tengah tersenyum jahil. "Lama banget Keen, buka pintunya! Sebenarnya kalian lagi pada ngapain?" tanya Rendy tanpa dosa. Keenan yang mendapat pertanyaan macam itu, d