Kedatangan Rendy

1205 Words
Terdengar suara mobil memasuki halaman rumah orang tua Pelangi, tak berselang ada yang mengucap salam. Gegas Bu Ratih beranjak bangun dari duduknya untuk melihat siapa yang datang. Pintu pun terbuka dia begitu terkejut melihat siapa tamu yang sedang berdiri memandang dirinya. Ya dia anak lelaki kesayangannya yang telah lama dia nanti kehadirannya. Dengan air mata mengalir dikedua pipinya yang sudah tidak kencang lagi, Bu Ratih pun lantas merentangkan kedua tangannya untuk merengkuh anak tertuanya itu. Tak lupa dia melakukan hal yang sama pada cucu juga menantunya. Bu Ratih berkata pada mereka. "Kamu Nak udah datang? Bunda kira tadi tamu siapa? makanya Bunda buru-buru bukain pintu takutnya kelamaan nunggu kan jadi kasian tamunya. Ehh ternyata yang datang kalian Bunda jadi senang. Ayo, ayo masuk. Sekar apa kabar Nak gimana kandungan mu sehat? ini lagi cucu nya Enin makin cantik aja sini Enin gendong. " Sekar menjawab sambil mencegah Bu Ratih untuk menggendong Marsha. "Alhamdulilah baik Bun, kandungan Sekar sehat debaynya juga sehat. jangan Bun ! Marhsa jangan di gendong berat dituntun aja lagian bundanya baru sehat." "Iya dituntun aja Bun. " Rendy menimpali, mereka pun masuk kerumah." Ini Ayah sama Langi lagi pada kemana ko pada gak keliatan, apa belum pada pulang? " "Ada ko, tadi habis sholat mereka pada dikamar sebentar Bunda panggilkan dulu. Kalian tunggu ya mungkin Langi gak dengar, kan kalau dikamar dia suka dengerin musik pake headset." "Baik Bun," keduanya menjawab serempak. *** Lima menit kemudian Pelangi keluar kamar dia pun lantas menghampiri kakak dan iparnya itu. Langsung saja dia berhambur kedalam pelukan kakak kesayangannya itu. Meski Pelangi udah terbilang dewasa tapi kalau sama kakak nya dia selalu manja. Dia terus memeluk kakak nya erat, Rendy tersenyum melihat tingkah adik nya itu, dia biarkan adik kesayangannya meluapkan dulu rasa kangennya. Hingga akhirnya dia menguar pelukan mereka. "Udah dong Dek peluk Aa nya, itu ada Mbak Sekar juga Marsha. Apa kamu enggak kangen sama mereka? " "Kangen juga dong A, maaf Mbak Langi belum nyapa Mbaknya dan juga Marhsa.Ponakan Ateu yang cantik ini apa kabar? " Marhsa merajuk dia mengerucutkan bibirnya. "Ahh Ateu kalau udah ketemu Oapa pasti deh lupa sama Marsha. sini Ateu, Marhsa juga mau dipeluk sama digendong Ateu," meski Marhsa baru berumur 5 tahun tapi dia udah pandai berbicara. "Iya Sayang maaf sini ateu gendong. " Pelangi menggendong Marsha dan juga menciumi pipi ponakannya itu dengan gemas.Marhsa cekikikan mendapat serangan terus menerus dari Pelangi. Sedang Sekar hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah keduanya. Sambil menggendong Marsha, Pelangi bersalaman dan memeluk Sekar. "Mbak apa kabarnya ini debay enggak nakal kan didalam sana?" sembari mengelus perut buncitnya. "Alhamdulilah baik Dek,debay sehat dia juga anteng -anteng aja didalam cuma sesekali nendang -nendang." "Iya Mbak alhamdulilah," mereka terlarut dalam obrolan hingga sesekali saling melempar candaan.Pak Yusuf menyela obrolan receh mereka dengan berkata bahwa Pelangi akan tinggal di kediaman Rendy, karena dia mendapat pekerjaannya ditempat dia tinggal. "Rendy, Sekar, maaf nih Ayah mau ngasih tau juga minta izin kalau Pelangi mau tinggal di rumah kalian selama dia kerja disana. Apa kalian tidak keberatan? " "Emang Langi mau kerja di Surabaya juga, dimana Yah? " "Iya Ren dia dapat panggilan kerja di perusahaan yang ada di Surabaya, gimana boleh gak dia tinggal di rumah kamu? " "Boleh dong Yah, malahan Rendy senang biar Sekar ada temannya. Rendy pun tenang kalau ninggalin dia kerja. Emangnya kapan Dek mulai masuknya? " "Dua hari lagi A, boleh gak Langi ikut sama Aa besok? " "Boleh banget dong Dek, ya udah yu kita istirahat dulu aja biar besok kita udah segeran, " mereka pun beranjak masuk ke kamar masing-masing. *** Pagi menjelang kediaman kedua orang tua Pelangi udah rame dengan suara tawa ponakan dan tanteu nya yang asik main kejar-kejaran di halaman rumah.Ayah, Bunda, juga kakak dan ipar Pelangi sedang asik mengobrol diteras rumah tampak begitu hangat keluarga mereka. Rendy membuka bercakapan. Dia menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Pelangi yang kaya anak kecil. "Lihat tuh Yah, Bun, si Adek udah gede masih aja kaya anak kecil lari-larian ngejar-ngejar kupu-kupu. Terus apa dia gak malu apa kalau-kalau pacarnya datang kesini terus lihatin tingkah nya dia? " "Ade kamu tuh belum punya pacar Ren, Bunda sampai bingung kalau gadis seusia dia tuh biasanya suka bawa pacar atau udah pada nikah gituh. Ini mah boro-boro dia mah cuek aja," keluh Bu Ratih. "Hah, yang bener Bun si Adek belum punya pacar udah segede itu? " ujar Sekar melotot tak percaya. "Betul Nak, Adek kamu tuh belum pernah bawa laki-laki kerumah apalagi bawa pacar." "padahal dia cantik loh Bun, masa iya gak ada yang mau sih? terus dia mainnya sama siapa dong." "Kalau kemana-mana dia selalu sama Nak Keenan. Jadi teman dia itu ya cuma Nak Keenan sama ada temen sekolah nya dulu Rita namanya." "Ohh, atau jangan-jangan dia sukanya sama Keenan ya Bun? " Dengan menghembuskan napas berat Bu Ratih berkata lirih. "Itu dia Ren menurut dugaan kami dia mau menerima pekerjaan di Surabaya, Bunda berpikirnya dia mau menghindar dari Nak Keenan sebab dia itu sebentar lagi mau menikah dengan gadis yang dijodohkannya itu. Semenjak Langi mengetahui mereka mau menikah dia jadi murung terus, Bunda pernah melihat dia menangis tersedu-sedu dikamarnya tapi Bunda biarkan dia menumpahkan segala kesedihannya." "Bisa jadi Langi mencintai Keenan tapi dia pendam aja rasa itu sendiri, semoga dengan dia bekerja di Surabaya dia pelan -pelan bisa melupakan Keenan kasian dia sekalinya merasakan jatuh cinta tak terbalaskan." "Iya mudah-mudahan, Bunda titip aja ya Ren adik kamu itu." "Insya alloh Bun, Rendy akan menjaga Adek dengan baik," merekapun terdiam larut dalam pikiran masing-masing. *** Sore menjelang Pelangi dan keluarga kakaknya siap-siap mau berangkat ke Surabaya dengan menaiki mobil Rendy. Sedangkan Ayah dan Bunda mereka tidak ikut. Di mobil suasana rame sebab Marsha terus saja berceloteh, dia bahagia banget kala tau Tantenya ikut serta bersama dia.Dia begitu manja ke Pelangi karena Tante nya itu selalu menuruti kemauannya.Begitu pun saat itu, di dalam mobil Marhsa tengah asik bernyanyi sembari joget-joget, hingga akhirnya setengah jam berlalu suara riang itu sunyi. Rendy menoleh sembari bertanya pada Pelangi. "Dek kenapa suara Marhsa gak kedengeran lagi apa dia tidur? " "Iya A, Marhsa nya tidur kecapean kali dia abisnya dari tadi gak bisa diem," jawab Pelangi. "Oh ya udah kalau Adek juga mau tidur, tidur aja lagian masih setengah perjalanan kita." "Enggak ah A, Adek masih belum ngantuk biar Ade nemenin Aa aja. Lagian itu Mbak Sekar juga tidur kasian Aa sendirian gak ada teman ngobrolnya." "Ya udah kalau gitu mah, ngomong- ngomong boleh gak Aa tau Adeknya Aa ini udah punya pacar belum?" Ditanya begitu Pelangi terdiam dia bingung harus jawab apa sebab dia enggak pernah punya pacar. Bahkan dia heran kenapa udah sedewasa itu dia belum mempunyai satu orang pun pacar padahal banyak yang menyatakan cinta tapi dia selalu tolak. "Dari dulu sampe sekarang Adek belum punya pacar A, Ade mah masih jomblo lagian belum ada yang klik dihati." "Beneran Dek kamu belum pernah pacaran udah segede gini juga? " "Iya A masa Adek bohong sih." "Tapi kalau yang ditaksir mah ada kali ya? " Rendy tersenyum sembari menaik turunkan alis nya. Pelangi hanya tersenyum kecut mendengar pertanyaan kakak nya. "Gak ada A," jawab singkat dia. "Ya udah kalau gak ada mah jangan bete gituh dong mukanya, " mereka pun saling terdiam taka ada obrolan lagi. *******
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD