When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya perempuan yang nyuruh Pelangi menunggu keluar dari ruangan bos besar tersebut. Dan, ternyata sang perempuan itu merupakan sekertaris sang bos. Pantas dari penampilan dan cara bicara dia berbeda. Dia terlihat rada-rada angkuh tidak ramah seperti pegawai lain. Dengan sedikit ketus dia mempersilakan Pelangi untuk segera masuk keruangannya si bos. Setelah dipersilakan Pelangi melenggang masuk kedalam, tak lupa dia ketuk pintu dulu. Tak lama terdengar sahutan dari dalam mempersilakan untuk segera masuk. Di dalam ruangan yang terlihat mewah, nampak sosok laki-laki tengah duduk di kursi kebesarannya membelakangi pintu masuk. Dengan agak kikuk, Pelangi mencoba menyapa terlebih dulu laki-laki tersebut. "Selamat siang Pak, maaf saya ganggu waktunya. Saya d