Melihat sang istri yang emosi kembali, Pak Renal cepat memeluk dan mengusap-usap punggung Bu Rani. Beliau tidak ingin, istrinya itu sakit kembali karena emosi.
" Sabar, Mah. Mungkin Keenan masih ragu untuk menyebutkan nama gadis itu, kita tunggu saja sampai dia siap. "
Bu Rani menatap Keenan, dia tak habis pikir dengan anaknya itu. Beliau berpikiran kalau Keenan telah berubah, semenjak mengenal gadis misterius itu. Suasana menjadi hening, tak ada obrolan diantara mereka. Keenan masih bungkam perihal gadis yang di cintainya.
Di tengah keheningan, terdengar notifikasi ponsel Bu Rani berbunyi. Bu Rani tak memperdulikannya, namun ponsel terus bunyi seperti ada yang mengirim sesuatu. Pak Renal melirik ke arah Bu Rani, beliau memberi isyarat agar Bu Rani membukanya.
Bu Rani memahami isya
